Daftar Blog Saya

Kamis, 28 September 2017

Kutipan Candrasa

Kadang kita begitu larut pada masa kini sehingga lupa dalam sekejap mata masa kini akan menjadi masa lalu. (hlm. 121)

Beberapa kalimat favorit dalam buku ini:
  1. Ketika meminta pada semesta, bersiap-siaplah karena apa pun bisa saja terlaksana. (hlm. 33)
  2. Bagaimana bisa menghargai rasa manis tanpa keberadaan rasa pahit? Kadang kau kalah, kadang kau menang. Kadang kau sengsara, kadang kau bahagia. (hlm. 35)
  3. Kejujuran itu kadang menyenangkan, bukan? (hlm. 93)
  4. Kehidupan sarat oleh pelajaran. Kadang kita harus gagal untuk menjadi lebih bijaksana. (hlm. 113)
  5. Tidak semua tahu pertarungan yang kau hadapi dan pergulatan yang kaualami. Semua orang berjuang dengan caranya masing-masing. (hlm. 135)
  6. Selama masih bernapas, perjuangan masih belum usai. Kadang pertempuran terbesar ada di dalam diri. Bersiaplah. Jangan sampai kalah. (hlm. 151)
  7. Dalam hidup, segalanya berlangsung begitu singkat. Segala peristiwa berkelabat dengan cepat. Apa pun yang terjadi, kita sebaiknya siap menghadapi. (hlm. 189)
  8. Tanpa kenangan, kita mungkin akan tumbuh menjadi pribadi yang berbeda. (hlm. 203)
  9. Orang akan berharap kamu melakukan sesuatu, yang barangkali nggak yakin bisa kamu lakukan. (hlm. 215)
  10. Ketika kita tiada, apakah kesadaran kita akan tetap ada? (hlm. 272)
  11. Ini belum usai. Selagi masih hidup, setiap harinya akan penuh oleh perjuangan. (hlm. 277)
  12. Hidup kita mungkin hanya sebentar, aku ingin menjalaninya bersamamu. (hlm. 282)
Banyak juga selipan sindiran halusnya:
  1. Kalau dia sebegitu hebatnya dalam berbahasa, kenapa sampai sekarang belum ada cewek yang jatuh cinta karena rayuannya? (hlm. 28)
  2. Sebisa mungkin, pikirkan efek dari perbuatanmu. Gelenyar serapuh kepakan sayap kupu-kupu bisa saja berdampak dahsyat bagi Semesta. (hlm. 47)
  3. Kadang kita harus berpura-pura bahwa segalanya baik-baik saja. (hlm. 61)
  4. Ketika benak sedang kusut, kalut, dan semrawut, ingatlah bahwa doa dan ikhtiar jangan sampai susut. (hlm. 71)
  5. Uang bisa membeli banyak hal. Tapi mungkin ketentra man dan kebahagiaan yang didapatkan dengan membeli tidak akan bertahan selamanya. (hlm. 95)
  6. Kalau naksir, langsung ngomong aja! Nggak usah melirik sampai sebegitunya, ngilernya kelihatan tuh! (hlm. 126)
  7. Dunia sungguh singkat. Tapi kalau terlalu cepat mungkin bahagia yang didapat akan cacat. (hlm. 175)
  8. Yang instan semu, pasti aka nada imbalannya. (hlm. 210)
  9. Kadang tamparan bisa lebih menyadarkan daripada kata-kata manis penuh pujian. (hlm. 217)
  10. Berkorbankah namanya, kalau dilakukan dengan senang hati demi mereka yang kita sayangi? (hlm. 243)
  11. Ketika akhir menjelang, wajah orang-orang tersayang akan membayang seiring nyawamu melayang. (hlm. 251)
  12. Kadang kebenaran di hadapan tak terlihat. Kita sering menyangkal hal yang jelas. Karena kenyataan bisa jadi terlalu menyakitkan untuk diterima. (hlm. 259)
  13. Ketika kita tiada, apakah kesadaran kita akan tetap ada? (hlm. 273)