Daftar Blog Saya

Rabu, 19 April 2017

Lanjutan Bagian Dua ( mencari soulmate )



"Yang model itu"
Benak Elsa melayang, kesosok wanita cantik, tinggi dan sempurna yang pernah dilihatnya bersama Louis beberapa waktu lalu,
"Tipe seperti itu lagi?"
Louis menggulung majalah yang dibacanya dan memukulkannya ke kepala Elsa, "Tipe seperti apa maksudmu?"Elsa tertawa,
"Tipe boneka barbie"
Kali ini gantian Louis yang tergelak,
"Kejam"
"Dan kau", Elsa menunjuk ke hidung Louis, "Hipokrit !"
"Kau perfeksionis
"Kau hedonis !!"
"Kau..Kau..." Louis tidak bisa melanjutkan kata-katanya karena tertawa keras. Menertawakan
tingkah spontan kekanak-kanakan mereka.
"Apa yang lucu?", Elsa mengerutkan keningnya, meski dengan senyum tertahan.
Louis mengacak rambut Elsa dengan sayang,
"Kau yang lucu", gumamnya penuh sayang, matanya berubah serius, "Bayu ke rumah kemarin, katanya kau menolaknya lagi untuk kesekian kalinya"
Elsa memutar bola matanya, topik yang ingin dihindarinya ! Dan Louis langsung menyodorkannya ke depan hidungnya !
"Aku masih tidak yakin Lou, entah kenapa....."
"Aku akan memaksanya berhenti merokok", gumam Louis penuh tekad
Mau tak mau Elsa tersenyum,
"Bukan karena itu Lou", mata Elsa menerawang, "Kau ingat saat aku bilang bahwa aku pasti akan tahu ketika aku dipertemukan dengan soulmateku?"
Louis mengangguk,
"Yah...kupikir..", Elsa mengangkat bahu, "kupikir ketika aku bertemu dengan belahan jiwaku,
dunia akan terasa meledak di bawah kakiku, hatiku akan berseru-seru, 'itu dia! Itu dia!,
setidaknya aku akan merasakan getaran yang berbeda" "Dengan Bayu tidak terasa begitu?", Louis menebak,
Elsa tidak menjawab, tapi Elsa memang tidak perlu menjawab, Louis sudah tahu.
Dengan muram, tiba-tiba merasa amat lelah, Louis menyandarkan kepalanya ke belakang dan
memejamkan mata,
"Louis ?", Elsa memanggil ketika mendapati Louis tidak bersuara.
Louis tertidur, pulas.
Elsa mengernyit, sepertinya itu sudah menjadi kebiasaan Louis ahkir-akhirr ini, dia sering tertidur dimana-mana, di kursi teras belakang, disofa ruang tamu Elsa, di bioskop saat mereka nonton bersama,bahkan saat mereka pergi bertiga bersama Bayu, Louis tidak pernah menyetir lagi, lelaki itu lebih memilih duduk di jok belakang dan tidur selagi ada kesempatan. Apakah pekerjaannya begitu berat ahkir-ahkir ini sehingga dia selalu kelelahan?
Elsa mengamati Louis yang tertidur dengan wajah damai,
Betapa tampannya lelaki ini, Elsa mengernyit karena baru menyadarinya. Selama ini yang ada di
ingatannya hanyalah keceriaan Louis, dia selalu mengingat profilnya yang ceria dan menyenangkan, dia tahu Louis tampan, tapi tidak pernah memperhatikannya secara eksplisit. Tapi hati memang tidak pernah memperhatikan penampilan fisik bukan?
Elsa mengernyit menahan perih yang menyeruak di dadanya,
Belum cukupkah keputusasaanku mencarimu membuat hilangmu berhenti, lalu kau datang
dan tak lagi pergi...?
Membuatku tak terbunuh lelah mencari pasangan jiwaku.
Lou ,cepatlah berkata...jangan terlalu lama…..
************
"Lalu apa yang harus aku lakukan ??!", Bayu setengah berteriak, marah, "Kalau dia memang tidak
merasakan getaran itu padaku, aku harus berbuat apa??, hatiku sudah cukup sakit menyadari perasaannya tak sebesar perasaanku padanya, dan sekarang kau masih menyalahkanku???", nada frustasi terdengar jelas di suaranya.Louis mengetatkan gerahamnya,


"Kau tak perlu emosi seperti itu"
"Tak perlu emosi ???!!, kau pikir aku mau berada di situasi seperti ini? Kau yang membuatku berada di posisi menyakitkan ini, dan sekarang berani-beraninya kau menyalahkan aku karena Elsa tidak merasakan getaran yang berbeda ketika bersamaku !!!"
"Aku tidak menyalahkanmu, aku hanya bilang kau kurang berusaha" Jawaban itu semakin menyulut emosi Bayu,
"Kurang berusaha katamu? Kurang berusaha apa aku??!! Kau yang datang padaku setahun yang lalu, memintaku,Memaksaku untuk jatuh cinta pada Elsa, membentukku menjadi sosok yang sempurna untuknya, dan aku mau melakukannya, aku bahkan benar-benar jatuh cinta pada Elsa, dan sekarang, ketika aku menghadapi kepahitan karena Elsa tidak mencintaiku, kau menyalahkan aku karena kurang berusaha ??"
"Bayu", Louis bergumam tenang, mencoba meredakan emosi Bayu, "maafkan keegoisanku" Dan berhasil, emosi Bayu mereda, lelaki itu mengacak rambutnya frustasi,
"Maafkan aku", gumam Bayu lemah, "Pikiranku kalut,
"Aku mengerti, ini semua kesalahanku, ini semua karena keinginan egoisku agar Elsa berhenti
mencari, agar Elsa menemukan soulmate yang selama ini ditunggunya, aku ingin Elsa
menemukannya, dan aku memperalatmu" Bayu menghela napas,
"Aku senang bisa diperalat, setidaknya aku mencintai gadis yang benar-benar berharga"
Hening. Hanya helaan napas masing masing yang terdengar, mencoba meredakan sesak di dada.
"Lou, kalau kau begitu mengerti tentang Elsa, kalau kau menyadari kau sendiri bisa menjadi sosok sempurna yang diinginkan Elsa, kenapa kau tidak pernah mencoba ?, setidaknya....."
"Kau tahu aku tak bisa", Louis menyela, kepedihan yang kental memenuhi suaranya, kesedihan
yang berat menggantung di udara.
"Dan kalian pikir aku menemukan soulmateku sendiri ???"
Suara bergetar Elsa di belakang mereka berdua membuat keduanya terperanjat, serentak menoleh ke belakang.
Elsa berdiri di sana, di pintu rumah Louis yang terbuka, tubuhnya bergetar oleh emosi, matanya
berkaca-kaca.
"Elsa...?", Lou terdengar panik, berusaha menjelaskan. Tapi tatapan tajam Elsa yang penuh
kebencian membuat kata-katanya terhenti.
“Tidak kusangka aku hanya menjadi ajang permainan di antara kalian berdua”, Elsa tidak dapat
menyembunyikan kejijikan di dalam nada suaranya, “Tidak kusangka…”, kini air mata mulai mewarnai suara Elsa, "Pantas Bayu seperti jelmaan sosok soulmate yang kuimpikan.... pantas.....". suara Elsa tertelan oleh isakan.
Aku tidak akan pernah mau bertemu kalian berdua lagi !”, serunya lagi sebelum air mata
menetes di pipinya.
Dia tidak akan menangis di depan kedua laki-laki ini !!
“Els, Kau Harus dengar dulu……Els !!!!!! “, Bayu berteriak langsung melompat mengejar Elsa yang
membalikkan badannya dan berlari menjauh,
Louis terdiam di tempatnya, tidak berusaha mengejar, pedih.
Bahwa sesuatu yang biasanya ada bisa menjadi berarti karena ketiadaannya.
Seperti kenanganku tentangmu yang kusyukuri ditengah-tengah mereka yang tak sempat
mengenangmu waktu malam kelam membungkusku dalam pilu.
*************
Dan kehadiranmu yang kuimpikan karena ketidakhadiranmu sampai matahari hampir terbit
Belum cukupkah sepi dimataku membuatmu jatuh kasihan lalu muncul untuk memelukku, wahai kau yang seharusnya membuat jiwaku terlengkapi?
Belum cukupkah keputusasaanku mencarimu membuat hilangmu berhenti, lalu kau datang dan tak lagi pergi...?
Membuatku tak terbunuh lelah mencari pasangan jiwaku.
...................................
Dalam malam yang kelabu, Elsa dan Louis sama-sama menunggu di sudut yang saling
membelakangi. Mereka terpisah, meski tak sadar, dihujam perasaan yang menggilakan.


"Els...berhentilah mencari-mulailah menunggu, biar aku yang akan menemukan kamu.", demikian sebuah pesan sederhana, tersampaikan lewat jalinan sendu.
Lou ,cepatlah berkata...jangan terlalu lama…..
**********
Els !! Kau harus mendengar penjelasan kami !! , Penjelasan dari Lou !!”, Bayu mencekal tangan
Elsa, menghentikan langkahnya.
Elsa mencoba meronta, tetapi cengkeraman tangan Bayu di lengannya terlalu kuat, terlalu kencang hingga ahkirnya dia menyerah dan menatap tajam ke arah Bayu, penuh air mata, “Penjelasan apa lagi yang harus aku dengar ?!”, Teriaknya marah, Aku sudah mendengar semuanya dari awal sampai ahkir, Bahwa kalian berkonspirasi agar aku berhenti mencari soulmateku, bahwa kalian bersandiwara dengan lelucon Soulmate palsu ini ??!!”
“Tidak palsu, kau tahu aku sungguh-sungguh mencintaimu…”
“Dan yang paling menyakitkan, Lou yang melakukannya padaku ! Lou yang kupercayai ! Satu-
satunya orang yang kubagikan cerita mengenai impianku tentang sosok soulmate yang kuimpikan…..kalian pasti menertawakan impianku itu bersama di belakangku bukan ??!!!”, Elsa melanjutkan kemarahannya, seolah-olah tidak mendengar kalimat Bayu sebelumnya.
Bayu terpekur,
“Kau tahu Louis tidak begitu, kau yang paling tahu”, gumamnya pilu,menyadari kenyataan bahwa
Elsa sama sekali tidak membutuhkan penjelasan tentang cinta Bayu padanya, yang menyakiti Elsa adalah sesuatu yang dikiranya sebagai pengkhianatan Lou.
Bayu mengeluh dalam hati, kenapa dulu dia dengan bodohnya menerjunkan diri ke tengah- tengah kerumitan hubungan dua insan ini ?
“Lepaskan tanganku, aku sudah tidak ingin mendengar apa-apa lagi ! kalian berdua sama-sama
kejam ! aku tidak mau bertemu dengan kalian lagi “, dengan marah Elsa berusaha melepaskan diri dari cengkeraman tangan Bayu.
“Els, Lou sakit !!! “,
Bayu mendesah, dia sudah melanggar sumpahnya pada Louis, sumpah untuk tidak pernah
melontarkan kebenaran itu ke depan Elsa
Rontaan Elsa terhenti, terpana.
Sakit ? “, ketika kesadaran itu merasuk ke dalam pikirannya, dadanya langsung terasa nyeri,
“ Sakit apa ?
Bayu terdiam,
Keheningan yang menyiksa membuat ketakutan mendera seluruh jiwa Elsa, dicengkeramnya tangan Bayu yang masih mencengkeram lengannya.
Sakit apa Bayu ???? !!!!”
Dengan sendu Bayu menggenggam kedua tangan Elsa,
“Dia terkena kanker pankreas….
Apa… ?”,
Bayu terdiam, luluh lantak. Tapi Elsa memang tidak membutuhkan jawaban, dia tahu, dia tahu,
Seharusnya dia menyadarinya sejak awal, perubahan perubahan kecil pada diri Louis yang tak
pernah diperhatikannya, Lelaki itu ahkir-ahkir ini jarang makan di depannya, dia selalu membatalkan acara makan malam bersama yang biasanya menjadi acara tetap mereka dengan berbagai alasan, dan kebiasaan baru Louis, selalu terlihat kelelahan dan gampang tertidur. Bagaimana mungkin dia begitu tidak peka ? bagaimana mungkin dia tidak menyadarinya ? dia selalu melihat senyum ceria Louis yang tidak ada habisnya, dan dia menganggap semuanya baik- baik saja, sahabat macam apa dia ???
Bagaimana mungkin aku tidak tahu ? “, Elsa berseru pedih
Bayu menggenggam tangan Elsa sedih,
“Jangan menyalahkan dirimu, Louis bertekad merahasiakannya sampai ahkir, dia selalu berusaha
ceria di depanmu, berjuang keras agar jangan sampai kau menyadarinyadia bahkan meminta resep obat penahan rasa sakit dosis tinggi agar bisa tetap tersenyum di dekatmu
Air mata mengalir deras di pipi Elsa,
“Kapan dia mengetahuinya ? “ “Hampir satu tahun lalu
Apakah........ Parah… ?”, Secercah harapan muncul di hati Elsa, kemajuan jaman sudah bisa


membuat orang mengatasi penyakit kanker bukan ? banyak penderita kanker yang bisa bertahan bahkan sembuh sepenuhnya. Kalau kanker yang di derita Louis masih stadium awal, bukankah masih ada kemungkinan Louis sembuh ?
Bayu mendesah pelan,
“ Kanker pankreas bisa sangat ganas Els. Banyak penderitanya meninggal dalam kurun waktu setahun setelah didiagnosis. Hanya sedikit, kurang dari 4 persen yang mampu bertahan hidup sampai lima tahun setelah didiagnosis ”
"Tidak.....tidak....", Elsa berusaha menyangkal kenyataan itu
"Kami sudah berusaha sebisanya Elsa, semua obat dan metode pengobatan terbaru sudah kami coba padanya, tapi kankernya sudah stadium ahkir. Kanker pankreas terkenal tidak pernah memberikan gejala awal, sudah terlambat ketika kami mengetahuinya"
"Apakah maksudmu.... Maksudmu....", Elsa tidak berani melanjutkan kata-katanya, meskipun pikirannya meneriakkan ketakutannya.
"Lou sekarat Els", Bayu menyelesaikan kalimat Elsa dengan pedih, lalu spontan dipeluknya Elsa erat-erat,
Elsa yang dihantam oleh kenyataan yang sangat menyakitkan itu hanya terdiam lunglai di pelukan
Bayu. Bahkan air matanya tidak dapat mengalir keluar, dia terlalu luluh lantak untuk menangis. Pada saat yang sama Louis melangkah ke arah taman, dan melihat kedua orang itu berpelukan. Louis tertegun.
Rasa nyeri yang amat sangat menusuk hatinya.
Tapi dia harus bisa menahankannya.
Bukankah ini yang dia mau ?
**********
Bayu mengajak Elsa kembali ke rumah Louis, tapi begitu berada di sana, rumah Louis sepi dan pintu kamarnya tertutup.
"Lou ?", Bayu mengetuk kamar Louis pelan. Tidak ada jawaban.
"Mungkin dia kelelahan, ahkir-ahkir ini kondisinya menurun, jadi gampang kelelahan. Kita biarkan
saja dia beristirahat ya?"
"Aku ingin menemuinya", Elsa bersikeras.
"Els, mungkin dia sudah tidur di dalam sana, besok kau bisa menemuinya"
"Lou ? Kau masih bangun ? Lou ? Aku ingin bicara", dengan keras kepala Elsa mengetuk pintu
kamar Louis,
Tapi tetap saja hening dan tidak ada jawaban.
Elsa mendesah,
"Ayo, kita biarkan dia beristirahat", dengan lembut Bayu menghela Elsa ke ruang tamu, "Aku akan menceritakan padamu semuanya, dari awal sampai ahkir"
*************
"Kenapa kau baru memeriksakan dirimu sekarang ??", Bayu mencengkeram pena di tangannya
dengan frustasi, di depannya terdapat hasil tes Louis , positif Kanker Pankreas stadium empat.
"Aku selalu merasakan sakit bagai ditusuk di ulu hati, tapi aku tidak pernah menganggapnya serius, tapi ahkir-ahkir ini makin lama makin sering, aku tidak pernah menduga.....", suara Louis tertelan di tenggorokan
Bayu menatap Louis yang tampak pucat pasi, sudah sewajarnya. Siapa yang tidak akan shock
mendapati dirinya mengidap kanker stadium empat dengan harapan hidup yang sangat tipis ? "Apakah.... Apakah aku sekarat?"
Bayu tersentak mendengar pertanyaan itu, cepat-cepat menyanggah,
"Bicara apa kau?? Tentu saja kami akan mengusahakan yang terbaik untukmu!! Jangan berpikiran seperti itu dulu ...."
"Bayu, aku tidak bodoh, jawab aku, berapa persen kemungkinan penderita dengan keparahan seperti aku ini hidup?"
Empat persen. Angka itu langsung muncul di benak Bayu. Harapan hidup untuk penderita kanker
pankreas stadium ahkir cuma empat persen. Tapi kata kata itu tercekat di tenggorokannya. Bagaimana mungkin dia mengatakan kepada Louis bahwa harapan hidupnya hanya empat persen ??

Lanjut Bagian Tiga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar