Orang-orang yang sama-sama pernah terluka akan dengan mudah saling mengenali, lalu saling tertarik. (hlm. 81)
Banyak kalimat favorit dalam buku ini:
- Saling mengenal hanya urusan waktu. (hlm. 69)
- Setiap orang punya rahasia yang dipendamnya rapat-rapat. Sebuah luka yang memborok, terlalu dalam untuk sembuh total tanpa meninggalkan bekas. (hlm. 81)
- Sering kali, cinta bersembunyi di tempat-tempat yang nggak terduga. (hlm. 99)
- Mungkin, cinta yang sesungguhnya benar-benar ada. Yang sulit adalah memercayainya saat hal-hal lain di dunia membuktikan sebaliknya. (hlm. 100)
- Alangkah menyenangkan dapat menentukan sendiri ke mana jalan kita akan berujung. (hlm. 179)
- Semua keluarga punya masalah masing-masing. (hlm. 248)
- Kapan seseorang akan berhenti merasa hampa? Saat seseorang merasa siap untuk sembuh, maka kehampaan itu perlahan-lahan akan menghilang dengan sendirinya. (hlm. 339)
- Perasaan itu sah. Kita nggak selalu bisa mengontrol apa yang kita rasakan. (hlm. 372)
- Orang bilang, kita dipertemukan dengan orang-orang yang salah agar kita tahu saat menemukan orang yang tepat. Bukan begitu? (hlm. 373)
- Menerima diri sendiri perlu proses dan waktu. (hlm. 381)
- Menyanyangi diri sendiri nggak mudah. Selalu ada hal yang tidak kita sukai mengenai diri kita, hal-hal yang ingin kita ubah. (hlm. 381)
- Nggak pernah ngerti kenapa orang bisa jatuh cinta kayak gitu. Kayak lo nggak bisa berhenti mengagumi dia, bahkan ketika dia bersama orang lain. Bahkan, saat lo tahu mungkin nggak akan bisa melihat dia lagi, perasaan yang lo miliki buat dia tetap ada. (hlm. 9)
- Kalau jatuh cinta menyakitkan, kenapa setiap orang berlomba-lomba untuk menyakiti diri sendiri, terseret dalam kegilaan itu? (hlm. 10)
- Biasanya, waktu sadar kalau sedang jatuh cinta, semuanya sudah terlambat. (hlm. 10)
- Semua tentang cinta rumit dan menyakitkan. Tidak ada hubungan yang bertahan selamanya. Suatu hari nanti, ikatan yang dipuja-puja sebagai sesuatu yang sacral dan indah itu pada akhirnya akan terputus, entah oleh takdir, atau perbuatan salah satu dari dua insan yang terlibat di dalamnya. (hlm. 11)
- Jatuh cinta nggak selamanya jadi sesuatu yang buruk. (hlm. 20)
- Apakah seperti itu cara kerja sebuah hubungan –dua orang saling menyayangi, lalu mereka terbangun pada pagi hari dan menyadari bahwa rasa itu sudah lenyap begitu saja? Apakah cinta memilih untuk pergi, atau merekalah yang justru mengusirnya jauh-jauh? Siapa yang lebih dulu melukai, dan siapa yang bersiap membalas? (hlm. 24)
- Bagaimana bisa seseorang yang masih asing terasa begitu akrab pada saat bersamaan? (hlm. 93)
- Di dunia ini banyak orang yang pura-pura tertawa, hanya supaya mereka kelihatan normal dan bisa melanjutkan hidup. (hlm. 151)
- Sekali lo bermain api, lo akan selamanya terbakar. (hlm. 172)
- Betapa mudahnya berbohong setelah sekali melakukannya. (hlm. 241)
- Kebohongan; begitu memulai, kau akan kesulitan untuk berhenti. Dan semakin banyak kebohongan yang diucapkan, semakin besar pula usaha yang dibutuhkan untuk mempertahankannya agar tidak terdengar kontradiktif. (hlm. 259)
- Berhentilah menjadi buta akan sekeliling lo. Dia cuma orang yang baru lewat dalam hidup lo, tapi begitu gampangnya lo menyerahkan semuanya buat dia. (hlm. 288)
- Nggak gunanya mencari seseorang yang nggak mau dicari. (hlm. 307)
- Seperti apa bentuk cinta yang sebenarnya? Apakah sama membingungkannya, sama menyesatkannya, seperti ini? (hlm. 325)
- Kadang-kadang, kita semua punya momen saat kita benci kepada diri kita sendiri. (hlm. 354)
- Menjadi dewasa bukan berarti segala sesuatunya dapat ditangani dengan mudah. (hlm. 365)
- Mungkin dua orang berpisah karena mereka sudah terlalu jauh berjalan kea rah yang berlawanan. Saat sadar, sudah terlamat untuk memperbaikinya. (hlm. 367)