Daftar Blog Saya

Rabu, 19 April 2017

Bukan Untukku

Initial M

Tania berjalan dengan kepala tertunduk, kedua kakinya yang sedang
melangkah dengan santainya menendang botol plastik air mineral. Sesekali
Tania mengusap keringat di wajahnya yang diterpa sinar matahari yang sangat
terik. PUKK ! botol plastik yang sedang ditendangnya terlempar di tengah
jalan. Tania melangkah hendak mengambilnya, namun tanpa ia sadari sebuah
mobil sedang melaju cepat ke arahnya.
 ”Heii AWASS !!” ketika mobil tersebut sudah dekat ke arah Tania,
tiba-tiba ada seseorang yang menariknya hingga dia terjatuh denga lutut
berdarah di pinggir jalan.
 ” Kamu nggak papa ?” ucap seseorang yang baru saja menariknya.
 ” Lututku...” ucap Tania sambil meringis kesakitan. Melihat lutut Tania
terluka, Bisma, orang yang menarik Tania segera meraih botol plastik yang
berada digenggaman Tania kemudian menuangkan air yang masih tersisa di
dalam botol ke lutut Tania. Lalu, Bisma membuka tasnya, mengambil plester
dan segera ditempelkan ke lutut Tania.
 ” Thanks, Bisma udah nolongin aku ”. Ujar Tania.
 “ Gak masalah. Lain kali kalo jalan hati-hati ya, jangan mainan botol
plastik terus.” ucap Bisma menahan tawa.
 ” Iya Bis, lain kali aku hati-hati ”. Tania berdiri dan membersihkan
seragamnya yang kotor karna terjatuh.
 ” Aku pulang dulu Bis”. Pamit Tania
 ” Eh... sini pulang bareng aku aja. Tunggu sini. Aku ambil motor dulu ”.
Ucap Bisma.
 ” Yakin nih gak ngrepotin ?” tanya Tania.
 ” Gak papa kali, kamu kan temanku ”. Ucap Bisma lalu segera mengambil
motornya yang berada di kedai es tidak jauh dari tempat Tania berdiri.

 ” Tania, jalanmu kok aneh gitu sih ?” tanya Viona, teman sebangku
Tania. Tania langsung duduk di sebelah Viona dan menunjukkan lututnya yang
terluka.
 ” Kemarin aku hampir tertabrak mobil, untung Bisma menolongku,
lutuku beerdarah akibat terjatuh di pinggir jalan ”. Jelas Tania pada Viona.
 ” Bisma nolongin kamu ? waah baik banget si Bisma. Udah keren, cakep,
baik pula ”. ucap Viona memuji Bisma.
Tania menatap aneh pada Viona yang memuji bisma.
 ” Kamu suka sama Bisma ya ?” tanya Tania penuh selidik.
 ” Eng... enggak siapa juga yang suka Bisma ” ucap Viona mengelak.
 ” Mukamu merah tuh ”. Ucap Tania melihat wajah Viona memerah
setelah memuji Bisma. Viona segera menutupi wajahnya denga kedua tangan.
 “ Hahaha… ketauan deh…” ucap Tania sambil Tertawa. Namun beberapa
detik kemudian tawanya sirna.
 “ Kenapa kita harus suka dengan orang yang sama Viona ?” batin Tania.

 ”Pokoknya setiap kelas harus menampilkan satu performance band. Jika
ada salah satu kelas yang tidak menampilkan band, maka harus didenda sesuai
dengan tulisan yang tertera di surat pernyataan. Tania, tolong sebarkan surat
pernyataan ini ke setiap kelas ”. Ucap Bisma panjang lebar. Bisma menjabat
sebagai ketua ekskul band di sekolahnya. Sebulan lagi ekskul band akan
mengadalan lomba band antar kelas. Selain menjabat sebagai katua ekskul
band, Bisma juga sebagai gitaris band sekolahnya yang sangat ahli dan
berbakat dalam memainkan gitar. Tania juga merupakan anggota dari ekskul
band yang menjabat sebagai sekretaris sekaligus vokalis di sekolahnya. Tidak
heran, Bisma menyuruh Tania untuk menyebarkan surat pernyataan dan
pemberitahuan ke setiap kelas.
 ” Oke, ntar aku sebarin. O ya, kalau misalkan aku ikut band kelasku
boleh gak ?” tanya Tania.
 ” Nggak bisa. Panitia dilarang mengikuti lomba ”. Ucap Bisma. Tania
hanya mengangguk mendengar ucapan bisma.

 ” Drummernya udah, gitaris, melodiest, sama keyboardistnya juga udah
ada. Tinggal vokalisnya nih, gimana dong ?” ucap Tania pada Viona saat jam
kosong di kelas.
 ” loh... bukannya kamu vokalisnya ?” tanya Viona heran.
 ” Panitia dilarang ikut serta dalam lomba, Viona. Terus ini gimana nih ?
temen kita ada yang mau gak ya ya jadi vokalis ?” ucap Tania.
 ” Gimana kalo aku aja ?” ucap Viona menawarkan diri.
 ” Kamu serius ?” tanya Tania.
 ” Iya, serius. Suaraku kan gak jelek-jelek amat Tan, lagipula kalo aku
jadi vokalisnya, aku kan bisa dekat-dekat Bisma waktu latihan ”. Ucap Viona
tanpa sadar.
 ” Ternyata kamu beneran suka sama Bisma ya... Vio ”. Ucap Tania lebih
kepada diri sendiri. Viona yang baru sadar akan ucapannya hanya salah
tingkah tanpa merespon ucapan Tania. Sedangkan Tania, dalam hati merasa
khawatir karena dia tidak menyangka dia dan sahabatnya bisa menyukai orang
yang sama. Tania tidak ingin kehilangan Bisma.

 ” Bisma...” panggil Tania pada Bisma saat baru memasuki ruang latihan
band. Bisma sedang memainkan gitar ketika Tania memanggilnya. Bisma
sejenak berhenti memetik gitar untuk menoleh ke arah Tania.
 ” Teman-temanku mau latihan band nih. Boleh kan ?” tanya Tania.
 ” Boleh kok, suruh aja mereka masuk. Tapi latihannya 1 jam aja ya,
soalnya setelah itu band kita akan latihan juga ”. Jawab Bisma.
 ” Oke deh... yuk, teman-teman masuk aja ” ajak Tania pada temanteman
sekelasnya.
Satu
persatu
teman
Tania
memasuki
ruang
latihan
band

dan
segera
menempati
posisi
alat
musik
keahlian
masing-masing.
Ketika
Viona

memasuki
ruangan,
ekspresi
Bisma
berubah.
Bisma
merasa
terkejut,
namun

sedetik
kemudian
wajahnya
berseri-seri
kegirangan.
Tania
yang
melihat

perubahan
ekspresi
Bisma
seketika
merasa
khawatir.



” Tatapan Bisma... apa dia juga suka sama Viona ?” batin Tania
menerka-nerka. Dadanya terasa sakit. Tania memejamkan mata lalu menarik
napas dalam-dalam untuk menghilangkan rasa nyeri di dadanya.
 ” Tania... ”. Panggil Bisma. Tania membuka mata dan menoleh ke arah
Bisma.
 ” Kenapa Bis ?” tanya Tania.
 ” Jadi kamu kenal sama Viona ?” ucap Bisma.
 ” Iyalah, dia sahabatku ”. Ucap Tania.
 “  Serius ?? kamu harus bantuin aku “ ucap Bisma antusias. Tania tidak
mengerti dengan apa yang baru dikatakan Bisma.
 ” maksud kamu ?”

 ” Jadi kamu suka sama Viona ?” tanya Tania.
 ” Iya, aku udah agak lama merhatiin dia. Tapi belum berani ngedeketin
dia. Nah, berhubung kamu sahabtnya Viona aku mau minta bantuanmu ”. Ujar
Bisma.
 ” bantuanku ? maksudmu, aku harus jadi makcomblang kalian ?”
 ” Yaa... semacam itulah ” tania terdiam mendengar ucapan Bisma.
 ” Ayolah Tan, kamu mau kan bantuin aku ? aku kan kan temanmu,
sesama teman harus saling membantu kan ?” pinta Bisma. Tania bimbang. Di
satu sisi hatinya sakit ketika mendengar bahwa orang yang disukainya
ternyata menyukai sahabatnya, bukan dirinya. Namun disisi lain, tania tidak
ingin Bisma tau perasaaan yang sesungguhnya padanya. Tania terlalu malu
mengungkapkan perasaannya pada Bisma. Akhirnya,  Tania memutuskan untuk
membantu Bisma mendekati Viona. Dia mencoba mengabaika rasa perih di
hatinya.
 ” Iya, akan ku bantu bis...” ucap Tania.
 ” Makasih tania. Kamu memang teman yang baik ”.ucap Bisma sambil
berterima kasih pada Tania.
 ” Tania, tadi kamu kemana sama Bisma ?” tanya Viona pada Tania
setelah latihan band usai.
 ” Oh... tadi lagi ngobrol bentar sama Bisma. Biasalah, tentang lomba ”.
Ucap Tania berbohong. Tania tidak mengatakan yang sebenarnya pada Viona
karena Bisma memohon untuk merahasiakan rencananya pada Viona.
 ” Serius kamu ? bisma gak naksir sama kamu kan ?” tanya viona penuh
selidik.
 ” Hahaha... ya enggak lah aku sama Bisma Cuma berteman doang.
Lagipula Bisma udah suka sama orang lain ” jawab Tania dengan pandangan
kosong.
 ” Siapa Tan ??” tanya Viona penasaran.
 ” Nanti juga kamu akan tahu ”. Ucap Tania membuat Viona semakin
penasaran.
 “ siapa sih yang disukai Bisma ? kasih tau dong Tan...” pinta Viona.
 ” Udah dibilang, ntar juga kamu akan tahu. Udah ah, aku mau latihan
band dulu. Kamu pulang aja duluan. Ntar aku bisa jalan kaki pulangnya. Nggak
usah ditungguin ”. Ucap Tania kemudian segera berbalik menuju ruang latihan.
 ” Tania !!” panggil Viona. Tania tidak menghiraukan panggilan Viona.
Tania terus saja melangkah menuju ruang latihan.
 ” Yang disukai bisma itu kamu, Viona. Kamu ”. Batin Tania.
 ” Tania, kamu pelit banget sih gak ngasih tau orang yang disukain Bisma
!” masih terdengar suara Viona dari balik punggung Tania, namun tetap
dihiraukannya. Tania segera memasuki ruang latihan band dan segera menutup
pintu ruang latihan yang setengah terbuka. Suara viona yang sedari tadi
berteriak pun seketika tidak terdengar lagi.

 Tania menghentikan langkahnya yang sedari tadi berjalan sambil
menendang benda kecil dihadapannya. Tania hendak melangkah ke seberang
jalan menuju rumahnya. Tanpa menoleh ke kana- kiri, dia segera menyeberang
jalan sambil menendang benda kecil yang ada di tengah jalan. Tiba-tiba ada
suara motor berdecit karena melakukan rem secara mendadak. Tania
tersentak. Hampir saja dia tertabrak (lagi). Orang yang berada diatas motor
segera membuka helmnya.
 ” Tania, kalo nyeberang hati-hati dong. Hampir saja kamu tertabrak ”
ucap Bisma sedikit khawatir.
 ” Maaf Bis... kirain tadi jalanan sepi. Jadi langsung aja deh aku
nyeberang ”.
 ” Oke, gakpapa. Makanya, kalo lagi jalan jangan bengong dong, jangan
nunduk juga kalo lagi jalan ”. Ucap bisma.
 ” Hehe... iya deh... iya, gak bengong lagi deh ” ucap Tania.
 ” O, ya jangan lupa bantuin aku ya Tan ?” tanya Bisma.
 ” Iya... ” jawab Tania dengan malas.
 ” Aku pulang dulu, bye ” pamit Bisma.
 ” Bye... hati-hati Bisma ” ucap Tania. Bisma segera melajukan motornya
menjauh dari tempat Tania berdiri. Tania melihat motor Bisma yang melaju
menjauh darinya. Saat motor bisma sudah menghilang dari pandangan Tania,
dia segera membuka gerbang rumahnya dan segera masuk dengan hati yang
dipenuhi kebimbangan.

 “APA AKU SUDAH YAKIN DENGAN KEPUTUSANKU UNTUK
MEMBANTU BISMA ? LALU, BAGAIMANA DENGAN HATIKU ? AKU JUGA
MENYUKAI BISMA ! APA AKU HARUS MENGORBANKAN PERASAANKU
INI ? ATAU AKU HARUS TERUS TERANG SAMA BISMA ?? TAPI, AKU
UDAH TERLANJUR BERJANJI SAMA BISMA UNTUK MEMBANTUNYA “. 
Tania semakin bingung. Jika dia membantu Bisma, hatinya pasti akan
sakit. Tania memang sudah lama memendam rasa pada Bisma. Sejak kelas X
dulu, dia sudah tertarik dengan Bisma, hingga dia rela berjuang untuk menjadi
vokalis band sekolahnya hanya untuk dekat dengan Bisma setelah dia tahu
bahwa Bisma gitarisnya. Hingga saat Tania menduduki kelas XI seperti
sekarang, perasaannya pada Bisma masih sama seperti dia pertama kali kenal
Bisma. Saat sudah menjadi vokalis band sekolahnya, Tania selalu berusaha
mengungkapkan perasaannya pada Bisma, namun selalu diurungkan niatnya
karena Bisma selalu dikelilingi dan didekati para cewek yang tertarik pada
Bisma. Akhirnya, untuk tetap bertahan didekat Bisma, dia berusaha menjadi
sahabat Bisma, dan itu berhasil. Tania berhasil berada didekat Bisma
meskipun Tania tahu dia tidak bisa memilikinya.
 “ Tania...” panggil Viona. Tania tidak mendengar panggilan Viona. Dia
masih sibuk dengan pikirannya sendiri.
 “ Tania ” panggil Viona dengan suara agak keras. Namun, masih tidak
didengar Tania. Viona geram, akhirnya dia berteriak didekat telinga Tania.
 “ TANIA “ Tania kaget mendengar teriakan Viona. Refleks dia menoleh
kearah Viona.
 “ Apaan sih pakek teriak-teriak segala “ ucap Tania sewot.
 “ Gimana aku gak teriak-teriak. Dari tadi aku panggilin kamu dengan
baik-baik malah dicuekin “ ucap Viona kesal.
 “ Hehe... maaf Vio, aku lagi banyak pikiran “ ucap Tania.
 “ Lagi mikirin apa sih ? kok sampe bengong gitu. Ayo dong cerita ”pinta
Viona.
 “ Mmmm.... kasih tau nggak ya ?” ucap Tania pura-pura berpikir keras.
Viona jadi kesal melihatnya.
 “ Selalu deh, menyembunyikan sesuatu dari aku huh... “ ucap Viona
pura-pura kesal.
 “ Eh,... tadi aku dengar, kemarin kamu hampir ditabrak sama Bisma ya
?” tanya Viona.
 “ Iya, hampir aja, huft untung maasih nggakpapa “.
 “ Iya, kamu masih beruntung. Oh ya by the way, Bisma udah dua kali ya,
nolongin kamu, yang waktu itu juga Bsma nolongin kamu kan ? itu loh yang
hampir ditabrak mobil ” ucap Viona.
 “ benar juga ya, Bisma udah dua kali menolongku, meskipun yang kedua
kalinya sih gak teralu nolongin banget. Kan dia yag hampir menabrakku. Tapi,
salahku juga sih jalan sambil bengong. Aku udah hutang budi sama Bisma. Apa
aku harus membantu Bisma dengan cara ini untuk membalas budi pada Bisma ?
lagipula aku sudah berjaji padanya. IYA. Aku harus membalas budi pada
Bisma. Aku harus mengorbankan perasaanku. Biarlah aku tidak bisa
memilikimu Bis, yang penting aku bisa ada di dekatmu “ batin Tania. 
“ Tania “ ucap Vioa dengan keras.
“ Eh viona, ngagetin aja “.
“ Tuh, kan bengong lagi. Lagi mikirin apa sih ?” ucap Viona.
“ gak lagi mikirin apa-apa kok. Oh ya, kemarin Bisma minta nomermu
tuh, aku kasih boleh kan ?” tanya Tania. Tania sudah memulai aksi mak
comblangnya untuk membantu Bisma.
“ Hah ? serius dia minta nomerku ? wah ! senangnya. Kasih aja Tan “
ucap Viona dengan rasa senang.
“ Duh... senangnya. Suka banget ya, sama Bisma ?” ucap tania menggoda
Viona. Viona hanya tersenyum dengan muka memerah.
Sejak saat itu, Tania selalu berusaha mendekatkan Bisma dengan Viona.
Dimulai dari mengajak mereka makan siang bersama ketika pulang sekolah
yang kemudian meninggalkan mereka berdua saja, meminta Viona untuk
mengatakan pada Bisma saat band kelasnya ingin meminjam ruang latihan
band, hingga Tania meminta Viona untuk menunggunya sampai latihan bandnya
selesai agar Bisma mempunyai kesempatan mengobrol dengan Viona. Ketika
melihat Bisma dan Viona bersama, hatinya terasa perih. Namun dia berusaha
menepis rasa sakit di hatinya. Seringkali dia menjauh dan pergi meninggalkan
Bisma dan Viona agar hatinya tidak merasa sakit melihat kedekatan mereka.
“ Semangat kawan, sukses ya ngeband-nya “ ucap Tania memberi
semangat pada teman-teman band kelasnya. Setelah latihan hampir sebulan
penuh akhirnya lomba band antar kelas pun dimulai. Teman-teman band
kelasnya segera menaiki panggung untuk menunjukkan penampilannya. Bisma
yang berada di dekat Tania memberi semangat pada Viona dengan isyarat
tangan yang berada di atas panggung. Bisma dan Viona sudah resmi jadian
seminggu yang lalu. Tania juga sudah meminta PJ (Pajak Jadian) pada mereka
dengan memakan sepuasnya di kafe mini dekat sekolahnya. Meskipun sakit
melihat Bisma dan Viona sudah berpacaran, Tania mampu menguatkan hatinya.
Tania berusaha menghapus nama Bisma dari hatinya.
Penampilan band kelas Tania berlangsung sukses. Tidak ada kesalahan teknis
yang Viona dan teman band lain lakukan.
 “ Selamat ya, penampilan kalian keren banget “ puji Tania pada temantemannya.
Teman-temannya
mengucapkan
terima
kasih
atas
pujian
yang
Tania

lontarkan.
Akhirnya
teman-teman
band
kelasnya,
kecuali
Viona
pamit
untuk

meninggalkan
mereka.



“ Oh ya Tan, band mu kapan tampil ?” tanya viona.
 “ Setelah penampilan band kelas selanjutnya kami tampil “ jawab Tania.
Viona hanya mengangguk mendengar jawaban Tania.
 “ Eh, Vio, aku kesana dulu ya, dipanggil teman-teman nih “ ucap Tania
dan segera menghampiri teman-teman yang memanggilnya. Viona yang
sendirian juga segera menghampiri Bisma yang berada di samping panggung.

 Selain menjadi panitia lomba band antarkelas, Bisma dan Tania juga
akan menunjukkan penampilannya sebagai penutup acara lomba band antar
kelas. Dalam lomba ini, kelas Viona dan Tania berhasil meraih juara 2.
Prestasi yang lumayan membanggakan.
 Tania mulai menyanyikan dengan diiringi oleh teman bandnya. Dua lagu
berhasil Tania nyanyikan dengan sangt baik. Saat akan menampilkan lagu ke 3,
tiba-tiba Tania turun dari panggung dan menghampiri Viona yang berada di
kursi penonton. Posisi vokalis di atas panggung kini digantikan oleh Bisma.
Sambil memegang gitar, Bisma mulai bersuara di microphone.
 “ Ini lagu ke 3 dari kami, sebelum menyanyikannya, saya akan mengajak
kekasih saya untuk menemani saya bernyanyi diatas panggung “ ucap Bisma
sambil melirik ke arah Viona yang sekarang berada di pinggir panggung. Tania
mendorong-dorong Viona untuk menaiki panggung, akhirnya dengan pasrah dan
menahan malu menaiki panggung dan berdiri di samping Bisma. Bisma mulai
menyanyikan lagu sambil memainkan gitarnya. Memang, selain pandai bermain
gitar, Bisma juga memiliki suara yang indah dengan suara “ serak-serak basah
“ nya.
 Bisma menyanyika lagunya sambil menatap Viona. Tania melihat kearah
kursi penonton. Para cewek yang tertarik pada Bisma melihat dengan
pandangan iri ke arah Bisma dan Viona yang kelihatan romantis diatas
panggung. Begitu pulan dengan Tania. Tania cukup iri melihat mereka berdua
di atas panggung. Lagunya romantis sekali, apalagi Bisma menyanyikannya
sambil menatap lembut kearah Viona.
 “ Kalian romantis sekali “ Tania bergumam dari samping panggung.
 “ Mungkin memang Viona yang ditakdirkan utuk Bisma, bukan aku.
Sebenarnya aku iri denganmu Viona, tapi mau gimana lagi ? Bisma telah
memilihmu. Cinta memang tak harus memiliki. Aku memang tak memilikimu,
Bisma. Tapi setidaknya aku masih bisa berada di dekatmu, menjadi
sahabatmu, menjadi temanmu dalam suka ataupun duka. Kau memang bukan
untukku, Bisma “ batin Tania sambil bertepuk tangn heboh setelah penampilan
diatas panggung berakhir.

END

Tokoh :
1). Bisma Karisma
2). Tania Alyssia
3). Viona Deliany

Cerpen khusus untuk ulang tahun Bisma Karisma (Mangbi) yang ke -24.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar