Mengenang S.P.L. Sorensen di Logo Google
-
[image:
http://www.thehindu.com/sci-tech/science/k938lm/article24020451.ece/alternates/FREE_660/doodle]
Hari ini, Selasa 29 Mei 2018, Google Doodle menamp...
Untukmu calon imamku, yang entah siapa dirimu...
Aku bukanlah wanita sempurna seperti yang kau harapkan.
Aku bukanlah bidadari surga yang memancarkan aura keanggunannya.
Aku adalah wanita biasa dengan masa laluku yang biarlah ku pendam lama.
.
Untukmu calon imamku, yang entah dimana engkau berada...
Jika suatu saat kau datang nanti, yakinkan orang tuaku bahwa kau bisa
menghilangkan kekhawatiran mereka karena tergantinya sosok ayah olehmu.
Namun terimalah pula segala kekuranganku dan keluargaku.
Kami bukanlah saudagar kaya raya yang bergelimpangan materi dan aku
bukanlah putri kerajaan.
.
Untukmu calon imamku, yang aku pun tak tahu sedang apa kau di sana...
Aku bukanlah wanita yang memiliki kesempurnaan akhlak layaknya Umi
Khadijah dan contoh wanita soleha lainnya.
Meski demikian aku merangkak untuk belajar seperti Beliau.
.
Untukmu calon imamku, yang dirahasiakan Allah...
Terkadang ku bertanya pada diri, kapankah kau datang?
Tak taukah kau bahwa berjuang seorang diri itu tidaklah mudah?
Aku takut jika suatu saat aku kehilangan arah lagi.
Ahh..Tapi ku sadar, Allah tidak pernah terlalu cepat maupun terlambat
untuk menyatukanku denganmu, semua akan tepat pada waktunya
.
Untukmu calon imamku, yang terkadang ku rindukan sosokmu meski ku tak
pernah tau siapa dirimu...
Aku di sini akan menantimu dalam taat.
Mungkin kesendirianku saat ini, agar akhlakku bisa lebih baik hingga
nanti aku layak untuk mendampingimu.
Namun begitu calon imamku, bimbinglah aku kelak, karena meski kita
bersama, menuju JannahNya tidaklah mudah tapi bersamamu dan keimanan,
semoga kita mampu menjalaninya .
. .
POLA REJEKI
Ada seseorang yg berusaha untuk hidup ngirit. Dia sedang berusaha
menabung, dan mengurangi pengeluaran termasuk menunda zakat dan sedekah !
Dia sering cek saldo, dan punya target angka khusus dg saldonya, setiap
pengeluarannya dipantau & hitung sebagai beban, pendeknya dia
berusaha untuk KIKIR.
Duarr... Beberapa bulan ini justru ujian finansial datang bertubi, diuji
dgn cobaan finansial, Allah "merampas"nya dgn cara yg sungguh diluar
dugaan.
Mulai dari harus betulkan rumah, yg nilai perbaikannya bagi dirinya
lumayan besar, bolak balik servis kendaraan, baik mobil/motor hingga
pengeluaran-pengeluaran kecil yg inensitasnya super-duper & diluar
nalar.
Disadarinyalah bahwa ini kejadian bukan sekali tetapi berkali kali, dan
polanya selalu sama: ketika berusaha untik "ngirit" termasuk menunda
kebiasaan berbagi.
Well..harta itu unik, justru berkembang ketika dia dialirkan, semakin
deras aliran keran dibawahnya maka semakin deras pula aliran diatasnya.
Adapun mengenai besarnya harta yg dimiliki, bukan dari seberapa besar
kita disiplin dalam mengatur pengeluarannya, tetapi dari seberapa besar
wadahnya, seberapa pantas kita mendapatkannya.
Ketika diri kita menjadi perantara atas rejeki orang lain salahsatunya,
dgn memberi baik kepada karyawan ataupun kepada yg membutuhkan, karena
ada hak mereka dalam harta kita, sebetulnya kita sudah memantaskan diri
untuk menerima lebih.
Boleh percaya atau tidak, saya simpulkan ada 2 pola terkait dgn REJEKI:
(1) bahwa jika kita tidak mengeluarkannya, maka Allah-lah yg dgn paksa
akan mengeluarkannya, hanya nilainya berbeda, yg pertama bernilai
pahala.
(2) harta tidak akan menumpuk ketika kita menimbunnya, tapi harta akan
semakin banyak ketika kita mengalirkannya & pantas untuk
memperolehnya,
Boleh percaya atau tidak,
RATU PARA BIDADARI
Ibnu Qayyim Rahimahullahu, menyebutkan dalam sebuah hadist sahih dalam
Musnad Imam Ahmad, bahwa ktika seorang suami beristerikan Hur‘ain
(bidadari), kmudian pd saat itu akan datang seorang wanita lain yg
kecantikan & keelokannya mampu membuat seorang raja melupakan
wanita2 lainnya.
Siapa Wanita itu ?
Ternyata wanita tersebut adalah isterinya selama di dunia. Itulah
keistimewaan para isteri di syurga, dia akan menjadi RATU dari para
Hur‘ain (bidadari). Lalu, Ibnu Qayyim mengatakan “Apakah seorang raja
pernah memikirkan para pelayan2-nya di hadapan Ratunya...?”
Tentu tidak ! Jadi, Allah akan mmberikan pd isteri kecantikan yg luar
biasa jauh melebihi para bidadari. .
.
BAGAIMANA IA TERJADI?
Ibnu Qayyim menjelaskan, “Kerana Hur‘ain (bidadari) tidak pernah
menghadapi kesulitan yg dirasakan wanita dunia. Mreka tdk prnah berjuang
di jalan Allah, tdk pernah dicela org sebab memakai jilbab, tdk prnah
mrasakan sulitnya patuh pd suami,.dll” .
.
Mengenai keistimewaan isteri (wanita) di syurga dibandingkan bidadari,
Rasulullah saw melalui haditsnya menyebutkan :
“Sungguh tutup kepala salah seorang wanita syurga itu lebih baik
daripada dunia & seisinya.” (HR. Bukhari & Muslim)
Bahkan dalam hadits yg lain disebutkan pula bahwa wanita dunia yg
sholihah lebih utama daripada bidadari syurga.
Dari Ummu Salamah ra, ia berkata: “Saya bertanya, “Wahai Rasulullah,
mnakah yg lebih utama, wanita dunia atau bidadari yg bermata jeli?”
Beliau shallAllahu’alaihi wa sallam menjawab: “Wanita2 dunia lebih utama
dripda bidadari2 yg bermata jeli, sprti kelebihan apa yg tampak
daripada apa yg tdk tampak.” .
Kmudian saya bertanya lagi: “Kenapa wanita dunia lebih utama dripda para
bidadari?” Lalu Beliau mnjwab: "Kerana shalat mreka, puasa & ibadah
mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di
wajah mereka, tubuh mreka adalah kain sutra, kulitnya putih bersih,
pakaiannya brwarna hijau, perhiasannya kekuning2-an, sanggulnya mutiara
& sisirnya terbuat dari emas.
.
.
Ukhti sholehah, Mari memperbaiki diri dan hati, gelar RATU BIDADARI tak
mudah di dapatkan. Hanya untuk wanita sholehah dunia.
Aku ingin menyapamu tetapi aku ingin membantumu menajga pandanganmu
Maaf aku tak bisa menyapamu
...
Ketika dua insan saling memendam rasa
dan tak mampu untuk menyapa,
Maka berdoalah kepada Sang Pemilik Hati,
...
Pihak yang satu ingin membantu pihak yang lain untuk menjaga
pandangannya, karena dia tahu bagaimana seharusnya seorang muslimah yang
baik,
Begitupula sebaliknya pihak yang lain pun ingin menyapanya tetapi dia
tahu batasan apa yang dia punya sebelum mereka sah dalam ikatan suci
pernikahan,
...
Maka ketika dua insan tak bisa saling menyapa,
Maka saling bersapalah lewat doa,
Dan mohonkanlah untuk segera dipersatukan jika memang berjodoh,
Jika tidak berjodoh, maka ikhlaskan,
ALLAH pasti akan mengganti yang jauh lebih baik menurut-Nya
Aamiin
. . .
. .
Ketika malam datang menggantikan siang..
Ketika itu..
Ku goreskan tinta, pada lembaran kertas putih..
Sunyi. Sepi. Hening. Tanpa suara..
.
Entah harus dari mana aku mulai menceritakannya..
Menceritakan kisahku ini..
Lebih tepatnya, tentang rasaku..
Rasa cinta seorang pelajar,
Pada lawan jenisnya..
.
YaAllah..
Benarkah aku merasakannya?
Merasakan apa itu jatuh cinta..
Berangan tentangnya..
Memikirkan dirinya..
Merasa, seakan dunia milik berdua..
Salah-kah aku jatuh cinta?
.
Astaghfirullahal'adzim..
Seketika kulantunkan kalimat itu..
Ketika sadar bahwa aku terlalu memikirkan lelaki yang bukan mahram..
Maafkan aku yaAllah..
Mengingatnya, hanya membuatku jauh dariMu
.
YaAllah..
Aku tidak mau terjerumus ke dalam pacaran..
Aku tidak mau bermesraan..
Apalagi berduaan,
Dengan lelaki yang bukan mahram..
Aku tidak mau tergoda oleh bisikan syaiton yang halus lagi menyelusup itu,
Aku tidak mau!
.
YaAllah..
Ketika kulihat, banyak sekali orang dewasa, bahkan anak sekolah yang ada di lingkunganku
Berpacaran, bermesraan, berduaan..
Menganggap seakan pacaran itu lazim, padahal mereka salah kaprah..
.
YaAllah..
Apakah lebih baik aku tetap memendam perasaan ini?
Di lubuk hati yang paling dalam..
Diam, membisu, tanpa mengeluarkan sepatah kata..
Ya, mungkin ini yang terbaik..
Pada akhirnya, cinta dalam diam menjadi pilihanku . .
.
Untukmu yang berada disana
Yang namanya selalu kusebut dalam sujud akhirku disepertiga malam
Yang mana kita sama sama selalu memantaskan diri
Mungkin ini waktunya
Ketahuilah..
Hingga detik ini aku tidak pernah berhenti mendoakan pertemuan kita
Aku, kamu tentunya dengan kedua orang tua kita pula
Jarak bukan masalah saat ini
Seperti apa dirimu
Kamu adalah kamu
Seseorang yang akan melengkapi hari hariku nanti
Melengkapi semua kekurangan ini
Tahukah surgaNya tidaklah murah?
Bersama kita membangun jalan menuju jannah-Nya Melangkah, memperbaiki segalanya
Menguatkan yang lemah dari diri kita
Memahami satu sama lain
Ini bukan sekedar gurauan
Tenanglah, besok aku datang.
Ketika Akhwat Jatuh Cinta…
Bukan harapan untuk bertemu yang mereka nantikan, tapi yang ada adalah
rasa ingin menghindar dan menjauh dari orang tersebut…
Tak ada kata-kata cinta dan rayuan…
Yang ada adalah kekhawatiran yang amat sangat, akan hati yang mulai
merindukan lelaki yang belum halal atau bahkan tak akan pernah halal
baginya…
Ketika mereka jatuh cinta, maka perhatikanlah, kegelisahan di hatinya
yang tak mampu lagi memberikan ketenangan di wajahnya yang dulu teduh…
Mereka akan terus berusaha mematikan rasa itu bagaimanapun caranya…
Bahkan kendati dia harus menghilang, maka itu pun akan mereka lakukan...
Alangkah kasihannya jika akhwat jatuh cinta…
Karena yang ada adalah penderitaan…
Tapi ukhti…
Bersabarlah…
Jadikan ini ujian dari Rabbmu…
Matikan rasa itu secepatnya…
Pasang tembok pembatas antara kau dan dia…
Pasang duri dalam hatimu, agar rasa itu tak tumbuh bersemi…
Cuci dengan air mata penyesalan akan hijab yang sempat tersingkap...
Putar balik kemudi hatimu, agar rasa itu tetap terarah hanya padaNya…
Pupuskan rasa rindu padanya dan kembalikan dalam hatimu rasa rindu akan
cinta Rabbmu…
Ukhti… Jangan khawatir kau akan kehilangan cintanya…
Karena bila memang kalian ditakdirkan bersama, maka tak akan ada yang
dapat mencegah kalian bersatu…
Tapi ketahuilah, bagaimana pun usaha kalian untuk bersatu, jika Allah
tak menghendakinya, maka tak akan pernah kalian bersatu…
Ukhti… Bersabarlah… Biarkan Allah yang mengaturnya...
Maka yakinlah... Semuanya akan baik-baik saja…
Assalamu'alaikum Sahabatku Dunia Akhirat Iyaa...Cukup Allah saja!
Sebagai pengobat segala gundah.
Sebagai tempat kembali dikala duka.
Bukankah yang terjadi atas kehendak-Nya?
Lantas kenapa putus asa?
Yuk berserah.
Jika usaha dan dan do'anya sudah.
Ikhtiar dan tawakkal untuk selanjutnya.
Darinya, semua yang terindah untuk kita.
Dan darinya, segala kebaikan untuk menguatkan keimanan hamba-Nya.
Ah..kita.
Mengeluh tiada habisnya.
Ujian layaknya bencana 😢
Kita murka, seolah-olah paling hina di dunia.
Ya Allah..kuatkan hati hamba.
Agar dunia tidak menjadi segalanya.
Agar selalu mendekat kembali kepada-Mu Ya Rabbana.
Semoga segala usaha tidak sia-sia.
Semoga ridha-Mu selalu menjadi tujuan utama.
Semoga setiap suka dan duka, Engkaulah tempat kembali kami yang hina.
Ukhty, aku cemburu padamu..
Saat dirimu tertutup sempurna dengan kain tebal nan longgar, namun aku
beralasan malu untuk memakainya.. •
•
Ukhty, aku cemburu padamu..
Saat para wanita sibuk dengan fashionnya, namun engkau selalu sederhana
dengan pakaianmu.. •
•
Ukhty aku cemburu padamu..
Saat para wanita sibuk mencari selfie terbaik untuk di unggah di media
sosial, namun engkau simpan kecantikan wajahmu hanya untuk mahrommu.. •
•
Ukhty, aku cemburu padamu..
Ketika engkau selalu bertemu Rabbmu disepertiga malam, namun aku masih
bergelung selimut nan hangat.. •
•
Ukhty, aku cemburu padamu..
Saat para wanita sibuk mengejar lelaki impiannya, namun engkau sibuk
bercengkrama dengan Rabbmu, memohon diberikan jodoh yang baik di mata
agamaNya.. •
•
Ukhty, aku cemburu padamu..
Saat engkau dikatai pejabat alias pemudi jaman batu, kemudian engkau
membalasnya dengan senyuman tulus.. apa daya aku yang selalu mengambil
hati?
•
Ukhty, tetaplah menjadi dirimu sendiri..
Karena dakwah tidak selalu dengan ucapan, dengan sikap mu sahaja
membuatku sadar.. •
•
Ukhty, apakah aku bisa sepertimu? Do'akan aku...
Muslimah, taukah engkau? (Pesan dari lelaki)
Muslimah, taukah engkau bahwasannya banyak diantara lelaki yang sedang mempersiapkan diri.
Maka siapkanlah dirimu, kelak salah seorang diantara kami akan mendatangi walimu.
Dan pastikan satu orang itulah yang beruntung mendapatkanmu.
Mendapatkan bidadari dunia yang salihah.
Karesa perhiasan yang paling indah, dan yang palin baik didunia adalah engkau, salihah.
Perlu di ingat, bahwa perbaikan dirimu sekarang. Adalah perbaikan orang saleh yang akan menjadi imamu kelak.
Untukmu seseorang yang sudah Allah tulis di Lauhul Mahfudz-Nya
Terkadang hati ini bertanya - tanya
Siapakah orang itu
Kapankah kita akan dipertemukan
Sabar adalah caraku untuk menantimu
Mungkin saat ini banyak orang yang mengagumimu bahkan mencintaimu
Mungkin juga kamu sudah memiliki tambatan hati yang selalu kamu selipkan disetiap do'a-do'aMu kepada-Nya
Perlahan namun pasti, menantimu adalah sebuah hal yang menyenangkan
Disaat aku berbisik ke bumi namun didengar oleh penduduk langit
Yang aku lakukan saat ini hanyalah mendo'akanMu
Mendo'akan yang terbaik untuk dirimu
Jika nantinya kamu bukanlah jawaban dari ikhtiarku
Bagiku tak mengapa
Aku percaya bahwa ketetapan-Nya selalu indah untuk para hambaNya
Aku bersyukur pernah memperjuangkanmu disetiap bait-bait do'a yang ku sampaikan kepadaNya
Karena kamu bukanlah untuk diperebutkan
Namun kamu adalah seseorang yg harus diperjuangkan
Kamu layaknya bintang di langit yg bersinar terang dikegelapan malam
Sampai kapanpun aku tak akan pernah bisa untuk bersanding denganmu bahkan menyentuhmu pun tak sanggup
Maka dari itu, aku juga harus menjadi bintang sepertiMu. Agar aku bisa bersanding denganMu
Aku sadar,
Mungkin ibadah kamu lebih baik dari aku
Mungkin akhlaq kamu lebih baik dari aku
Disaat kamu disana sedang memperbaiki diri dan terus mendekat kepadaNya.
Akupun disini juga harus melakukan seperti apa yang kamu kerjakan
Karena sejatinya tak ada laki² shalih yang mendambakan wanita pezina
Begitu juga tak ada wanita shaliha yg mendambakan laki² ahli maksiat.
Biarkanlah aku memperjuangkanMu dalam diam dan dalam ketaatanku kepada-Nya.
Aku tak mau jatuh cinta dengan orang yang salah.
Tak mau membagi hati ini dengan sembarang orang.
Karena hati ini hanya tertaut padaNYA.
Sang Maha Pencipta. .
.
.
Jatuh cinta adalah hal yang didambakan oleh setiap insan,
Tapi, jatuh cintalah dengan dia yang telah berjabat tangan dengan
ayahmu, dengan dia yang telah mengucapkan janji suci depan orang tuamu.
Agar cinta yang dimiliki berkah.
.
.
.
Biarlah semua menjadi misteri sampai Allah mempertemukan kita kelak. .
.
.
Dia suka padamu,
Tapi tak memperlakukanmu seperti wanita wanita lainnya.
Karena dia tau kamu wanita spesial.
Wanita yg pantas diperjuangkan dgn cara yg baik.
Wanita yg harus dihargai.
Wanita yg dijemput dengan menaklukan wali dan saksi.
Karena dia tau kamu mutiara bukan mawar di pinggir jalan.
Bagaimana mendapatkan mutiara?
Harus bersusah payah karena mutiara itu indah dan tersembunyi.
Tapi mawar?
Bisa dijumpai di pinggir jalan dan bisa disentuh oleh siapapun dgn
mudah.
Kamu harus paham dan mengerti,
Dia benar benar ingin menjagamu.
Dia tak mau memperlakukanmu seperti wanita wanita lainnya.
Bagaimana mungkin calon bidadari surga diperlakukan sama dengan wanita
biasa saja?
Percayalah, dia sedang mempersiapkan segalanya untukmu.
Dia benar benar ingin menjadi seorang pangeran yg bisa membawa seorang
putri ke surgaNya.
Maka perbaiki juga dirimu,
Belajarlah bagaimana menjadi pendamping yg baik untuknya kelak.
Adakah yg lebih diharapkan, saat kita merasa tak pantas menjadi penghuni
surgaNya lalu kemudian hadir seorang laki laki yg berkenan
mengantarkanmu menjadi penghuni surgaNya?
Wahai calon bidadari surga,
Bersabarlah dalam ketaatan.
Menantilah dengan kesabaran.
Tunggu hingga waktunya benar benar tiba.
Tunggu hingga do'amu dan do'anya benar benar Allah satukan.
Tunggu untuk semesta akan tersenyum atas kebersamaan kalian berdua.
Penantian yg indah dariku.
Penantian ini akhirnya berujung.
Setelah berapa lama aku menanti dalam sabar dan do'a.
Inikah jawaban atas do'a-do'aku?
Inikah jawaban atas penantianku selama ini?
Aku yakin ini adalah Rencana Allah yang begitu indah untukku.
Kau datang.
Ya kau, sosok yang selama ini aku nantikan.
Ya kau, yang sekarang telah menjadi kekasih halalku.
Aku tak tahu bagaimana mengungkapkan semuanya.
Aku sangat bersyukur kepada Sang Maha Cinta.
Entah dari mana aku harus memulainya.
Ini sungguh istimewa dan bahagia.
Untuk apa kita dipertemukan?
Kita dipertemukan untuk saling mengenal dan memahami rasa, juga saling
mencintai yang semata-mata hanya karena untuk mendapat ridho-Nya dan
hanya untuk-Nya.
Untuk apa kita dipersatukan?
Kita dipersatukan tidak hanya untuk bersama merangkai cinta, tapi juga
dengan bertukar cerita, bertukar pengalaman dan tak perlu takut akan
kekurangan-kekurangan yang kita miliki karena kita akan saling
melengkapi.
Sekarang, aku punya sosok setia.
Sosok pangeran tampan yang begitu baik.
Namun bukan rupa yang tampan, tetapi hati yang membuat tampan.
Tak setampan pangeran berkuda.
Namun kau begitu berarti.
Selalu menemaniku dalam suka dan duka.
Malaikat tanpa sayap yang selalu memberikan cahaya.
Cahaya yang membimbingku untuk selalu dekat dengan Sang Maha Cinta.
Jika kau tau neraka itu ada
kenapa masih aja menabung dosa?
Dosa kita semakin bertambah,tapi kita berharap masuk surga
Kita berharap masuk surga,tapi kita melupakan-Nya
Terkadang kita sering melupakan-Nya, karena cinta didunia
Padahal kehidupan didunia hanyalah sementara
Lalu apa yang membuat kita bangga?
Semua yang kita dapatkan didunia
Adalah pemberian dari-Nya
Sementara kita hanya bisa menikmati segala-Nya
Hingga kita semakin lupa pada-Nya
Itu berati, kita sedang membangun jembatan sendiri menuju neraka
Lebik baik kita mulai menabung banyak pahala karena Allah semata
Bukan karena berharap mendapatkan pahala dan ingin masuk surga
Cintailah IA tanpa mengharapkan apa-apa
Karena ketulusan seorang hamba,dilihat dari keikhlasan-Nya
Ikhlas tanpa harus terlihat dan didengar oleh siapa-siapa
Tentunya hanya Allah saja yang mengetahuinya
Maka, lakukannlah dengan cara mentaati perintah-Nya
Dan jauhi larangan-Nya
Itu berarti, kita sedang berusaha membangun jembatan sendiri menuju surga-Nya
Aamiin . . .
Namamu ada.
Walau kau tak sadar.
Namamu ku sebut.
Walau kau tak dengar.
Namamu ku tangisi.
Walau kau tak merasakan.
Semua itu selalu ku Aamiinkan.
Berharap semoga Allah mengabulkan.
.
Entah pertemuan itu kapan.
Tapi selalu ku harapkan.
Entah sampai kapan aku seperti ini.
Mungkin sampai kau mendatangiku.
Aku selalu Ikhtiar.
Karena aku yakin kau akan tetap datang.
Cepat atau lambat pertemuan itu.
Diwaktu yang tepat.
Dan sudah ditetapkan-Nya.
.
Aku berharap kau disana memantaskan diri untukku.
Akupun sebisa mungkin melakukan hal yang sama.
.
Karena aku bisa apa selain mendoakanmu?
Menjadikanmu pacarku?
Sungguh.
Aku tak serendah itu.
Terlontar pertanyaan dari mereka
Pernahkah aku jatuh cinta ?
"Aku pernah jatuh cinta, tapi aku tak ingin dia tahu"
Mengapa bisa kau mencintai seseorang tanpa dia tahu ? "Bagiku mencintai
tanpa orang itu ketahui sangatlah indah, mendo'akannya dari kejauhan
kemudian dia bisa merasakan alunan do'a yg kita haturkan. Dengan cara
ini aku menjaga fitrah yg Allah titipkan dengan tidak menjerumuskannya
pada tindakan yg diharamkan-Nya."
Bukankah sakit rasanya ketika kau mencintai seseorang tapi orang itu tdk
mengetahuinya ?
"Jika ku katakan tidak.. sungguh aku berbohong... aku bukanlah wanita yg
cukup tegar untuk menopang itu semua. Maka dari itu ku tanamkan dalam
hatiku, mencintailah sewajarnya, membencilah sewajarnya. Dan janganlah
berharap kepada selain Allah"
Pernah kah kalian terlalu berharap kepada makhluk ? Kemudian kau rasakan
kecewa, terluka, dan kesedihan. Kau tahu kenapa ? Karna Allah ingin
kita kembali berharap kepada-Nya.
Akhir-akhir ini, ada seseorang yang menarik perhatian ku..
Dari hanya sekedar mengenal namanya, aku mulai mencari tau tentangnya. Menatap gerak-geriknya dari kejauhan.
.
Awalnya hanya rasa kagum yang dimiliki..
lama-kelamaan ada yang tidak beres dengan hati..
aku takut, nafsu pun ikut menggeluti..
aku takut salah memahami..
Ada apa dengan diri ini?
.
Hati..
Berkompromilah dengan situasi..
Ini bukan keadaan yang tepat jika aku harus terus memikirkan hal yang tidak penting dalam hidupku..
Hati..
Cobalah untuk mengerti..
ini bukan permainan yang seenaknya kau rasakan jika sudah bosan kau tinggalkan..
Hati..
Tenangkanlah dirimu ini.. jangan sampai kau jatuh kelubang yang sama pada masalalu mu..
Hati..
Bersabarlah.. pada waktu nya kau akan mengetahui seluruh pertanyaan yang selalu menghantui pikiranmu..
.
Tapi biarlah..
aku balut seluruh rasa ini dengan do'a..
jika dia merasakan hal yang sama..
tentu dia akan datang menghampiri, menanyakan tentang hal ini..
Jika tidak.. biarlah rasa ini hanya sekedar singgah dihati, aku tak ingin jika diri ini yang harus terlukai lagi..
.
Rasa..
aku harap kau mau bekerja sama dengan apa yang aku pikiran..
Rasa..
aku harap kau tak berlebihan dalam mengekspresikan sebuah kekaguman..
Rasa..
aku harap kau bisa mengendalikan apa yang harus kau lakukan..
.
Sudahlah..
aku mulai terganggu dengan semuanya..
Akhirilah..
Aku tak mau semua ini justru membuat ku jauh dari batas yang sewajarnya..
.
Mungkin ini hanya sebuah perasaan yang menguji iman hati..
Mungkin ini hanya sebuah perasaan yang harus ku buang jauh dari dalam diri..
Mungkin ini hanya sebuah perasaan yang tak memerlukan balasan hati..
.
Meski terbalas atau tidaknya rasa ini, aku harap tak akan ada penyesalan yang terjadi sekarang ataupun nanti . .
.
Untuk apa ingin memiliki pendamping yang tampan kalau tidak beriman,
karena dia yang tampan wajahnya akan kalah dengan dia yang tampan
imannya.
Untuk apa ingin memiliki pendamping yang kaya kalau tidak beriman,
karena dia yang kaya hartanya akan kalah dengan dia yang kaya hatinya.
Untuk apa ingin memiliki pendamping yang cerdas kalau tidak beriman,
karena dia yang cerdas dalam perkara dunia akan kalah dengan dia yang
cerdas dalam perkara akhirat.
Bukankah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sudah menyebutkan
nikahilah seseorang karena agamanya niscaya engkau akan beruntung.
Dan Rasulullaah tidak pernah menganjurkan nikahilah seseorang karena
wajahnya, hartanya, atau kedudukannya.
Jangan terlena dengan keistimewaan seseorang dalam hal keduniawian,
karena semua itu akan pudar, habis, dan hilang.
Pilihlah dia yang shalih lagi beriman yang dimana setiap kali engkau
melihat wajahnya terasa menyejukkan dan surga pun terasa lebih dekat.
Teruslah perbaiki diri, perindah akhlak dan pertebal keimanan kepada
Allaah Ta'ala jikalau engkau menginginkan pendamping yang shalih dan
beriman.
Karena jodohmu adalah seperti apa dirimu.
Semangat menjadi pribadi yang lebih baik dan berakhlak mulia
Untuk diriku dan dirimu shalihah.. Yang sedang berjuang untuk menjaga hati meski sangkaan orang-orang kerap menghakimi..
.
.
Mendung itu tak lama, sayang
Hujan yang turun juga sebentar
Tak apa sesaat saja hatimu murung
Air matamu mengaliri pipi bahkan sempat tergenang di dasar hati
.
.
Setelah mendung dan hujan
tentu pelangi melengkung indah setengah bumi
Seseorang boleh saja pergi bersama dengan kenangan yang pernah datang
Namun, senyummu tak boleh hilang
.
.
Melengkunglah senyum indah beraroma airmata itu bersama ikhtiar perbaikan diri
Masa depan terbaik, kelak akan Allah hadiahkan
Barang berharga disimpan dan dijaga dengan penuh kehati hatian, tapi untuk urusan sholat selalu di lalai-lalaikan.
Barang barang mewah selalu dibersihkan setiap harinya, tapi utk membenarkan sholat saja tidak pernah dilakukan
Kamu selalu berharap pada Allah, sementara yang wajib saja sering dilalaikan.
Kamu selalu meminta utk dimudahkan segala urusan, tapi kamu tidak pernah mempermudah jalan utk bertemu dgn Allah.
Kamu ingin doa dikabulkan segera, tapi untuk menyegerakan sholat saja tidak mau
Kamu ingin agar Allah mendengar segala pinta, tapi berdoa saja tergesa gesa.
Lantas bagaimana bisa Allah mempercepat semua keinginanmu, sementara untuk bertemu denganNya saja penuh dengan penundaan?
Sadarilah wahai diri yang penuh dengan kehinaan ini.
.
Dongeng Ermin Siti Nurcholis (Suara Merdeka, 21 Mei 2017) Bambu Kuning Tak Cantik Lagi ilustrasi Suara Merdeka
“Bambu yang cantik, bolehkah kuambil batangmu yang kecil untuk aku
jadikan seruling?” tanyaAndi kepada serumpun bambu kuning yang tumbuh di
tengah hutan Desa Barumbung. Rumpun bambu kuning tumbuh indah di
sekitar tanaman lainnya di hutan tersebut. Karena keindahan rumpun
batangnya, batang bambu ini sering dimanfaatkan warga sekitar untuk
berbagai keperluan.
“Oh..silakan Andi, jangankan batangku yang kecil, batang yang besar pun aku rela menyerahkannya,” demikian jawab bambu kuning.
“Aku senang bila diriku dapat bermanfaat bagi orang lain,” jelas bambu kuning lagi.
“Terima kasih bambu kuning, aku ambil batang kecilmu ya, dan kudoakan
semoga Tuhan menggantikan batang-batang baru yang lebih indah padamu,”
jawab Andi sambil mengibaskan golok kecil menebang batang bambu yang
diinginkannya untuk dijadikan seruling yang akan ditiupnya saat
menggembala kerbau miliknya.
Bambu kuning bukannya bersedih karena batangnya berkurang, tetapi
malah bersyukur karena masih mampu berbuat dan memberi kebaikan bagi
sesama. Selang beberapa langkah kepergian Andi, datanglah beberapa warga
kampung sambil membawa golok di tangannya.
“Ada apa ini?” tanya bambu kuning dalam hati.
“Di mana kita bisa mendapatkan kayu yang kokoh Pak Jaka. Kayu-kayu
besar di hutan ini sudah habis kita tebang dan kita jadikan rumah,
padahal kita memerlukan beberapa batang kayu untuk mengganti jembatan
penghubung desa kita dengan Desa Baringring,” kata Pak Abu pada Pak
Jaka.
“Wah, iya ya…ternyata batang pohon yang besar sudah tak ada lagi,
pantas saja desa kita diterjang banjir dan jembatan kita hanyut,” jawab
Pak Jaka.
“Kasihan anak-anak yang mau bersekolah ke Desa Baringring, lantas lewat mana nanti?” kata Pak Tono.
“Ayo Pak, kita cari lagi kayu yang besar di dalam hutan ini,” kata bapak yang lainnya.
Bambu kuning mendengarkan percakapan bapak-bapak tadi dan berkata
dalam hati, “Wah, kasihan sekali anak-anak dan warga desa ini ya,
pastinya mereka harus memutar jalan cukup jauh untuk menuju Desa
Baringring.”
“Bapak-bapak….kemarilah!”seru bambu kuning.
“Aku punya batang-batang yang cukup besar dan kuat. Walau tak sebesar
pohon jati yang kalian inginkan, bila kalian ikat jadi satu batangku
cukup kuat untuk kalian lalui,” lanjut bambu kuning.
“Ayo…ambillah batang-batangku Pak, aku ikhlas memberikannya,” kata bambu kuning.
Bapak-bapak tadi berhenti sejenak dan saling berpandangan, selanjutnya mendekat ke rerimbunan rumpun bambu kuning.
“Benarkah bambu kuning?” tanya Pak Abu.
“Kami butuh cukup banyak batangmu, bila kami ambil nanti apakah kamu tak takut rimbun batangmu menjadi jelek?” tanya Pak Jaka.
“Tidak bapak-bapak, aku senang bila tubuhku bermanfaat untuk orang
banyak. Ambillah secukupnya, ambil batangku yang sudah besar dan kuat,”
kata bambu kuning.
“Baiklah bambu kuning, kami akan mengambil batang-batangmu yang besar dan kuat,” kata Pak Abu.
“Terima kasih sekali bambu kuning,” kata bapak-bapak hampir
bersamaan, dilanjutkan dengan mengayun golok-golok mereka menebas batang
bambu kuning yang besar dan kuat.
Perbincangan Andi dan beberapa warga desa terhadap bambu kuning
ternyata didengar oleh burung gagak hitam yang bertengger di atas pohon
pisang. Burung gagak geleng-geleng kepala melihat sikap bambu kuning.
Dia pun hinggap di pohon pisang lain yang dekat dengan rumpun bambu
kuning. Sambil mengepakkan sayapnya gagak hitam berkata, “Bambu kuning…
bambu kuning, kamu ini makhluk terbodoh di dunia.”
“Hai gagak hitam, apa kabar?” sapa bambu kuning dengan ramahnya.
“Apakah kau juga ingin mengambil daun-daunku yang kering untuk kau
jadikan sarang telurmu, ambillah jika kau membutuhkannya!” bambu kuning
menawarkan diri.
“Oh, tidak kuning, aku dan suamiku telah membuat sarang dari daun
kering pohon pisang ini. Aku cuma heran terhadapmu kuning, kenapa kau
relakan dan kau berikan batang-batangmu pada orang-orang tadi? Lihatlah,
rumpunmu tak seindah dan sekuat kemarin,” lanjut gagak hitam.
“Apa kau tak melihat apa yang dilakukan mereka terhadapmu? Batang
tubuhmu yang kecil digergaji dan dilubangi, apa kau tak merasa
tersakiti? Tubuhmu yang besar dan kuat diikat dan diletakkan di atas
sungai untuk diinjak-injak orang, ternak, dan lainnya? Batangmu yang
kuat dipotong dan disayat tipis untuk dijadikan bakul tempat nasi yang
panas, dijadikan caping pelindung kepala pak tani, disayat dianyam, dan
dipaku sebagai dinding rumah mereka?” jelas gagak hitam tiada henti.
“Tapi gagak hitam, aku ingin menolong mereka, aku senang jika bisa bermanfaat untuk makhluk lain,” jelas bambu kuning.
“Ah kuning… kamu itu terlalu baik. Aku sebagai sahabatmu merasa sedih
melihat dirimu tak secantik dulu lagi,” kata gagak hitam sambil terbang
ke daun pisang yang lebih tinggi.
Bambu kuning tercenung dengan perkataan burung gagak hitam. Dia
memandangi semua batang bambu yang tersisa. “Benar juga kata gagak
hitam, aku tak secantik dulu lagi,” katanya dalam hati.
“Gagak hitam..gagak hitam,” panggilnya. Bambu kuning menangis terisak.
“Benar katamu gagak hitam, aku tak secantik dulu lagi. Lalu, apa yang
harus aku lakukan supaya warga tak mengambil batang-batangku?”
tanyanya.
“Caranya mudah kuning, jawab saja tidak boleh bila mereka akan
mengambil batang-batangmu, dan bila mereka memaksa maka keraskanlah
batangmu supaya golok mereka tak berhasil memotongmu, mudah kan?” kata
gagakhitam. Bambu kuning menuruti kata-kata si gagak hitam.
Kini, tak seorang pun warga yang meminta batangnya, tidak seorang pun
berhasil menebaskan golok-goloknya. Tubuh bambu kuning menjadi sangat
besar dan keras. Warga hanya memanfaatkan batangnya yang roboh karena
angin. Itu pun dikeluhkan warga, karena batang dan sayatannya mudah
patah dan tak sekokoh dulu lagi.
***
Hari berganti hari, minggu berganti minggu hingga bulan berganti
bulan, lama kelamaan rumpun bambu kuning menjadi tua dan kotor, karena
tak ada warga yang mendekatinya lagi.
Batang pisang yang tumbuh di dekatnya tertawa mendengar keluhan bambu
kuning yang sekarang dijauhi oleh warga desa. “Itulah balasan untukmu
kuning. Saat kau berikan sebagian batangmu untuk dipergunakan manusia,
Tuhan pasti akan menggantikannya dengan tunas-tunas muda yang cantik.
Makin banyak batang tua yang kau berikan, makin banyak tunas yang tumbuh
dan semakin cantik saja dirimu,” kata pohon pisang.
“Lihatlah diriku, aku ikhlas memberikan buah masakku untuk dimakan
manusia, bungaku untuk sayur mereka, daunku untuk bungkus lauknya,
tulang daunku untuk mainan anak-anak mereka, pelepah batangku untuk
bakul hasil panen tembakau mereka. Aku senang melakukannya dan lihatlah
rumpun pohonku jadi bersih, tunas-tunas baruku juga menjadi lebih
banyak,” kata pohon pisang lagi.
Mendengar penjelasan pohon pisang, bambu kuning menitikkan air mata.
“Ya Tuhan, ternyata aku tak mensyukuri karunia-Mu. Aku menjadi
makhluk pelit dan tak berguna. Dan aku telah termakan kata-kata yang tak
baik dari gagak hitam,” katanya menyesali.
Dalam hati bambu kuning berjanji tak ingin mengulang sikapnya yang
tidak baik ini. Dia menyadari bahwa sebaik-baiknya makhluk hidup adalah
yang bermanfaat bagi makhluk hidup lainnya. Setiap kebaikan pastilah
akan mendapatkan imbalan kebaikan yang berlipat dari Tuhan. (58)
Lo ngerti perasaan itu? Dekat dengan seseorang, lalu begitu saja,
tiba-tiba lo melihatnya dengan cara yang berbeda. Tahu-tahu, tanpa
disadari, lo udah jatuh cinta sama orang itu. (hlm. 211)
“Hubungan serius yang lo maksud cuma ada di buku-buku dongeng.
Segala sesuatu di dunia ini punya masa akhir, termasuk cinta yang lo
elu-elukan itu. Hal tercerdik adalah pergi sebelum kesenangan itu
selesai.” (hlm. 141)
Beberapa kalimat favorit dalam buku ini:
Nggak ada gunanya meratapi masa lalu. (hlm. 49)
Nggak ada yang salah dengan jatuh cinta. (hlm. 211)
Terkadang, bukannya kita tidak tahu kapan harus berhenti. Kita hanya tidak bisa berhenti. (hlm. 249)
Seenggaknya dengan punya mimpi, kita akan punya tujuan yang jelas. (hlm. 268)
Mimpi itu sebuah hak khusus. Nggak semua orang bisa memilikinya. (hlm. 268)
Lepaskan yang mengikat, kejar yang kamu inginkan. (hlm. 268)
Mimpi berupa hal-hal sederhana juga nggak apa-apa. (hlm. 268)
Mereka nggak ngerti bahwa yang kadang yang kita butuhkan bukan
kesepian, bukan diam, bukan menyendiri. Kita butuh kenormalan di sekitar
kita, hal-hal yang membuat kita bisa berjalan maju. (hlm. 277)
Beberapa selipan sindiran halus dalam buku ini:
Betapa mudahnya mengategorikan sesuatu yang dulunya berharga menjadi
barang bekas, yang mungkin tak akan terlihat lagi. (hlm. 17)
Nggak gunanya meratapi masa lalu. (hlm. 49)
Kebanyakan cewek berandai-andai jadi cinderella. Hanya supaya bisa
jatuh cinta sama pangeran. Mereka nggak pernah sadar, itu impian bodoh
yang sia-sia. (hlm. 62)
Tak ada kegeniusan tanpa kegilaan. (hlm. 64)
Cinta nggak pernah menjelaskan dirinya dengan baik, datang dan pergi tanpa rangka waktu tertentu. (hlm. 173)
Bela aja terus pacar lo. Bukan berarti ucapan gue salah. (hlm. 221)
Kalau lo nggak yakin sama perasaan lo, jangan terima cowok itu. (hlm. 222)
Kamu gonta-ganti pacar semudah ganti baju karena ingin menemukan cinta yang sebenarnya, kan? (hlm. 222)
Cerpen Niar Cahyani (Suara Merdeka, 21 Mei 2017) Pesta Sate Daging Temuan ilustrasi Suara Merdeka
Karip usul. “Masak gule sajalah kita!” ujar dia sambil mengenang kuah gule terakhir yang ia lahap saat Idul Adha tahun lalu.
Sodikin menepuk ujung topi kelabu yang bertengger di batok kepala
Karip. “Gule, gundulmu! Apa kamu mau duit narikmu buat beli rempah?”
Tepukan kasar itu melenyapkan bayang-bayang gule kambing yang membuat
lidahnya gemetar. “Bikin sate saja. Tidak perlu cari kompor. Modal
tungku pakai arang, jadilah sudah! Nanti kubawakan bawang, garam, dan
kecap.”
Kelima tukang becak yang sehari-hari mangkal di tepi Jalan dr Cipto
itu pun bersepakat sudah. Sudah terang bagaimana nasib sekantong daging
yang entah milik siapa.
Para lelaki paruh baya itu melangkah riang bak bocah hendak
menyambangi toko kembang gula. Betis berwarna senada akibat
bertahun-tahun mangkal di tempat yang sama itu berkumpul mengitari
tungku. Sodikin datang menenteng kantong hitam hasil kemujuran. Sore itu
Sodikin menjumpai jok becak tuanya ketiban berkah: sebuah kantong
plastik hitam berisi segumpal besar daging. Kelima pria itu tak tahu
ilmu matematika untuk menggambarkan seberapa banyak daging itu dengan
satuan ukur. Yang jelas cukup untuk pesta semalaman. Mereka pikir,
sesekali pantas rehat dari kesusahan hidup melarat.
Tak banyak ritual memasak mereka lakukan. Hanya mengiris daging
tipis-tipis, membumbui dengan tumbukan bawang putih dan garam, siaplah
daging tertusuk bilah bambu itu untuk mereka bakar. Riang hati mereka,
sebab tahun ini taraf hidup mereka meningkat. Biasanya mereka makan
daging setahun sekali, saat Idul Adha. Kini, mereka bisa makan daging
setahun dua kali. Tak ada tuak atau tembakau lintingan sebagai pelengkap
pesta, sebab mereka terlampau miskin buat sekadar beli beras dan sayur.
***
Dua hari selang pesta pora, kelima lelaki paruh baya itu kembali
mengayuh becak. Mau panas, hujan, atau panas bercampur hujan, tetap saja
mereka mengayuh, seolah-olah hidup mereka adalah sistem ber-setting pabrik.
Sodikin pasang tampang lesu hari itu. Keempat kawannya telah
melanglang Jalan dr Cipto demi lembar-lembar uang ribuan. Namun ia cuma
duduk dan menguap. Sesekali berteriak menawarkan jasa becaknya
kalau-kalau ada angkot oranye terang berhenti di pangkalan.
“Mas, becak, Mas?” tawarnya pada penumpang angkutan jurusan Banyumanik-Johar yang turun di pangkalan.
Pria berambut tipis di dahi itu tampak ragu mendekati Sodikin.
Sodikin tahu betul pria itu tinggal di salah satu gang yang berjarak
satu kilometer dari pangkalan becak. Jadi sudah positiflah si pria calon
penumpang becak yang potensial.
“Ayo becak, Mas! Mau ke Bugangan ta?” tawar Sodikin bersemangat.
“Anu, Pak…,” sahut si calon penumpang. “Apa Sabtu kemarin saya naik becak Bapak?” tanya si pria.
“Lo, ya iya ta. Kan sampean langganan mbecak saya. Ayo saya antar! Hari ini saya beri diskon.”
“Apa Sabtu kemarin ada barang saya tertinggal?”
“Barang apa? Seingat saya tak ada barang tertinggal, Mas.”
“Waduh, bagaimana ya? Saya harus cari ke mana lagi?”
“Memang barang apa yang tertinggal?”
“Barangnya terbungkus plastik hitam.”
Hati Sodikin langsung mengerut bak balon tertusuk jarum mendengar
jawaban si calon penumpang. Teringat sebuah kantong plastik hitam yang
ia temukan.
“Sabtu kemarin saya pergi mengantarkan Kakak ke pengobatan alternatif
di Jatingaleh. Mbah yang mengobati itu sakti betul! Tanpa operasi,
beliau bisa mengangkat penyakit kakak saya. Namun kalau bungkusan itu
tidak saya temukan, saya tak bisa melakukan ritual pengobatan yang Mbah
sarankan.” Wajah si calon penumpang tampak bingung sambil menggaruk
tengkuk.
“Wah, saya ndak tahu di mana bungkusan itu,” Sodikin
berusaha menutupi kegugupan sekaligus penyesalan sebab merasa telah
berpesta-pora dengan daging yang seharusnya jadi obat bagi seorang
penderita penyakit berat.
“Sampean betul-betul ndak lihat ya, Pak? Bungkusan plastik
hitam kira-kira sebesar ini,” si calon penumpang berusaha
mendeskripsikan besar bungkusan dengan tangannya. “Itu berisi tumor
kakak saya yang diangkat secara supranatural oleh Mbah.”
“Isi apa, Mas?!” Sodikin terkejut.
“Tumor. Tumor itu seharusnya dikubur bersama daun keluwih, daun dadap
serep, daun kara, daun cangkring, daun walikukun di sebelah barat
rumah, kemudian….” Si calon pembeli menghentikan ucapan sebab Sodikin
telah berjongkok membelakangi sambil memuntahkan isi lambung. Lambung
yang sejak pagi hanya terisi kopi pun kembali kosong.
***
Atmoko adalah pengayuh pertama yang sampai di pangkalan. Dadanya masih terasa nyer-nyeran selepas
adu mulut dengan penumpang pertama yang menawar jasa dengan harga
supersadis. Lima ribu rupiah di kantong, keringat di dahi.
“Sepi sekali ya, Kin?” sapa Atmoko.
Si lawan bicara bergeming. Bibirnya yang memutih berkerut saja sejak tadi.
“Kenapa? Habis didatangi tukang tagih utang?” goda Atmoko. Senyum
tersungging. Pertunjukan gigi ompong terselenggara dalam tempo singkat.
“Kita akan mati, Ko….”
“Hati-hati bicara! Kalau punya firasat mati, jangan ajak-ajak!”
Atmoko kaget bukan kepalang. Dia teringat mimpinya tiga hari lalu.
Deret giginya yang tak utuh tiba-tiba rontok berjamaah. Tak habis-habis
rerontokannya serasa sedang mengulum ratusan batu akuarium. Dia pikir
mimpi itu pertanda akan ada kabar duka dari sanak-saudara. Namun ia akan
kaku sekaku-kakunya bila kabar lelayu justru menimpa Atmoko.
“Sate yang kita telan kemarin, Ko…. Ternyata itu milik penumpang.
Isinya tumor, bukan daging. Kita sudah menelan penyakit,” ujar Sodikin.
Langsung terasa asin dan masam lidah Atmoko. Perutnya bergejolak,
tetapi tak bisa muntah. Ketiga teman pengayuh becaknya merasakan hal
yang sama setelah kembali ke pangkalan.
“Pantas bau anyirnya lebih tajam. Seratnya amat lembek seperti gajih,” ucap Karip pasrah.
Akhirnya Mursidi berhasil memuntahkan isi lambung, selepas mendengar
ucapan Karip. Santoso menyusul akibat melihat cairan beraroma asam
lambung Mursidi.
“Astaghfirullah,” batin kelima pria paruh baya itu,
mengucapkan zikir yang sama. Batin yang sudah lama tak pernah diingatkan
oleh kumpulan kalimat bernuansa ketuhanan.
***
“Le, apa yang terjadi kalau manusia menelan tumor? Apa bisa
tercerna sampai jadi kotoran?” tanya Sodikin pada Opik, anak bungsunya
yang duduk di bangku kelas lima sekolah dasar.
Muncul kerut di dahi si bocah. Otaknya berusaha mengais-ngais ilmu
pengetahuan alam yang pernah ia pelajari entah di kelas berapa.
“Kalau sayur dan buah bisa dicerna, Pak. Kalau daging tidak begitu.
Nanti gizinya terserap ke dalam tubuh,” Opik menjelaskan dengan bahasa
semampunya.
“La terus, kalau tumor? Bagaimana nasibnya di pencernaan? Tumor itu kan bukan daging?”
“Tumor bukan tumbuhan, Pak. Jadi tak mengandung serat. Lagipula orang tolol mana mau makan tumor?”
“Ya ndak tahu! Wong Bapak cuma nanya-nanya
pelajaranmu. Nilai kamu yang bagus pelajaran apa ta?” Sodikin agak
gugup, berusaha menutupi ketololan dari sang anak.
Opik manggut-manggut. Dia menatap rambut ikal keperakan. Rambut sama
dengan warna berbeda yang ia warisi dari si bapak. “Aku suka pelajaran
agama, Pak.”
“Bapak tanya lagi sekarang,” mata Sodikin berbinar, “apa hukumnya makan tumor? Haram atau halal?”
Opik bergidik membayangkan bagaimana jaringan tubuh diolah dan
dikonsumsi manusia. “Aku ndak tahu. Yang jelas haram itu babi, Pak.”
Sodikin menghela napas.
“Tapi makanan curian juga haram,” sambung Opik.
Sodikin melotot, seakan-akan ketahuan maling oleh buah hatinya.
***
Lima hari selepas pengurasan isi lambung, sudah jarang terdengar tawa
yang mencairkan kehidupan lima pengayuh yang terlampau susah. Lima hari
itu mereka bersikap seolah-olah terjangkiti demam dari negeri Rusia.
Lemas, gontai, tak ada gairah, sedikit-sedikit terbatuk. Bicara miris
seakan esok bakal mati. Nyeri-nyeri serta meriang memang mereka rasakan.
Bukan akibat konsumsi daging abal-abal, melainkan akibat sugesti mereka
selepas menelan daging temuan.
Lepas tiga puluh lima hari, selembar koran tertiup di Jalan dr Cipto.
Lembar koran kusam yang hanya dihiraukan oleh pemulung. Andai mampu
mengaji alfabet, si pemulung akan tertegun dan membaca keras-keras
berita di koran ibu kota provinsi itu: Polisi menyita 17 kilogram daging
celeng. Seorang penyembuh alternatif mengaku mampu mengangkat tumor dan
kanker dengan kekuatan supranatural tanpa operasi.(44)
Mustikajati, Mei 2017
– Niar Cahyani, alumnus Politeknik Negeri Semarang. Kini, pekerja swasta ini tinggal di Ambarawa.
Keluarga rukun adalah awal
ketenangan. Kerja tekun adalah
pangkal kemenangan.
Nah, penataan dan pembinaannya
harus dimulai dari dirisendiri, baru
kita bisa membina yang lain untuk
rukun dan penuh santun.
Jika semua itu kita lakukan,
insyaallah semua kegiatan bisa
sukses, lancar, dan anggun.
Ada pepatah mengatakan:
"Kebenaran dasar tentang kehidupan adalah bahwa setiap orang selalu mendekat pada mereka yang meningkatkan mereka, dan menjauh dari siapapun yang merendahkan mereka"
- John C. Maxwell Hanihyung, temanku yang luar biasa...
Pribadi yang baik adalah pribadi yang
mampu mengerti dan memahami dirinya
sendiri. Pribadi yang baik adalah
mereka yang mengetahui apa yang
diinginkan, dan tau apa yang menjadi
visi dan misi dalam hidupnya.
Nah, dalam hubungan sosial, marilah
kita untuk tidak selalu menunggu
dipedulikan orang lain, baru kita
peduli. Dengarkanlah terlebih dahulu orang lain, pahami kondisi dan posisi
mereka. Pahami apa yang menjadi
keinginan mereka, maka dengan
sendirinya kita akan dipedulikan.
Pribadi yang dicari adalah pribadi
yang mampu memahami dan mengerti
orang lain terlebih dahulu, bukan
pribadi yang mengedepankan egoisme,
memaksakan kehendak, atau merasa
paling benar.
Marilah kita untuk TIDAK menunggu
contoh, baru bergerak mengikuti, tapi
mari kita bergerak terlebih dahulu,
dan jadilah contoh yang baik untuk orang-orang di sekelilingmu.