Mengenang S.P.L. Sorensen di Logo Google
-
[image:
http://www.thehindu.com/sci-tech/science/k938lm/article24020451.ece/alternates/FREE_660/doodle]
Hari ini, Selasa 29 Mei 2018, Google Doodle menamp...
Jangan suka menunda-nunda waktu sholat, apa akibatnya? Allah SWT akan
memberikan 15 siksaan bagi orang yang suka menunda waktu sholat. Sholat
adalah tiang agama dan menjadi salah satu perintah wajib dalam Islam.
Seorang muslim wajib meyakininya sebab jika tidak maka gugurlah
keislamannya. Sholat dapat menjadi sarana bagi seorang hamba untuk
berkomunikasi dengan sang Pencipta. Ibadah sholat menempati posisi
pertama sebagai amalan paling utama yang harus dikerjakan setiap muslim.
Bahkan, amalan-amalan lainnya tidak akan ada artinya disisi Allah SWT
jika perintah sholat ini dilalaikan. Dengan kata lain, sholat menjadi
kunci utama bagi seluruh amalan yang telah dikerjakan.
Mengenai kedudukan penting perintah sholat, Al-Qur’an menjelaskan bahwa
siksaan di hari kiamat nanti bukan hanya diterima oleh orang tidak
mengerjakan sholat, tetapi termasuk juga didalamnya orang-orang yang
suka menunda waktu sholatnya. Sengaja mengulur-ngulur untuk sholat
diakhir waktu.
Peringatan ini tercantum dalam surah Al-Maa’uun ayat 4-5, Allah SWT
berfirman; "Maka celakalah bagi orang-orang yang sholat, (yaitu)
orang-orang yang lalai dari sholatnya."
Sahabat Ibnus Abbas ra menjelaskan, bahwa ayat ini ditujukan kepada
orang Islam yang berprilaku munafik. Seperti apakah orang-orang munafik
itu? Yakni, mereka yang sholat tapi lalai dari sholatnya (menunda
waktu), suka memamerkan sholat di hadapan orang mukmin lainnya (ria).
Ketika orang-orang mukmin tersebut telah pergi, maka ia pun meninggalkan
sholatnya. Bagi mereka juga yang sangat kikir kepada saudaranya sesama
muslim.
Pengalaman yang lain diriwayatkan oleh sahabat Rasulullah, Umar bin
Khattab ra bahwa pernah datang seseorang kepada Rasulullah SAW, dan
bertanya; "Wahai Rasul Allah, apakah amalan yang paling dicintai oleh
Allah SWT?" Rasulullah SAW menjawab, "Yaitu orang yang sholat pada
waktunya dan barang siapa meninggalkannya, maka ia tidak memiliki agama
lagi. Sholat itu tiangnya agama,"
Suatu ketika Fatimah Azzahra, putri tercinta Rasulullah SAW bertanya
kepada beliau mengenai orang-orang yang suka berbuat lalai terhadap
sholatnya. “Duhai ayahku, apakah yang akan terjadi kepada seorang lelaki
atau wanita yang suka melalaikan sholat?” Rasulullah SAW menjawab,
“Wahai putriku, sesungguhnya siapa saja yang suka melalaikan sholatnya
baik lelaki maupun wanita, maka Allah SWT akan memberinya 15 bencana.
Enam bencana akan ia dapatkan di dunia, tiga saat hari kematiaanya, tiga
bencana di dalam kuburnya, dan tiga lainnya di hari kiamat nanti saat
ia keluar dari kuburnya.
15 bencana yang dimaksud oleh Rasulullah SAW tersebut, antara lain sebagai berikut:
Enam siksaan yang akan diterima di dunia:
Allah SWT akan menghapus cahaya orang shaleh dari wajahnya
Allah SWT akan mencabut keberkahan dari umurnya
Allah SWT akan menghilangkan keberkahan rezekinya
Doanya tidak akan pernah dikabulkan
Dia tidak akan mendapat bagian dari doa orang-orang shaleh
Seluruh amal baiknya tidak mendapat imbalan dari Allah SWT
Tiga siksaan yang akan diterima di hari kematiannya:
Mati dalam keadaan sangat terhina
Mati dalam keadaan kelaparan
Mati dalam kehausan, bahkan meskipun ia diberi minum dari air yang ada di dunia tidak akan mampu mengobati rasa hausnya.
Tiga siksaan yang diterima di dalam kubur:
Allah SWT akan mempersempit kuburnya
Allah SWT akan memenuhi kuburnya dengan kegelapan
Allah SWT akan mengirimkan malaikat yang akan membuatnya sangat ketakutan di dalam kubur.
Tiga siksaan yang diterima saat hari kiamat ketika dibangkitkan dari kubur:
Mendapat hisab dengan hisab yang sangat sulit
Allah SWT akan memberikan perintah kepada malaikat untuk menyeret wajahnya sementara seluruh makhluk akan memandang kepadanya
Allah SWT tidak sudi melihatnya dan tidak akan mensucikannya.
Rasullah SAW bersabda bahwa, "Amalan yang pertama kali dihisab dari
seorang hamba Allah pada hari kiamat nanti adalah sholatnya. Jika
sholatnya baik maka beruntunglah ia. Sebaliknya, jika sholatnya rusak,
maka sungguh kerugian besar menimpa dirinya." (HR Tirmidzi dan Abu Hurairah).
Ya Allah, Ya Rabb, berikanlah aku kekuatan untuk senantiasa mencari
pasangan terbaik di dunia dan akhirat. Berikanlah aku kemudahan dalam
ikhtiar agar ibadah pernikahan dan membina rumah tangga dapat terjalin
sesuai Ridho-Mu.
Ya Allah, berikanlah petunjuk agar senantiasa mengenal dan mencari
jodoh yang terbaik menurut-Mu bukan hanya karena hawa nafsu dan juga
kepentingan dunia semata.
Ya Allah berikanlah aku kesabaran dan keistiqomahan dalam mencari
pasangan hidup yang dapat mendekatkan diriku selalu pada jalan-Mu bukan
hanya untuk jalan dunia semata.
Ya Allah dekatkan aku dengan orang-orang shaleh, lingkungan yang
shaleh, dan keluarga yang shaleh agar aku bisa menemukan pasangan hidup
yang sesuai dengan RidhoMu dan dekatkan aku dengan mereka agar selalu
istiqomah dalam memperbaiki diri..
Ya Allah berikanlah aku pasangan yang terbaik di dunia dan akhirat,
dan jangan biarkan aku terperosok pada pilihan yang salah karena aku
tidak mendapatkan petunjuk darimu.
Ya Allah, dekatkanlah orang yang menjadi jodohku, agar kami saling
mengenali dan memahami, untuk bisa menuju rihdho-Mu dalam tujuan Rumah
Tangga yang Sakinah Ma Waddah Wa Rahmah
Ya Allah jangan jadikan aku sebagai orang yang kufur akan nikmatmu,
jadikan aku sebagai orang yang mampu mensyukuri nikmatmu yaitu nikmat
orang-orang shaleh, dan jadikanlah orang shaleh-shalehah sebagai jodohku
kelak
Ya Allah, jika memang bukan jodohku, jangan jadikan orang yang aku
pilih dan cintai sebagai penghalang aku untuk senantiasa beribadah di
jalanmu. Tunjukkanlah jodohku di jalanmu agar aku selalu dapat menjadi
orang yang bersyukur
Ya Allah, berikan aku pasangan yang dapat membuat aku semangat untuk
beribadah di jalanmu dan senantiasa istiqomah dalam aturanmu. Jangan
biarkan rasa cinta dan kasih sayang kepada manusia menghalangi aku untuk
selalu taat pada syariah-Mu
Ya Allah berikan aku kesabaran untuk selalu menjemput jodoh terbaik.
Berikan aku keistiqomahan diri untuk selalu memperbaiki diri agar aku
pantas mendapatkan jodoh yang terbaik
Ya Allah, jika memang belum jodohku, maka jangan jadikan aku buta
terhadap cinta yang sebenarnya yaitu cinta pada-Mu. Jangan biarkan hati
ini tertutup hanya karena cinta kepada manusia. Aku serahkan jodoh ku
pada apa yang menjadi kehendak-Mu
Ya Allah, berikan aku kemudahan menjalankan usaha untuk menjemput
jodohku yang sesuai dengan jalan-Mu. Jangan biarkan aku lalai dari
jalan-Mu karena cinta terhadap manusia.
Jodoh, itulah yang diidamkan oleh seseorang terutama
yang tengah menjomblo. Kapan jodoh akan datang? Kok jodohku seolah terhalang?
Pertanyaan-pertanyaan seperti itu terkadang mengusik pikiran kita. Mungkin
jodohmu terhalang karena gangguan jin, tuh! Begitu pendapat orang lainnya.
Semuanya membuat kita jadi bingung dan bimbang. Lalu, apa yang harus kita
lakukan?
Jodoh dan Rizki Mutlak Kuasa Allah
Q.S
An-Naba : 8 yang artinya: “Dan kami menciptakan kamu
berpasang-pasangan.”
Q.S
Al-Fajr : 16 yang artinya: “Namun apabila Tuhan mengujinya lalu
membatasi rizkinya, maka dia berkata, “Tuhanku telah menghinaku.”
Q.S
Al-Mulk : 21 yang artinya: “Atau siapakah yang dapat memberimu
rizki jika dia menahan rizki-Nya? Bahkan mereka terus menerus dalam
kesombongan dan menjauhkan diri (dari kebenaran).”
Dari tiga ayat di atas sudah sangat jelas bahwa jodoh
atau rizki merupakan kuasa mutlak Allah. Siapapun tidak dapat menghalanginya.
Termasuk jin atau dukun. Jadi apabila ada orang yang berpendapat bahwa jodoh
kita tak kunjung datang karena ulah nakal jin, itu salah!
Tahukah apa yang sebenarnya dilakukan oleh jin yang
katanya mampu menghalangi jodoh kita tersebut? Jin hanya berusaha keras untuk
membuat kedua insan (lelaki dan perempuan) yang sedang taaruf atau tengah
menjalin pertemanan ragu-ragu atau selalu bimbang dalam hatinya.
Mudahnya begini, jika seseorang menyukai perempuan,
akan tetapi perempuan tersebut tengah ta’aruf dengan pria lain, kira-kira apa
yang dilakukan teman perempuan itu? Ya, tepat! Ia akan berkata pada si
perempuan bahwa laki-laki itu tidak baik baginya, bukan jodoh yang tepat
untuknya. Atau jika teman perempuan ini juga kenal dengan si pria yang tengah
berta’aruf, bisa saja ia memanas-manasi pria itu dengan mengatakan hal-hal
buruk tentang si perempuan sehingga akan meragu bahkan membatalkan rencana
lamaran atau pernikahan yang diharapkan menjadi akhir dari proses ta’aruf.
Kemampuan jin hanya sebatas itu saja! Untuk
menghindari gangguan jin, kita harus membentengi diri dengan keimanan yang
kuat, terus beristighfar atas dosa-dosa yang kita perbuat.
Hal-Hal yang Memancing Murka Allah Sehingga Menghambat
Datangnya Jodoh
1. Syirik (Menyekutukan Allah)
Syirik itu hukumnya haram. Dan Allah tidak akan
memberikan pertolongannya kepada orang yang suka berbuat syirik serta akan
celaka dalam hidupnya. Walau kita sudah tahu hukumnya, namun kadangkala kita
masih juga melakukan syirik secara tidak sengaja (tanpa disadari).
Padahal sangat jelas dikatakan dalam Q.S. Az-Zariyat :
56 yang artinya:
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar
mereka beribadah kepada-Ku.”
Syirik merupakan satu dosa besar yang Allah paling
benci. Karena kesyirikan terkadang samar, tidak tampak jelas, maka kita perlu
lebih waspada dan semakin mendalami pengetahuan agama agar tahu batas-batasnya
dan tidak terjerumus ke dalam kesyirikan. Selain berbahaya, berbuat syirik juga
ada dampaknya. Diantaranya adalah sebagai berikut :
Kekal
di Neraka ; Orang yang berbuat syirik, tidak akan
diampuni dan akan kekal berada di dalam neraka.
Haram
untuk Dinikahi ; Sangat jelas tertulis dalam Q.S Al-Baqarah : 221
yang artinya:
“Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik, sebelum
mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik
daripada perempuan musyrik, meskipun ia menarik hatimu. Dan janganlah kamu
nikahkan orang (laki-laki) musyrik (dengan perempuan yang beriman) sebelum
mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik
daripada laki-laki musyrik, meskipun ia menarik hatimu. Mereka mengajak ke
neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan
Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia supaya mereka mengambil
pelajaran.”
Pahala
dan Amal Kebaikan Akan Gugur ; Sebanyak apapun amal kebaikan kita,
tidak akan tercatat dan akan dihapuskan sebelum kita bertaubat dari
kesyirikan.
2. Durhaka Pada Orang Tua
Jodoh terhambat dikarenakan tingkah laku kita yang
durhaka kepada kedua orang tua. Jadi Allah mempersulit urusan kita, termasuk
datanganya jodoh. Seperti dikatakan dalam sabda Rasulullah SAW “Ridha Allah
tergantung pada keridhaan orang tua, sedangkan murka Allah tegantung pada
kemurkaan orang tua.” (H.R. Bukhari, Ibnu Hibban, Tirmizi, dan Hakim).
Penyebab Allah Menghalangi Rizki dan Jodoh Seseorang
Q.S Nuh ayat 10-12 yang artinya:
“Maka aku berkata (kepada mereka), “Mohon ampunlah
kepada Tuhanmu, sungguh, Dia Maha Pengampun.”
“Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari
langit kepadamu.”
“Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu dan mengadakan
kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu.”
Dalam ayat tersebut sudah sangat jelas, mengapa Allah
menghalangi jodoh dan rizki seseorang. Yaitu karena kurangnya istighfar dan
orang tersebut tidak mau bertaubat dengan sebenar-benarnya. Padahal kedua cara
tersebut (istighfar dan taubat) dapat melancarkan rizki dan jodoh kita. Seperti
yang dikatakan dalam ayat di atas bahwa rizki berupa turunnya hujan, anak-anak,
harta, kebun-kebun, bisa didapatkan dengan taubat dan istighfar.
Faktor – Faktor Penghambat Sulitnya Jodoh
Ketidaksiapan
Hati
Pernah merasa jatuh cinta? Ya, itu perasaan yang sebenarnya
wajar kita rasakan sebagai manusia. Asal jangan sampai cintanya berlebihan
sehingga memancing nafsu. Ingat! Hati sangat dekat dengan nafsu. Dua hati yang
kita miliki yaitu hati sanbari dan hati nurani. Ketika sanubari dominan, rasa
cinta yang diliputi nafsu akan menjajah kita sehingga timbul tindakan yang
tercela.
Namun ketika hati nurani yang dominan (hati nurani
cenderung ke arah iman) kita tidak akan terlarut dalam perasaan. Menyiapkan
hati nurani sungguh penting untuk membentengi diri kita. Caranya adalah dengan
berdzikir kepada Allah.
Harapan
Berlebihan
Memberikan harapan yang berlebihan pada seseorang yang
belum tentu menjadi jodoh kita adalah penghambat datangnya jodoh. Serahkan,
pasrahkan semua pada Allah dan ridho dengan ketetapan Allah. Maka jodoh kita
akan datang dengan cara yang tidak terduga.
Tingginya
Kriteria
Apabila kita terlalu mematok tinggi perihal kriteria
jodoh idaman, bisa-bisa tidak akan ketemu. Karena tiap kali berkenalan dengan
seseorang, jauh dari kriteria kita. Cobalah bercermin, apakah diri kita pantas
mendapat jodoh sesuai kriteria yang kita buat tersebut? Ingatlah bahwa lelaki
baik-baik akan berjodoh dengan perempuan baik-baik, begitu pula sebaliknya.
Maka ayo benahi diri!
Terbuai
Dalam Suatu Ikatan/Pacaran
Pacaran tidak ada di dalam islam. Apalagi pacaran yang
identik dengan melakukan tindakan yang dilarang sebelum menikah, termasuk dalam
zina. Dan Allah telah memberi peringatan untuk tidak mendekati zina.
Adanya
Dosa yang Tidak Disadari
Dalam beberapa hadist dikatakan bahwa penghambat jodoh
adalah dosa-dosa yang pernah dilakukan. Maka segera bertaubat dan istighfar
supaya jodoh segera datang.
Langkah Menjemput Jodoh
Ikhtiar atau ysaha
gigih ; Terus
berusaha tanpa menyerah. Allah tidak akan menyia-nyiakan usaha sekecil
apapun.
Niat
yang lurus ; Perbaiki
niat dalam hati, yaitu semua dilakukan hanya karena Allah semata. Segala
amalan tergantung niatnya, kan?
Abaikan
harapan kosong ; Gapai
ridho Allah dengan menggantungkan harapan hanya kepada-Nya.
Bagi anda yang beragam Islam tentu anda sudah tahu jika
pacaran bukanlah jalan yang benar untuk mencari jodoh. Namun banyak
pasangan yang membenarkan pacaran tersebut dengan alasan ingin kenal
lebih dekat dengan orang yang disukainya. Hal ini merupakan hal yang
salah karena nyatanya pacaran malah membawa berbagai dampak buruk bagi
kedua belah pihak. Berikut ini beragam tips mencari jodoh dalam Islam yang dapat anda
jadikan sebagai referensi agar segera didekatkan dengan jodoh anda:
1. Berdoa
Bagi seorang muslim tentu percaya jika Allah akan memberikan pasangan
yang baik bagi orang yang baik pula. Selain berusaha memperbaiki diri
melalui perilaku sehari- hari, anda juga harus memperbanyak doa. Doa
tidak hanya memberi ketenangan melainkan juga rasa aman dan rasa lebih
dekat dengan Allah.
Allah telah berjanji pada salah satu ayatnya bahwa:
“Wanita- wanita yang keji adalah
untuk laki- laki yang keji, dan laki- laki yang keji adalah buat wanita-
wanita yang keji (pula), dan wanita- wanita yang baik adalah untuk
laki- laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wnaita-
wanita yang baik (pula) …” (QS: An Nuur:26)
Ayat di atas menjelaskan betapa pentingnya memperbaiki diri supaya
mendapatkan jodoh yang baik. Memperbaiki diri disamping berdoa merupakan
salah satu senjata ampuh supaya keinginan kita segera dikabulkan.
Ada banyak sekali macam ibadah sunnah disamping ibadah wajib yang dapat anda lakukan seperti rajin melakukan shalat dhuha, shaum, tilawah alqur’an, shalat tahajjud,
sedekah dan lain sebagainya. Melakukan ibadah – ibadah sunnah secara
rutin membuat kita semakin dekat dengan Allah SWT dan dengan begitu
kemungkinan dikabulkannya doa kita akan semakin besar.
2. Hindari pacaran
Saat ini yang namanya pacaran menjadi salah satu trend terutama bagi
para anak muda zaman sekarang. Perlu diingat pacaran memiliki banyak
sekali sisi negatif yang merugikan bukan hanya sepihak melainkan kedua
belah pihak. Mencari jodoh dalam Islam, bukanlah sebuah tanggung jawab
yang harus dipikul sendiri melainkan menjadi sebuah tanggung jawab dari
orang tua atau pihak wali.
Pendekatan pada calon pasangan yang dilakukan sendiri dengan alasan
supaya lebih mengenal dan menemukan kecocokan masing- masing merupakan
hal yang bertentangan dengan ajaran Islam. Pendekatan yang dilakukan
tidaklah menjamin anda dapat menemukan pasangan yang cocok dan tepat
melainkan dapat berdampak buruk yang sebaliknya.
Hal ini juga yang menjadi alasan kenapa pacaran dilarang. Bagi anda
yang sudah cukup umur dan mampu sebaiknya meminta bantuan dari orangtua
atau wali untuk dicarikan jodoh yang baik dan disegerakan untuk menikah.
Sebaiknya cara memilih pendamping hidup yang benar dalam islam adalah dengan melakukan ta’aruf. Cara memilih calon pendamping hidup sesuai syariat agama yang dihalalkan oleh Allah, dan dilakukan oleh para Nabi dan keturunannya.
Namun jangan salah artikan ta’aruf yang berkedok pacara, karena pada
hakekatnya ta’aruf sangat jauh berbeda dengan pacaran dan merupakan hal
yang bertolak belakang satu sama lain.
3. Kriteria yang tidak terlalu muluk atau berlebihan
Setiap orang tentu memiliki kelemahan atau kekurangan masing – masing
pada suatu hal. Tidak hanya berlaku pada orang lain namun berlaku pula
bagi anda seorang individu yang tentu tidak pernah luput dari yang
namanya salah dan dosa. Dalam mencari jodoh jangan pernah mematok
kriteria terlalu tinggi karena hal ini dapat membuat anda tidak segera
mendapatkan jodoh yang anda tunggu- tunggu.
Keinginan yang terlalu muluk dan mendekati sempurna akan mempersulit
diri sendiri dalam menemukan jodoh yang sesuai dengan kriteria yang
diharapkan. jangan pernah menuntut orang lain agar sempurna mengingat
diri sendiri juga memiiki banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Rasullullah pernah mengatakan ketika kita tidak bisa memperoleh
semuanya entah itu harta, ketampanan atau mungkin pangkat, maka
setidaknya pilihlah yang memiliki akhlaq dan agama yang baik. Orang yang
memiliki akhlak serta agama yang baik bisa diandalkan untuk menjadi
Imam dalam keluarga.
Khususnya bagi laki-laki yang di wajibkan untuk memilih istri yang
shalehah, begitu juga dengan perempua untuk memilih laki-laki yang
sholeh agar dapat mencapai ridho Allah untuk mencapai Surga-Nya. (baca
juga: ciri wanita yang baik untuk dinikahi)
4. Minta bantuan orang lain
Jodoh yang kita nanti- nati terkadang berasal dari kenalan dari
keluarga atau bahkan dari teman- teman kita. dalam hal ini akan lebih
baik jika anda memperluas pergaulan anda. semakin pergaulan anda luas
tentu jodoh yang kita tunggu- tunggu juga akan semakin dekat. Selain
itu, anda juga harus melakukan sosialisasi dalam hidup anda. jangan
sampai karena sibuk bekerja atau karena masalah pendidikan dan lain-
lain, kita jadi mengurung diri dan kurang bersosialisasi dengan sekitar.
Ketika anda meminta seseorang untuk mencarikan jodoh, sebaiknya pilih
orang yang dapat anda percayai. Anda tidak perlu merasa sungkan dan
malu untuk meminta bantuan mereka. Bicarakan dengan baik supaya mereka
dapat mengerti dan membantu kita untuk segera dibantu mencarikan jodoh
yang tepat.
Hal yang perlu diingat saat meminta bantuan dari orang lain adalah
anda tidak boleh terus- terusan bertanya dan mengulang permintaan
bantuan karena dapat membuat orang yang anda mintai tolong merasa
terganggu sehingga merasa kurang suka dengan sikap anda.
5. Katakan secara langsung
Bukan hanya laki- laki yang diperbolehkan secara langsung meminta
seseorang untuk membina rumah tangga dengannya, namun perempuan juga
dapat melakukannya. Anda tidak perlu merasa gengsi atau merasa kurang
sopan, asal ada kecocokan dan tidak membawa buruk bagi orang yang anda
suka, maka ada baiknya jika anda mengatakannya secara langsung.
Pada zaman dahulu bahkan Rasullulah juga diminta menikah dengan
Khadijah melalui perantara dan dalam hal ini Khadijahlah yang pertama
menyatakan keinginannya untuk membina rumah tangga dengan Nabi Muhammad
SAW.
Mengatakan secara langsung dan terbuka merupakan cara yang tepat
terlebih jika anda sebagai seorang laki- laki sudah cukup usia apalagi
mapan. Jika anda terus megulur waktu, maka bisa jadi orang yang anda
sukai akan didekati oleh orang lain.
6. Jangan pernah berputus asa
Sudah jelas firman Allah dalam QS: Ar Rumm ayat 21:
Dan diantara tanda- tanda kekuasaan-
Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri- istri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan jadikan-Nya di
antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar- benar terdapat tanda- tanda bagi kaum yang berpikir.
Sudah menjadi ketentuan Allah jika setiap manusia telah disiapkan
bagi mereka pasangannya masing- masing. Dalam hal ini tentu anda tidak
perlu merasa cemas karena saat yang anda inginkan yaitu bertemu dengan
jodoh akan terwujud juga. Anda hanya perlu menunggu dan bersabar serta
memperbanyak usaha supaya jodoh yang anda tunggu- tunggu segera
didatangkan.
7. Memperbaiki diri
Ketika anda sudah berusaha namun juga menemui kegagalan dan tidak
segera didekatkan dengan jodoh, maka ada baik jika anda memperbaiki
diri. Perbaiki diri bisa dimulai dengan cara memperbaiki sikap atau
mungkin menambah ibadah supaya lebih dekat dengan sang pencipta.
Ada beberapa orang yang lekas menemukan jodohnya sehingga tidak perlu
menunggu terlalu lama untuk menunggu jodoh yang dia inginkan namun
tidak jarang pula ada orang begitu lama menunggu untuk kemudian
ditemukan dengan jodohnya. Dalam hal ini berputus asa bukanlah jalan
keluar yang baik. Anda tetap harus berusaha serta berdoa supaya lekas
ditemukan dengan jodohnya.
Seperti yang telah dijelaskan dalam Qur’an Surat Ar-Rumm jika Allah
telah menciptakan manusia secara berpasang- pasangan sehingga anda tidak
perlu takut karena tidak segera ditemukan dengan jodohnya melainkan
tetap percaya atas apa dan telah dijanjikan Allah serta tidak mudah
menyerah dan berdoa.
Setiap manusia, Allah ciptakan dengan fitrah saling
mencintai dan menyayangi satu sama lain, khususnya terhadap mereka yang
berlawan jenis. Fitrah ini Allah ciptakan bukan semata-mata karena untuk
memenuhi hawa nafsu manusia saja, melainkan karena memang untuk
membangun keluarga yang sakinnah ma waddah dan rahmah.
Jodoh dalam Islam
Dari rasa cinta dan kasih sayang itu pula lah akan lahir keturunan
dan juga kelestarian di muka bumi ini untuk saling mendidik dan menjaga.
Hal itu bukan sebagai tujuan dari hidup, melainkan bagian dari hidup
manusia untuk selalu beribadah kepada Allah SWT.
Untuk itulah, manusia memerlukan jodoh atau pasangan hidupnya agar
dapat hidup bersama, bekerja sama, dan saling membangun keluarga yang
baik di tengah-tengah masyarakat. Hal ini sebagaimana disampaikan dalam
Al-Quran, Surat Asy-syuara ayat 11, “(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari
jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak
pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan
jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang
Maha Mendengar dan Melihat.” Kedudukan Jodoh dalam Islam Mencari jodoh dalam islam,
bukan semata-mata hanya karena perasaan cinta dan hawa nafsu semata.
Jodoh dalam islam tidak terlepas dari fungsi manusia hidup di muka bumi
ini. Muslim yang tidak memahami kedudukan jodoh dalam islam tentu juga
akan salah mendudukan dan mencari jodoh yang terbaik dalam hidupnya.
Bagaimanapun juga, proses pencarian jodoh memerlukan ikhtiar dan usaha,
serta doa terbaik dalam diri kita.
Berikut adalah kedudukan jodoh dalam islam yang harus manusia pahami sebelum proses ikhtiar mencari jodoh dilakukan.
Membangun Keluarga
Islam memerintahkan masing-masing manusia untuk mencari pasangan dari lawan jenisnya untuk dapat membangun keluarga. Keluarga Dalam Islam ini
dimaksudkan untuk dapat melangsungkan kehidupan bersama dan
menghasilkan keturunan. Tentunya setiap muslim memiliki ujian dan
tantangan tersendiri dalam membangun keluarga sehingga tidak ada
keluarga yang ideal dan sempurna.
Untu itu, jodoh dalam membangun keluarga tentunya berfungsi untuk
dapat menutupi kekurangan dan kelemahan masing-masing dalam membangun
keluarga yang diorientasikan untuk beribadah dan menguatkan mencapai
hidup dunia dan akhirat.
Terdapat Hak, Kewajiban, dan Fungsi
Ketika jodoh dan sudah menikah, tentu saja ada hak, kewajiban, dan
fungsi yang harus dilakukan. Adanya jodoh tentu saja memiliki hak dan
kewajiban agar masing-masing bisa saling memperkuat dan menutupi
kekurangan masing-masing. Salah satu fungsinya adalah di dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari yaitu nafkah lahir. Untuk itu membutuhkan Perencanaan Keuangan Keluarga yang nanti dilakukan juga sebelum menikah.
Saling Mendukung Untuk Beribadah
Jodoh kita tentunya tergantung dari siapa kita. Untuk itu, jodoh
berfungsi juga agar bisa saling mendukung untuk beribadah kepada Allah.
Pencarian jodoh tentunya harus dikaitkan dengan ibadah dan agama yang
kita pilih. Islam sendiri memerintahkan untuk mencari pasangan hidup
yang baik agar semangat beribadah dan menghambakan diri kepada Allah
semakin tinggi. Keluarga Sakinah Dalam Islam dan Keluarga Harmonis Menurut Islam hanya akan didapatkan jika masing-masing jodoh mau berubah lebih baik dan saling mendukung beribadah.
Memenuhi Fitrah Manusia
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS Ar Rum : 21)
Jodoh sendiri berfungsi untuk bisa memberikan ketentraman dan
kenyamanan diantara masing-masingnya setelah menikah. Kasih sayang yang
timbul karena cinta yang ada antar jodoh atau pasangan adalah karunia
Allah bagi hamba yang mau memahami dan mendalaminya secara benar.
Tentu saja, fitrah manusia ini harus dijaga dan dilaksanakan agar
kita mendapatkan kebahagiaan. Kebahagiaan ini Allah turunkan sebagia
bentuk kasih sayang Allah agar manusia dapat melangsungkan kehidupan di
dunia lebih baik, walaupun pastinya nanti akan selalu ada Konflik dalam Keluarga. Akan tetapi akan selalu ada jalan bagi mereka yang menyerahkan keluarganya atas dasar kecintaan pada Allah.
Cara Mendapatkan Jodoh Sesuai Aturan Islam
Sebagai seorang muslim, tentunya kita ingin mendapatkan seorang jodoh
yang terbaik dan bisa memberikan kita kebahagiaan. Kebahagiaan tersebut
tidak hanya di dunia namun juga menyelamatkan kita ketika di akhirat.
Untuk itu, islam sendiri memberikan panduan agar mendapatkan jodoh yang
terbaik.
Di dalam Ayat berikut Allah menjelaskan bahwa, “Wanita-wanita
yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji
adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik
adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk
wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari
apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan
dan rezki yang mulia (surga) “(QS An-Nur : 26)
Artinya, wanita yang baik-baik akan mendapatkan laki-laki yang baik.
Begitupun sebaliknya. Untuk itu, walaupun Allah sudah Mengetahui dan
Menguasai jodoh kita, tentunya semua itu bergantung dari siapa diri
kita, sebaik apa kita, dan bagaimana kita dalam mengusahakan jodoh itu
bertemu dengan kita. Berikut adalah jalan atau cara agar kita bisa
mendapatkan jodoh sesuai dengan islam.
Memilih Jodoh Atas Dasar Keimanan
Dalam sebuah hadist Rasulullah menyebutkan bahwa agama adalah hal
utama dalam memilih jodoh atau pasangan. Untuk itu, sebagai muslim
hendaknya kita melihat seseorang berdasarkan atas agamanya bukan atas
harta, ketampanan atau kecantikan, keluarga terlebih dahulu. Agama
adalah tiang dari keluarga, untuk itu, tiang ini tidak boleh dinomer
duakan atau dikesampingkan.
Harta, ketampanan kecantikan, dan kedudukan sifatnya fana namun
keimanan sifatnya membawakan kebahagiaan hingga akhirat. Tentu kita
menginginkan jodoh yang dapat membawakan kita selamat kelak di akhirat.
Selalu Memperbaiki Diri
Agar bisa mendatangkan jodoh yang terbaik, maka kita harus selalu
memperbaiki diri kita. Tidak mungkin seseorang yang baik mau mendapatkan
jodoh yang jauh kebaikannya dari dia. Seorang yang shaleh akan selalu
mencari pasangan yang shalehah dan begitu sebaliknya. Sehingga, apapun
yang terjadi jodoh kita akan selalu berawal dari diri kita. Jodoh yang
baik tentu akan datang sesuai dengan kebaikan dan keshalihan diri kita.
Berkumpul dan Bergabung Bersama Orang-Orang Shaleh
Jodoh dari Allah tentunya harus di usahakan atau dilakukan ikhtiat
agar ditemukan. Biasanya pertemuan jodoh kita tergantung dari dengan
siapa kita berkumpul, siapa saja teman-teman dan sahabat kita. Semuanya
bergantung kepada lingkungan mana kita berkumpul.
Untuk itu jika kita menginginkan jodoh yang shaleh dan taat kepada
Allah maka kita pun harus bergabung dan berkumpul bersama orang-orang
yang shaleh. Dari situlah kita bisa menemukan orang-orang yang tentunya
memiliki keimanan dan kekuatan taqwa.
Nabi Yusuf adalah salah satu nabi yang memiliki keteladanan dalam hal
menjaga diri dan nafsu duniawi. Kisah Nabi Yusuf secara umum
membuktikan bahwa kesabaran dan keikhlasan adalah hal yang membuahkan
hasil yang tidak sia-sia dan Allah balas dengan berlipat kenikmatan yang
lainnya. Nabi Yusuf juga membuktikan keteladanan lainnya, salah satunya
adalah tidak tertipu atau terperdaya oleh kebahagiaan duniawi. Berikut
adalah kisah cinta Nabi Yusuf dan hikmahnya bagi para muslim-muslimah.
Kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha dalam Al-Quran
Kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha penulis ambil dari ayat-ayat Al-Quran
sebagai dalil yang paling mutlak dan shahih. Mengingat banyak versi
sejarah dari berbagai hadist, dan juga sejarah lainnya yang terdiri dari
berbagai versi maka Al-Quran sebagai dasar dan sumber acuan utama
mengenai kisah ini.
QS Yusuf : 23
“Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda
Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu,
seraya berkata: “Marilah ke sini.” Yusuf berkata: “Aku berlindung
kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.”
Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung. “ (QS Yusuf : 23)
Nabi Yusuf dikenal sebagai nabi dengan ketampanan yang lebih. Untuk
itu, Zulaikha yang merupakan bagian dari kerajaan dan memiliki tahta
sangat tertarik kepada Yusuf dan menggoda Yusuf untuk bisa melakukan
hal-hal di luar batas pada Nabi Yusuf. Hal ini tentu saja hal-hal yang
mendekati kepada perzinahan seperti berkhalwatnya laki-laki dan
perempuan di ruang yang tertutup, berduaan, dan juga mengarahkan Nabi
Yusuf untuk tunduk pada Zulaikha. Hal inilah pertama kali yang membuat
Zulaika menggoda Yusuf dan membuat fitnah terjadi setelahnya.
QS Yusuf : 24
“Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan
itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita
itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah,
agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian.
Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.”
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa antara Nabi Yusuf dan Zulaikha
ada maksud dan dorongan tertentu untuk berbuat sesuatu yang diluar batas
seperti berzina. Akan tetapi Nabi Yusuf menyadari dan melihat
tanda-tanda Allah, bahwa hal tersebut tentunya berdosa dan dia lebih
takut kepada Allah dan itulah keiistimewaan Nabi Yusuf.
Pada umumnya, lelaki yang memiliki ketampanan sering kali
menggunakannya untuk kepuasan dirinya semata bahkan memanfaatkannya
untuk menggoda wanita yang disenanginya. Akan tetapi berbeda dengan Nabi
Yusuf yang malah ingat kepada Allah dan menjauhi hal tersebut karena
sebagai perbuatan yang keji dan munkar.
QS Yusuf : 25
Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik
baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati
suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata: “Apakah pembalasan
terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain
dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih?”
Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa Zulaikha menarik baju Nabi
Yusuf hingga robek. Hal ini tentu saja mengundang prasangka dan fitnah.
Apalagi ketika dihadapannya telah hadir suami Zulaikha dan Zulaikha
tengah memfitnah Nabi Yusuf yang telah memperlakukan buruk terhadapnya.
Ayat Lainnya
Akan tetapi kebenaran selalu akan terungkap dan tidak akan pernah
salah. Tentu saksi dan bukti terdapat pada gamis Nabi Yusuf yang robek
dari belakang dengan artian hasil dari tarikan Zulaikha. Hal ini
membuktikan bahwa Nabi Yusuf tidak memperlakukan apapun terhadap
Zulaikha justru Zulaikha lah yang telah memperlakukan buruk dan
memancing perzinahan terjadi. Yusuf berkata: “Dia menggodaku untuk menundukkan diriku
(kepadanya)”, dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan
kesaksiannya: “Jika baju gamisnya koyak di muka, maka wanita itu benar
dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta. Dan jika baju gamisnya koyak
di belakang, maka wanita itulah yang dusta, dan Yusuf termasuk
orang-orang yang benar.” Maka tatkala suami wanita itu melihat baju gamis Yusuf koyak di
belakang berkatalah dia: “Sesungguhnya (kejadian) itu adalah diantara
tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar.”
Untuk itu, terbuktilah bahwa memang Zulaikha yang menyenangi Yusuf
membuat adanya fitnah bagi Nabi Yusuf dan memancing terjadinya
perzinahan. Untuk itu, Allah menyelamatkan Nabi Yusuf dan mengangkatnya
dengan derajat yang tinggi.
Hikmah dalam Kisah Nabi Yusuf
Dari kisah cinta Nabi Yusuf tersebut, ada beberapa hal yang bisa
diambil hikmah oleh kita sebagai umat muslim. Tentunya hikmah ini dapat
kita aplikasikan dalam keseharian kita dan memberikan efek bagi
kehidupan kita secara pribadi.
Tidak Menyombongkan Diri Atas Ketampanan
Nabi Yusuf walaupun tampan ia tidak pernah memanfaatkan ketampanannya
hanya untuk keperluan pribadi atau sesuatu yang mudharat. Sebanyak
apapun wanita yang terpesona olehnya, Nabi Yusuf tidak pernah sombong
apalagi membanggakan diri atas hal tersebut. Hal ini tentu menjadi
pelajaran bagi lelaki saat ini, bahwa ketampanan bukanlah di atas
segala-galanya, melainkan keimanan dan keteguhan hatilah yang
terpenting.
Apalagi, ketampanan bukanlah sesuatu yang abadi dan akan hilang seketika saat manusia meninggalkan dunia ini.
Menjaga dan Memelihara Hawa Nafsu
Walaupun Nabi Yusuf juga menyimpan hasrat atau perasaan pada wanita
tersebut (Zulaikha) ia mampu menjaga dan memeliharanya untuk tidak
mengikuti hawa nafsu sebagai tuannya. Nabi Yusuf lah yang menjadi tuan
atas dirinya dan mampu menaklukkan hawa nafsu pribadinya agar tidak
berbuat yang maslahat.
Nabi Yusuf lebih mementingkan kepada kesuksesan Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam daripada pandangan orang semata atau hawa nafsu semata.
Sebagai laki-laki, tentu saja hal ini tidak mudah apalagi dihadapkan
pada wanita yang cantik dan menggoda nya karena terpukau oleh
kecantikannya. Untuk itu, menjadi hikmah bagi kita bahwa hawa nafsu
selalu menyesatkan jika tanpa pertimbangan, dan manusia wajib untuk
mengelolannya hingga tidak terjebak kepada kesesatan yang nyata.
Dibalas oleh Allah dengan Berlipat Kebaikan
Dari kisah cinta diatas, dapat dipahami bahwa ketika hawa nafsu mampu
ditaklukkan maka Allah akan mebalasnya dengan kebaikan berlipat ganda.
Hal ini salah satunya adalah Nabi Yusuf dapat terlepas dari fitnah yang
keji dan mendapatkan kenikmatan berlipat berupa tahta yang diwariskan
kepadanya. Semuanya karena kesabaran, keikhlasan, dan ketaatan kepada
Allah SWT.
Nabi Yusuf lebih mengutamakan nilai-nilai dalam rukun iman, rukun islam, Iman dalam Islam, Hubungan Akhlak Dengan Iman Islam dan Ihsan, dan Hubungan Akhlak dengan Iman ketimbang kebahagiaan dunia yang sifatnya fana.
Cerpen Budi Sabarudin (Republika, 14 Mei 2017) Bulan Memanggil Ibu di Langit ilustrasi Rendra Purnama/RepublikaAmbilkan bulan, Bu Ambilkan bulan, Bu Yang slalu bersinar di langit Di langit bulan benderang Cahyanya sampai ke bintang Ambilkan bulan, Bu Untuk menyinari Tidurku yang lelap di malam gelap Jika rindu pada ibunya yang sudah meninggal, gadis kecil
itu pasti berdiri di teras rumahnya. Mematung. Menatap langit yang
hitam, lalu menyanyikan lagu “Ambilkan Bulan, Bu.” Suaranya pelan. Air
matanya berlinangan.
Rindu pada ibunya itu selalu datang di pusar malam, ketika malam
benar-benar sepi dan terasa dingin di tubuhnya. Kerinduan itu datang
sejak ibunya dikuburkan tiga tahun yang lalu.
Ia menyaksikan ibunya yang dibungkus kain kafan dimasukan ke dalam
liang lahat, lalu diuruk dengan tanah. Tanah itu diinjak- injak para
penggali kubur hingga padat. Gadis kecil itu menjerit- jerit, tak kuasa
melihat ibunya dikubur seperti itu, hingga akhirnya ia tak sadarkan
diri.
Dan di pusar malam ini, kira-kira waktu sudah masuk sepertiga malam,
ketika ia tengah tidur pulas bersama neneknya, rindu pada ibunya itu
datang kembali. Angin yang dingin seperti mengusap matanya dan berbisik
pada telinganya, mengajaknya segera menyanyikan lagu “Ambilkan Bulan,
Bu.”
Lagu itu juga sering dinyanyikan ibunya dulu.
“Ibu rindu sekali padamu. Ibu ingin mendengar suaramu menyanyikan
lagu “Ambilkan Bulan, Bu”. Begitu angin berbisik pada daun telinga gadis
kecil itu.
Perlahan-lahan ia turun dari ranjang tidurnya, menyingkapkan selimut
dengan hati-hati, meninggalkan neneknya yang tertidur lelap. Seperti
biasanya, dibawanya guling dan didekap di dadanya.
Ia menyadari bertahun-tahun hidup bersama neneknya hingga mencintai
neneknya seperti cinta pada ibunya sendiri. Karena itu, ketika ia bangun
sebisa mungkin jangan mengganggu neneknya yang sedang tidur, jangan
sampai neneknya terbangun. Siapa tahu neneknya sedang bermimpi bertemu
malaikat yang baik hati yang datang dari surga.
Gadis kecil itu bersejingkat menuju teras rumah. Beberapa saat ia
duduk membeku di kursi tan, matanya menatap langit, hatinya terasa
kosong. Terbayang wajah ibunya yang cantik yang selalu mengenakan jilbab
dan senyumnya yang selalu membuat dirinya tenang dan sejuk.
Selama hidupnya, gadis kecil itu selalu ingat pesan ibunya yang
selalu disampaikannya menjelang tidur. “Bulan, jangan lupa shalat ya.
Umat Nabi Muhammad SAW itu tidak boleh meninggalkan shalat lima waktu
ya, dalam keadaan apa pun. Kalau sampai ditinggal itu dosa besar,
sayang.”
Pesan itu disampaikan ibunya dengan tutur kata yang pelan dan lembut,
hingga dirasakannya seperti anak panah yang menembus pikiran, hati, dan
jantungnya. Pesan itu masih terasa sampai saat ini, sampai ia kini
berusia sebelas tahun.
Ia juga ingat ketika ibunya menata kamar belakang menjadi mushala. Di
mushala itu, ibu selalu membaca Alquran di atas karpet warna merah yang
tebal dan wangi. Jika sedang mengaji, suara ibunya sangat merdu karena
sejak kecil mondok di pesantren.
Kalau ibu sedang membaca Alquran di malam hari misalnya, gadis kecil
itu berlari kecil dan menghampiri ibunya di mushala, lalu menyandarkan
kepalanya ke tubuh ibunya. Sambil mengaji, diusap-usapnya pipi dan
rambut gadis kecil itu oleh ibunya. Telapak tangan ibu yang halus masih
terasa betul sampai saat ini.
Di mushala itu juga dijadikan perpustakaan kecil oleh ibunya. Hampir
di seluruh dinding mushala penuh dengan buku-buku. Jika hari minggu,
ketika ibunya tidak bekerja, gadis itu selalu diajak ibunya ke toko buku
dan bazar- bazar buku.
Mereka pergi berdua saja karena ayah gadis kecil itu sudah meninggal
terkena penyakit kanker ganas di otaknya. Ibunya selalu memborong
buku-buku Islami dan kemudian disimpan rapi di perpustakan kecil itu.
Tentu itu menjadi hiburan yang sangat menyenangkan bagi gadis kecil itu.
Di perpustakaan itu pula, ia ingat selalu membaca buku bersama dengan
ibunya. Sering sekali ibunya membacakan buku-buku dongeng serta
kisah-kisah dan perjuangan para nabi yang memukau. Gadis kecil itu
ingat, betapa ibunya pandai sekali bercerita dan senang membaca.
“Bu, mengapa ibu banyak sekali membeli buku? Dan mengapa kita harus
membaca, Bu?” Ibunya yang berwajah lembut tersenyum. Diciumnya pipi
gadis itu dengan hangat.
“Di dalam buku itu ada ilmu, sayang. Allah SWT melalui Nabi Muhammad
sudah mengingatkan kita agar umat Islam selalu mencari ilmu. Mencari
ilmu itu salah satunya bisa dari buku-buku. Men cari ilmu juga hukumnya
wajib bagi umat Islam. Makanya ibu membeli banyak buku dan menyimpannya
di perpustakaan ini untukmu.”
“Jadi, ilmu itu penting ya, Bu?”
“Ya, tentu saja. Itu bisa membuatmu pandai, dan Allah akan membukakan
jalan menuju surga bagi orang-orang muslim yang mencari ilmu.”
Mengingat peristiwa dan percakapan dengan ibunya dulu, air mata gadis
itu mengalir deras hingga membasahi guling yang didekap di dadanya. Ia
begitu sedih karena kenangan itu tak mungkin diulang, tak mungkin diraih
kembali.
***
Malam sepi sekali. Tidak biasanya segerombolan burung kematian
mendadak lewat di atas rumah gadis kecil itu. Entah dari mana datangnya
burung-burung itu. Mereka bercuit-cuit. Ramai sekali. Namun gadis kecil
itu tak peduli dengan suara burung-burung itu. Yang dirasakannya kini
angin berbisik kembali ke telinganya. Ia pun berdiri. Mematung. Menatap
langit. Masih mendekap guling yang basah oleh air matanya sendiri.
Dengan suaranya yang pelan dan dalam, ia menyanyikan lagu “Ambilkan Bulan, Bu.”
Lagu itu sudah dinyanyikannya selama tiga tahun sejak ibunya meninggal dunia.
Sendiri. Tempatnya tidak pernah berubah, masih di teras rumah. Ia rindu
ibunya yang tewas dibunuh penjahat, saat kawanan penjahat itu merampok
rumahnya di malam hari. Ia sendiri selamat dari perampok itu karena
sembunyi di balik pintu mushala yang dindingnya penuh dengan buku-buku,
lafaz Allah, Muhammad, surah Yassin, dan 99 nama Allah SWT Yang Agung.
Dan ketika rindu ingin bertemu dengan ibunya semakin kuat, gadis
kecil itu mengulang-ulang lagu itu. Tentu sambil terus memandang langit
yang sudah ditaburi bintang-bintang. Di antara linangan air matanya yang
deras, tiba-tiba ia melihat cahaya bulan di langit yang semakin terang.
Ia nyaris tak percaya, bulan itu perlahan-lahan turun dan akhirnya
mendekati dirinya.
Ia merasakan dari dalam bulan itu munculnya sosok perempuan
berjilbab. Gadis kecil itu kaget dan langsung berteriak memanggil
ibunya. Ibunya tidak menjawab, hanya tersenyum dan mengulurkan kedua
tangannya. Tangan mereka saling bersentuhan. Gadis kecil itu merasakan
tangannya terbawa oleh ibunya masuk ke dalam bulan.
Dengan perasaan bahagia, gadis kecil itu mencium wajah ibunya,
mendekap tubuhnya kuat-kuat. Ia juga tak henti-hentinya takjub pada
keindahan cahaya di dalam bulan. Bulan perlahan-lahan naik kembali ke
langit.
***
Dalam sunyi dan udara dingin, tangan kanan Nenek meraba-raba sesuatu
di sampingnya tempat tidurnya. Ia tidak menemukan apa-apa, juga tidak
menemukan cucunya yang biasa tidur di sampingnya. Namun, Nenek sudah
tahu, malam-malam begini, biasanya cucunya itu ada di teras rumah.
Dalam kantuk yang berat, Nenek turun dari ranjang menuju teras rumah.
Dilihatnya cucunya tertidur pulas di kursi rotan sambil mendekap guling
kesayangannya. Perlahan-lahan Nenek membangunkan cucunya dengan cara
menepuk-nepuk pipinya. Namun, gadis kecil itu tidak bergerak, tubuhnya
beku, napasnya pun sudah berhenti.
Dengan perasaan sedih dan hampa, Nenek menatap langit. Dalam
keheningan, samar-samar ia mendengar ada orang menyanyikan lagu
“Ambilkan Bulan, Bu”. Suaranya mirip suara gadis kecil. Suara itu datang
dari bulan yang jauh di langit. (*)
Cipondoh, Kota Tangerang, 2017
Keterangan :
Lagu “Ambilkan Bulan, Bu” karya AT Mahmud
BUDI SABARUDIN, lahir di Desa Wanayasa,
Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Sejumlah cerpennya pernah dimuat di
koran lokal dan nasional. Aktif di Gerakan Sastra STISNU (GSS)
Tangerang.
Cerpen Sunlie Thomas Alexander (Jawa Pos, 14 Mei 2017) Kakekku yang Lain ilustrasi Bagus Hariadi/Jawa PosKAKEKKU yang lain, ayah dari mama yang biasa kami sebut ngoi akong [1] (kakek luar) adalah seorang dukun China. Di Bangka, orang-orang memanggil mereka sebagai sinsang. Xiansheng [2], apabila dieja dalam Mandarin.
Secara umum, xiansheng pada bahasa Mandarin berarti tuan atau bapak dalam bahasa Indonesia. Namun ia dapat juga dipergunakan untuk memanggil guru (laoshi) [3] dan dokter (yisheng) [4], atau katakanlah orang berilmu yang dihormati. Begitu pula halnya sinsang dalam bahasa Hakka. Hanya saja, di Bangka, panggilan sinsang sebagai tuan/bapak nyaris tak pernah dipakai. Lazimnya, kami menyapa sesama orang Tionghoa dengan panggilan kekerabatan seperti a suk, a khiu, a pak (paman), a ko (kakak), atau a ku (bung) jika sebaya. Panggilan sinsang dalam bahasa Hakka, di kampung kami, kurang-lebih semakna dengan panggilan sensei dalam
bahasa Jepang, dan biasanya kami tujukan kepada para guru sekolah,
dokter medis China (yang di Indonesia dikategorikan sebagai tabib dan
sering pula disebut sinse), atau ya seorang dukun (nyaris pendeta) seperti ngoi akong.
Kata ibuku, ngoi akong mulai berpraktik sebagai sinsang setelah berhenti bekerja sebagai buruh parit penambangan timah akibat terkena mag akut. Usia akong ketika
itu baru sekitar 40 tahun. Karena sebagian anak-anak mereka masih cukup
kecil, nenek luarku—perempuan berkonde yang selalu mengenakan kebaya
encim dengan sarung batik—akhirnya terpaksa mengambil alih mencari
nafkah dengan menjadi pedagang keliling. Ngoi apho [5] mengambil pakaian dan kain dari toko-toko di Belinyu atau Sungailiat lalu menjajakannya ke kampung-kampung. Ta Kang Th eu [6],
begitu istilahnya. Dan itu ia lakukan dengan bersepeda, terkadang
berjalan kaki berpuluh-puluh kilo sambil menggendong buntalan.
Ya, bisa aku bayangkan kehidupan mereka yang tak gampang pada masa itu. Tetapi janganlah salah sangka, akong tidak
pernah meminta bayaran apa pun dari orang-orang yang datang memohon
bantuannya. Hanya saja, jika diberi, ia ambil. Jumlahnya pun terserah ke
pada si pasien. Kadang banyak, kadang sedikit. Semua akan diterima akong dengan penuh syukur. Bahkan untuk orang-orang yang di ketahuinya memang kurang berpunya, akong selalu mengembalikan uang mereka. Cuma mengambil kertas merah pembungkusnya saja untuk menghargai niat tulus mereka.
“Kita tak boleh menyusahkan orang yang sudah susah. Tidaklah baik
mencari keuntungan dari penderitaan orang lain. Para dewa akan marah.
Akan ada karma,” ujar akong suatu kali. Kepada siapa, aku sudah lupa, tapi masih jelas terekam dalam ingatanku.
“Kemuliaan hati” ngoi akong membantu orang tanpa pamrih
inilah yang membuat namanya terkenal luas ke mana-mana, tak Cuma di
kampung Parit Empat dan daerah sekitarnya. Dan orang-orang selalu
mengenal mama sebagai anak perempuannya. Begitu pula dengan diriku yang
hanyalah salah satu cucu luar. “Oh! Cucunya Chen Sinsang!” begitulah
kata orang-orang setiapkali aku menyebut nama ibuku.
Penampilannya senantiasa mengenakan celana ikat dan lebih sering tak
berbaju, dengan badan yang kurus-jangkung dan janggut putih memanjang
(yang kerap dielus-elusnya saat sedang berbicara) membuatku suka
membanding-bandingkan sosok ngoi akong dengan para pendekar tua dalam film-film wuxia yang
kutonton di bioskop atau para pertapa suci dalam cerita-cerita mitologi
China yang didongengkan papa atau kakekku yang satu lagi. Ya, sosok
dengan moralitas China lama yang rasa-rasanya memang hanya ada dalam
dongeng-dongeng klasik. Karakter yang, kau tahu, sudah langka, sekalipun
pada zaman kanak-kanakku. Namun demikian, kami –aku, keluarga besarku,
dan orang-orang yang kenal pada akong—mengenang sosok dirinya.
***
NGOI akong bukanlah seorang pelaku ritual Tiao Thung yang lazim disebut Thung Se [7]
seperti ketiga anak lelakinya, paman-pamanku. Tetapi ia membantu
orang-orang berdasarkan pengetahuannya yang luas mengenai dunia gaib,
alam ruh, dengan petunjuk dari kitab Thung Su [8] dan Sam Se Su [9].
Yang pertama adalah almanak China kuno yang telah dipergunakan selama
berabad-abad dalam tradisi agraris peradaban Tiongkok dan terus
diperbarui setiap tahun. Boleh dikatakan kitab ini merupakan semacam
percampuran antara primbon dan tambo, dengan konsep dan perhitungan yang
demikian rumit dan komplet perihal ruang-waktu. Termaktub di dalamnya
antara lain metode ramalan ala Zhuge Liang yang termashyur.
Aku sempat membeli kitab ini di Hsinchu, Taiwan, saat diajak temanku
Ajoku Lee menghadiri perayaan Yimin Chiat [10] pada bulan Agustus 2016.
Namun yang kubeli tersebut merupakan edisi Taiwan. Sedangkan yang
dipakai oleh ngoi akong adalah edisi Hongkong yang dengan mudah
diperoleh di daerah Glodok. Kedua edisi ini memiliki perbedaan yang
berarti. Edisi Taiwan tidaklah akurat dipakai di Nusantara lantaran
perkara zona waktu cukup menentukan. Dalam sebuah obrolan di Facebook beberapa
waktu silam, penyair Tionghoa Bali Tan Lioe Ie bahkan pernah
menunjukkan padaku versi ringkas kitab ini dalam terjemahan bahasa
Indonesia yang kukira tak bisa dipergunakan…
Sementara itu kitab kedua, Sam Se Su, secara harfiah berarti Kitab Tiga Kehidupan. Apabila Thung Su dipengaruhi oleh Taoisme, Sam Se Su jelas
mengandung ajaran Budhisme yang kental. Tiga kehidupan yang dimaksud di
sini adalah alam fana, alam baka, dan alam nirwana, dengan lingkaran
waktu yang terus-menerus berkesinambungan, nyaris tak berkesudahan
sebelum mencapai “pencerahan”.
Karena itu, untuk membaca, memahami, dan mempergunakan petunjuk dari
kedua kitab ini tidak gampang. Selain memerlukan kecakapan dalam bahasa
Mandarin (dan Hakka), juga dibutuhkan pengetahuan yang memadai mengenai
astrologi China, mata angin, kelima unsur alam (api, air, udara, tanah,
dan logam) yang semuanya saling kait-mengait, lengkap-melengkapi.
Ya, dengan berpegang pada kedua kitab itulah ngoi akong menyembuhkan
orang sakit, mengusir roh jahat dan para siluman, mengadakan kontak
dengan orang-orang yang sudah meninggal, mencarikan hari baik untuk
pernikahan-pemakaman atau mereka yang ingin membuka usaha, membuang sial
dan sengkala, menentukan posisi rumah, dan kadangkala meramal nasib
(meski yang terakhir ini jarang sekali ia lakukan).
Kepada orang-orang yang datang memohon bantuannya, biasanya (walaupun tidak selalu) ngoi akong memberikan mereka phu (atau fú). [11] Akong menulis banyak phu, dan aku suka sekali memperhatikannya menulis phu di
kelenteng kecilnya yang terletak di sudut kiri halaman depan rumahnya.
Kelenteng kecil itu dibangun dari papan dan beratap genteng, hampir
seusia rumah tua yang akong dan apho tempati bersama paman bungsuku beserta anak-istrinya.
Ada tiga buah kamar di rumah ngoi akong. Dua orang pamanku
yang lain beserta anak-istri mereka juga pernah tinggal di sini sebelum
mereka berhasil membangun rumah sendiri di sisa tanah pekarangan akong yang lumayan luas, di mana seorang saudara mereka, yakni paman tertuaku sudah terlebih dulu mendirikan rumah. Akong tak pernah membeli tanah. Tanah itu dulunya hutan tak
bertuan yang ditebasnya sendiri semasa muda. Pada masa itu, siapa pun
boleh menebas hutan untuk kebun atau membangun rumah. Siapa yang dulu
menebas, dialah yang punya. Maklum, kendati hanya berjarak sekitar 4
kilometer dari Kota Kecamatan Belinyu, selama bertahun-tahun lamanya
kampung Parit Empat tergolong daerah terpencil. Tanpa akses jalan
beraspal, tanpa listrik. Barulah pada tahun 2000-an jalan diaspal oleh
pemerintah dan PLN masuk untuk menancapkan tiang-tiang…
Hm, masih segar dalam ingatanku, bagaimana dengan sebatang kuas China
yang dicelupkan ke dalam botol tinta merah buatan sendiri, tangan akong bergerak
begitu lincah membuat goresan-goresan di atas tiga lembar kertas kuning
yang diletakkannya berjajar di atas meja di depan altar Dewa Khi San Lo
Mu. Banyak Th ung Se menulis phu menggunakan darah (dari lidah yang ditusuki jarum) dalam keadaan sedang trance dirasuki dewa. Namun untuk menulis phu-phu-nya, ngoi akong cukup
menanyakan nama dan tanggal lahir para pasien (jika boleh disebut
demikian), ditambah jam lahir apabila itu diketahui, lantas membuka Th ung Se atau Sam Se Su.
Ada beragam cara penggunaan phu. Tetapi, umumnya, ketiga lembar phu dari ngoi akong yang
diberi nomor itu dibakar di atas gelas berisi air putih secara
berurutan. Satu lembar diusapkan ke muka dan dada, lembaran kedua
diminum beserta ampasnya, dan lembar terakhir dicampurkan ke dalam ember
atau bak untuk dipakai mandi. Ada pula phu yang ditempel di
atas pintu rumah atau pintu kamar sebagai penangkal bala dan ruh jahat,
dan ada yang dilipat lalu di bungkus kain merah untuk dipakai di balik
pakaian dengan peniti.
***
AKU sendiri pernah mengenakan phu yang
dibungkus kain merah (dijahit dalam bentuk segitiga) sampai umur 13
tahun. Aku sudah lupa pada usia berapa aku mulai memakainya, tapi yang
jelas setelah aku sembuh dari penyakit misterius yang (maaf) membuat
“burungku” tiba-tiba menciut pada tengah hari.
Konon, menurut ngoi akong, aku digoda oleh Siluman Beringin
berwujud sesosok gadis cantik yang berdiam di hutan belakang deretan
ruko kami. Siluman ini memang sudah kerap mengganggu orang-orang. Ada
seorang tukang daging babi yang mati tanpa sebab musabab sehari setelah
ia melihat penampakan gadis itu dan membalas senyumnya yang menawan.
Ibuku sendiri (dengan bakat melihat makhluk halus) pernah berkali-kali
memergokinya memasuki dapur kami lalu menghilang di balik tungku. Jadi,
bungkusan phu-ku itu adalah semacam azimat penangkal, dan
lucunya aku sering mengenakannya bersama-sama dengan rosario pemberian
pastor Belanda. Ibuku percaya, keduanya ditakuti oleh ruh jahat.
Sudah tak bisa dihitung lagi berapa sering aku minum ampas phu. Nyaris setiap kali aku sakit, mama selalu memaksaku menemui ngoi akong.
Obat toko, obat herbal, obat dokter, obat tabib (papa lebih suka
menyebut yang terakhir: dokter China!) hanya bisa mengobati penyakit
fisik, tetapi takkan mampu mengatasi sakit akibat gangguan makhluk
halus—demikian kilah mama berkeras.
Entahlah dari mana dan dari siapa, ngoi akong belajar membaca kitab Th ung Su dan Sam Se Su. Mama tidak pernah cerita, akong sendiri juga tidak. Tak seperti cin akong [12]—kakekku yang di Belinyu, ngoi akong jarang
berkisah dan tak pernah mendongeng untukku. Ia juga tidak membaca koran
dan tak pernah terdengar membicarakan politik dengan siapa pun. Sejak
tak lagi sanggup berkebun, ia lebih banyak bersantai di rumah jika tidak
kedatangan “pasien”. Setiap pagi ia akan duduk-duduk di bangku kayu
panjangnya di teras sambil mengisap lintingan tembakau ditemani segelas
arak putih.
Dugaanku, ngoi akong tak pernah mendapatkan pendidikan China
modern seperti anak-anak lelakinya, dan jelas tak mungkin me nempuh
pendidikan klasik Empat Kitab Lima Pustaka. Barangkali dulu ia hanya
belajar baca-tulis sekadarnya di sekolah-sekolah China rendah
yang—menurut data yang berhasil kuhimpun belakangan ini—telah tersebar
di banyak permukiman Tionghoa sebelum Tiong Hoa Hwee Koan (THHK)
didirikan di Belinyu pada tahun 1908.
Sejujurnya aku memang tak tahu banyak tentang masa lalu ngoi akong.
Mama hanya pernah bercerita kalau semasa muda ayahnya pernah belajar
kanuragan dan ilmu kesaktian Mao San [13]. Ia berlatih pukulan Telapak
Petir, kata mama ketika itu, yang membuatku tercengang dan seketika
teringat buku-buku cerita silat populer yang kusewa di kios bacaan
samping bioskop Gelora. Ya, sampai suatu hari ngoi akong menguji pukulan saktinya itu pada sebatang po hon duku…
“Batang duku itu hangus menghitam keesokan paginya seperti terkena
sambaran petir, dan seorang kakakku meninggal tak lama berselang. Sejak
itulah kakekmu memutuskan membuang ilmunya…,” kenang mama dengan nada
getir. Sekali lagi aku tercengang.
Banyak orang yang sudah mati juga mendatangi ngoi akong untuk
meminta bantuannya menyampaikan pesan kepada keluarga mereka yang masih
hidup atau sekadar berkeluh-kesah. Umumnya mereka adalah arwah para
tetangga, kenalan, atau yang masih terhitung sebagai kerabat kami.
Tetapi sesekali ada juga arwah orang-orang yang tak dikenal oleh akong semasa mereka masih hidup. Kemunculan arwah-arwah itu biasanya menjelang dinihari ketika akong bangun untuk buang air kecil dan minum. Mereka menunggu dan menampakkan diri kepada akong di dapur.
Tidak semua arwah itu ditanggapi oleh akong. Terutama
arwah-arwah yang agak menjengkelkan, yang muncul terus berulang-ulang
dan mengeluhkan masalah itu-itu juga atau yang datang hanya untuk
mengomel tidak keruan. Namun selebihnya mereka bersikap cukup sopan.
Karena itu akong selalu mencoba mendengarkan mereka seperlunya
lalu meminta mereka pergi baik-baik setelah berjanji akan menyampaikan
pesan mereka.
Aku dan mama yang tidur sekamar dengan akong dan apho (di ranjang kecil di depan kepala ranjang besi akong)
atau di dipan ruang tengah jika cuaca agak panas, kerap ikut terbangun.
Maklum, kadangkala arwah-arwah itu lumayan berisik, bahkan ada sebagian
kecil yang suka berbuat gaduh: membanting pintu atau menjatuhkan
panci-panci dari gantungannya di dinding dapur.
“Sssttt… Itu cuma tikus, tidurlah lagi,” bisik mama sambil
mendekapku. Tetapi aku tak mudah percaya begitu saja. Dari suara mama
yang agak kecut, aku tahu kalau ibuku berbohong. Lagi pula bulu kudukku
terasa berdiri. Maka aku menutup wajahku dengan selimut dan dalam
kegelapan samar-samar aku mendengar suara ngoi akong bercakap-cakap dengan seseorang di dapur.
Rasa takut ternyata tak mampu mengalahkan rasa penasaranku. Suatu
hari aku tidak bisa lagi menahan diri dan bertanya pada paman bungsuku
tentang apa yang terjadi.
“Kakekmu kedatangan tamu,” jawab paman kalem. Dan aku terus
mendesaknya, hingga akhirnya ia pun mengalah dan memberitahuku: “Itu
hantu-hantu…” Aneh, alih-alih takut, saat itu aku malah merasa takjub.
Aku tahu paman kemudian diomeli oleh nenekku karena menceritakan
“kenyataan” yang tak baik diberitahukan kepada anak kecil.
Toh, pengalamanku dengan arwah-arwah di rumah ngoi akong tidaklah sampai di sini saja. Berkali-kali kemudian aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri bagaimana ngoi akong melakukan semacam “exorcism”, pengusiran hantu. Tak seheboh film-film Hollywood atau sinetron horor ala Indonesia, akong biasanya
hanya mengajak mereka berkomunikasi, menanyakan kenapa mereka
mengganggu orang hidup. Kali ini, tentu saja, mereka menjawab akong lewat mulut orang-orang yang dirasuki: para tetangga, orang-orang jauh, dan (sekali) salah seorang bibiku!
Ada beragam alasan yang diberikan arwah-arwah itu. Ada yang marah
lantaran istrinya menikah lagi, ada yang merasa belum ingin mati, ada
pula yang mengaku saat sakit tidak diurus dengan benar oleh menantunya,
ada juga yang kecewa karena rumah warisannya dijual. Tetapi kebanyakan
dari mereka mengaku merasa diabaikan oleh keluarganya: makamnya jarang
diziarahi oleh anak-anaknya atau bahkan tidak lagi disembahyangi.
“Aku lapar, tidak punya uang, tidak punya baju baru. Putraku tidak
pernah lagi membakar uang arwah dan pakaian untukku sejak ia masuk
Kristen! Aku malu harus berhutang terus di alam sana…” Begitulah
kurang-lebih pengakuan salah satu arwah lewat mulut “pasien” ngoi akong yang masih kuingat. Sebagian dari mereka menangis dan meratap-ratap memilukan saat disuruh pergi oleh akong. Tetapi yang paling susah diusir adalah mereka yang mati bunuh diri. Sehingga untuk jenis yang satu ini, akong terpaksa bertindak lebih tegas: membentak mereka dan mengancam akan membakar phu di atas kuburan mereka jika mereka tidak mau keluar.
Bertahun-tahun kemudian, setelah ngoi akong meninggal, aku
melihat paman bungsuku, dalam keadaan tengah dimasuki oleh dewanya,
mengusir arwah yang merasuki salah seorang sepupuku dengan pedang tajam
mengilap…
***
KAKEKKU dari Belinyu terkadang datang mengunjungi besannya. Kedua akong-ku
itu selalu tampak akur dan akrab. Yang satu rasionalis pengagum Mao
yang “bertobat” jadi murid Kristus, sementara yang lain lelaki
berjenggot panjang yang berkaul kepada para dewa China; yang satu China
totok, yang seorang lagi China peranakan. Lucu rasanya jika
diingat-ingat kembali sekarang. Namun keduanya tak pernah terlibat dalam
perdebatan apa pun. Biasanya mereka cuma duduk-duduk mengobrol santai
di teras sambil ngopi. Keduanya agaknya memang sama-sama berusaha
mengelakkan pembincangan yang bakal menjurus kepada perbedaan.
Tetapi satu hal yang pasti, cin akong tak pernah mau berada
dekat-dekat dengan kelenteng kecil itu. Terlebih jika kebetulan di sana
salah satu pamanku sedang melakoni ritual Tiao Th ung. Atau, apabila ngoi akong kedatangan
“pasien”, ia akan bergegas menjauh dengan berpura-pura mencari tempat
yang nyaman buat merokok. Sampai kini aku tidak tahu apakah hal itu
merupakan ekspresi imannya, atau hanya semacam penolakannya terhadap
dunia mistik yang dilarang oleh Gereja Katolik Roma.
“Kalau ada akong di dekat kelenteng, dewanya tidak bakal mau datang,” demikianlah jawaban cin akong saat kutanya suatu hari. Namun ketika ia jatuh sakit parah pada umur 60-an, ngoi akong pun bergegas membuka kitab Sam Se Su untuk
mencari petunjuk. Dan tatkala menemukan bahwa ajal besannya itu
ternyata sudah mendekat, ia berupaya keras untuk menggeser garis waktu.
Hasilnya: cin akong kembali segar-bugar sampai belasan tahun kemudian.
Aku sedang berada di dalam kelas mengikuti pelajaran ketika seorang guru memanggilku ke kantor dan memberitahu kalau ngoi akong meninggal dunia. Aku tidak begitu ingat, apakah saat itu aku kelas tiga atau kelas empat. Akong tidak
sakit. Ia boleh dikatakan jarang sekali sakit, meskipun usianya sudah
92 tahun dan anak-anaknya selalu mencemaskan kesehatannya karena
kebiasaannya merokok dan minum arak. Ngoi akong meninggal karena tersedak kue thiam pan [14] pada Perayaan Thian Chon Ngit [15]. ***
Krapyak Wetan, Jogjakarta, Maret 2017
Catatan:
Cerita ini merupakan kelanjutan dari himpunan cerita “Memoar Pulau Timah”.
[1]. Mandarin: 外阿公 [Wài āgōng].
[2] Mandarin: 先生 [Xiānshēng].
[3]. Mandarin: 老師 [Lǎoshī].
[4]. Mandarin: 醫生 [Yīshēng].
[5]. Mandarin: 外阿婆 [Wài āpó].
[6]. Bahasa Hakka. Saya tidak berhasil mencari padanannya dalam bahasa Mandarin.
[7]. Hakka: 跳童[Tiào Tóng] adalah ritual memanggil dewa merasuki
tubuh; sering juga disebut Tatung atau Lok Thung. Pelakunya: Thung Se
(Tóng Zǐ [童子]).
[8]. Mandarin: 通書 [Tōng Shū].
[9]. Mandarin: 三世書[Sānshì shū].
[10]. Mandarin: 義民節 [Yìmín Jié] atau Memorial Festival; yang jatuh
pada setiap hari ke-20 bulan 7 kalender lunar merupakan festival
masyarakat Hakka di Xin Pu, Xin Zhu, Taiwan untuk mengenang para veteran
perang.
[11]. Mandarin: 符 [Fú]. Kertas kuning persegi panjang berisi mantra
yang digunakan sebagai jimat untuk penangkal bala dan ruh jahat.
[12]. Mandarin: 真阿公 [Zhēn āgōng].
[13]. Mandarin: 茅山[Máoshān].
[14]. Hakka: 甜 [Tiám Bǎn]. Secara harfi ah berarti Kue Manis; di Jawa disebut Kue Keranjang.
[15]. Mandarin: 天穿日[Tiān Chuān Rì] atau 天穿節[Tiān Chuān Jié]. Hari
Menambal Langit; biasanya dirayakan oleh orang Hakka setiap hari ke-20
bulan 1 kalender lunar.