Banyak kalimat favorit dalam buku ini:
- Katakan apa pun yang kau inginkan tentangku. (hlm. 26)
- Tidak ada orang yang begitu saja berubah pikiran tentang sesuatu seperti itu. (hlm. 37)
- Kau tidak bisa memberikan situasi apa pun yang akan membuatku berubah pikiran. (hlm. 49)
- Menceritakannya mungkin bisa membuatmu merasa lebih baik. (hlm. 57)
- Pasti sulit melihat seseorang yang kau cintai meninggal tanpa bisa melakukan apa pun. (hlm. 79)
- Jangan ragu untuk memberitahuku kalau dia menyukaimu. (hlm. 185)
- Kebanyakan orang hanya bisa melihat sisi buruknya. Kau tidak. Kau mengakui sisi buruk itu, tapi kau masih bisa melihat sisi baiknya. (hlm. 219)
- Setiap momen dalam hidup kita memiliki potensi untuk mengubah hidup. Beberapa memiliki potensi yang lebih besar dibandingkan yang lainnya. Dan kita semua terus bertumbuh saat melewati momen-momen tersebut. Bahkan momen buruk sekalipun perlu terjadi supaya momen yang menyenangkan bisa terjadi. (hlm. 345)
- Kita bisa mengambil jalan pintas dalam hidup. Kita harus melewati momen-momen seburuk apa pun, karena semua jalan itu sering kali mengarah ke jalan lain yang lebih baik. Tidak ada langit yang hanya memiliki bintang terang. Akan selalu ada beberapa bintang redup di sana-sini, tersebar di antara bintang-bintang yang terang. Dan karena itulah, langit menjadi lebih menakjubkan. (hlm. 345)
- Semua akan baik-baik saja. (hlm. 361)
- Mengapa disebut jatuh cinta jika jatuh menyiratkan keruntuhan; jika jatu menyiratkan kehancuran. (hlm. 5)
- Orang selalu melihat cinta sebagai sesuatu yang besar, sesuatu yang kita butuhkan. Sejenak kita semua lupa bahwa untuk bisa merasakan cinta, kita harus jatuh –bukan hanya ke dalamnya, tapi kadang juga ke luar. (hlm. 5)
- Kalau kau ingin bersikap sopan, maka kau tidak akan mengajak bicara teman di bangku sebelahmu saat guru sedang bicara. (hlm. 9)
- Senyuman palsu hanya bisa menutupi sejauh itu. (hlm. 25)
- Kau tidak punya hak memberitahuku apa yang harus kulakukan. (hlm. 29)
- Kau tidak punya hak memberitahuku bagaimana seharusnya perasaanku. Kau bahkan tidak kenal aku. (hlm. 43)
- Kau bilang begitu hanya karena dia ada di pihakmu. (hlm. 45)
- Tidak ada orang yang dengan gampangnya meminta menginap di tempat lain kalau tidak ada yang salah. (hlm. 57)
- Apa yang akan kau lakukan tanpa diriku? (hlm. 65)
- Memangnya kita punya hal lain yang lebih baik untuk dilakukan? (hlm. 65)
- Kalau kita sampai terluka, kau harus membayarnya. (hlm. 72)
- Jangan terlalu menyanjung dirimu sendiri. (hlm. 109)
- Kenapa kau melakukan semua ini? (hlm. 109)
- Kau percaya bahwa dialah yang ditakdirkan untukmu dan hanya akan dia seorang. Dan tiba-tiba semua itu hilang. (hlm. 141)
- Kita melakukan kesalahan dan kita mengacaukan segalanya, dan tidak ada gunanya kau membenci diri sendiri. (hlm. 176)
- Memang seperti itulah film. Mereka selalu berakhir dalam momen bahagia, dalam adegan yang sempurna, di mana semuanya pasti benar dan tidak mungkin ada yang salah. Ya, hidup tidak berjalan seperti itu, karena selalu ada sesuatu yang datang setelah ‘TAMAT’. (hlm. 181)
- Kau tidak menyebalkan. Kau hanya bersikap menyebalkan untuk menutupi perasaanmu. Semacam mekanisme pertahanan. (hlm. 211)
- Tidak ada orang yang menelepon jam satu pagi kalau tidak ada apa-apa. (hlm. 226)
- Ada hal-hal yang sulit dipaksakan. (hlm. 339)
- Saat kau patah hati, orang lain hanya bisa membantumu memungut kepingan-kepingan hatimu, tapi hanya kau yang bisa menyatukannya kembali. (hlm. 398)