Daftar Blog Saya

Jumat, 26 Mei 2017

Jarak

Aku tak akan menyalahkan jarak... Sebab ia ada agar kita mempunyai batas pemisah untuk sementara waktu dan melatih kesabaran kita dalam melawan rindu. Karena bukan tidak mungkin bila saat ini jarak bukan menjadi penghalang kita untuk bertemu,kita malah terjerumus dalam kemaksiatan dan rasa cinta semu. Tentu itu bukan yang kita inginkan.Karena niat kita adalah untuk menjalin ikatan yang di ridhoi Nya,bukan ikatan yang mengundang murka Nya ◾ Aku tidak akan menyalah kan waktu... Karena ia ada agar kita masing masing saling menatap cermin untuk bisa berkaca memantaskan diri. Sudah pantas kah aku untuk mendampingi mu? Sudah siap kah niat ku untuk memulai babak episode baru? Dan sudah mantap kah iman ku untuk bisa kuat memikul tanggung jawab baru? Itu semua pastilah butuh proses persiapan diri.Dan tentu proses itu memerlukan waktu bukan? ◾ Dan tentu aku tidak akan menyalahkan rasa... Karena,bagaimana mungkin aku menyalahkan nya,sedang ia menjadi benang merah dari semua rindu yang ada. Namun tentu,rasa itu bukan menjadi alasan bagiku untuk berani lantang menyuarakan tentang apa yang kurasa berkecamuk dalam jiwa. Dan untuk saat ini biarlah rasa yang tersimpan rapi ini ku biarkan bergema di angkasa setiap sepertiga malam bersama ribuan pinta yang ku kemas dalam bulir bulir doa. ◾ Bersabarlah... Karena akan ada saat dimana jarak itu terlipat,dan kita bisa selalu bersama tanpa sekat. Karena akan ada saat dimana sang waktu berlalu cepat,dan mempertemukan kita dalam kematangan iman dan sama sama taat. Dan karena akan ada saat dimana rasa itu akan sama sama saling terucapkan dalam sebuah janji ikatan halal yang kita impikan. Bersabarlah Bila saat ini Allah belum mengizinkan kita untuk bersatu,marilah saling belajar memantaskan diri dan belajar untuk meningkatkan kualitas diri. Dan kita tentu yakin,bahwa Allah tidak akan menyia nyiakan hamba Nya yang senantiasa bersabar.

Kamu

Kamu, seseorang yang tak pernah ku duga-duga Seseorang yang aku belum tahu siapa dan bagaimana dirimu, Seseorang yang ternyata begitu istimewa, Seseorang yang tak pernah terlintas dalam fikiran, ingatan dan benakku, Sosok yang tak pernah aku duga yang akan menjadi pendamping hidupku

 

Mencintaimu

Mencintaimu dalam diam bagaikan harus memeluk duri, semakin aku mencintai mu maka duri itu semakin menampakkan rasa sakit pada diri ini. Kadang, semuanya menjadi tentang dirimu. Namamu selalu menjadi yang pertama di dalam hati. Apakah aku melakukan kesalahan? Kesalahan di hadapan sang maha pemberi rasa? Aku takut, saat mencintaimu diri ini lupa akan keberadaanNya, lupa pada siapa aku memintamu hadir di duniaku, menjadikan dirimu seseorang yang memiliki posisi tersendiri didalam hati ku. Mungkinkah aku telah melakukan zina? Zina hati dan pikiran selalu aku jalani dan susah tuk ku hindari, hati yang berlebihan tuk mencintaimu dan pikiran yang tak henti-hentinya memikirkan tentang mu. Padahal, mendekati zina saja sudah mendapatkan dosa apalagi kalau sudah melakukan zina. Jika memang mencintaimu hanya memberi ku rasa sakit dan menambah sebuah dosa? Mungkin aku akan melangkah tuk menjauhi dirimu. Kini, sebaiknya aku menghapus rasa ini, walau tak segampang orang-orang berkata "ikhlas" kepadaku, tapi memang seperti itu. Ikhlas tak memiliki defenisi yang jelas namun ikhlas identik dengan tujuan tuk melupakan. Dari pada aku kehilangan cinta dari Allah ﷻ‎ saat mencintaimu? lebih baik aku mengikhlaskan rasa yang belum tentu akhirnya seperti apa dan bagaimana.

Untukmu

Untukmu yang dulu pernah datang dan kini pergi . kebodohanku, pernah terkesima denganmu membolehkan rasa ini tumbuh terselip rapat dihatiku. hingga angan harapan bahkan janji bersemai begitu saja, kita sebut itu cinta yang semestinya taku ada . kesalahanku, begitu saja percaya manisnya tuturmu tersuratnya janji yang kau bilang pasti, kau tak tepati. sukmaku retak remuk berkeping . Dengan sigap ku tata kembali kepingan hati dengan lantunan sepertiga malamku, hingga ku tersadar aku telah jauh melewati rambu agama-Mu . Janji kita belum selayaknya hadir, kecuali telah berpatri dengan akad yang sah. kepingan hatiku kembali menyatu, karena aku mulai lapang dengan ketetapan-Nya . Khilafku, mengizinkanmu mengisi penuh ruang hati serta fikiranku dengan sejuta bayang tentangmu, lagi-lagi kita sebut itu cinta . Ya, itu masa lalu ku. kini aku hidup dimasa sekarang yang jauh dari masa laluku, semua ketidak warasanku dimasa lalu ku bayar dengan hijrahku . Namun tak ku pungkiri, sosokmu pernah menjadi tentang yang terindah dalam hidupku. karena datang dan pergimu menyadarkanku untuk kembali membaca rambu-rambu ajaran-Nya, tentang apa-apa yang boleh tentang apa-apa yang belum seharusnya kuhadirkan . Dan selepas ini, tak ada kata semanis syukur karena pergimu telah ku gantikan dengan hadir-Nya kembali, yang kini semakin erat terasa. juga kata terimakasih teruntuk mu karena melaluimu, kutemukan hidayah ini yang DIA amanahkan untuku. Semoga dapat ku jaga . . .

Sang Pemberi Rasa ( Allah Swt )

Semoga kamu tau kenapa aku lebih suka menenggelamkan apa yang aku rasa, kemudian aku layangkan setinggi-tingginya lewat doa. Hingga tak seorang pun tau apa yang aku rasa, selain Sang Pemberi Rasa. Menyulitkan memang harus menahan apa yang sangat ingin kita keluarkan. Sakit memang harus membungkam apa yang seharusnya disampaikan. Tapi mau bagaimana lagi, sungguh aku sangat takut jadi ceroboh. Dengan mudah mengungkapkan apa yang aku rasa, kemudian kamu, dia, dan mereka mengetahuinya. Sedangkan untuk mengganti siang dan malam, mematikan dan menghidupkan seisi dunia, memisahkan dan mempertemukan siapa saja Allah sangat mudah melakukannya, apalagi sekedar mengubah rasa yang Dia titipkan. Khawatir hari ini aku berbunga melihatmu, namun esok aku sudah tak ingin mendengar namamu. . .