Beberapa kalimat favorit dalam buku ini:
- Ketika meminta pada semesta, bersiap-siaplah karena apa pun bisa saja terlaksana. (hlm. 33)
- Bagaimana bisa menghargai rasa manis tanpa keberadaan rasa pahit? Kadang kau kalah, kadang kau menang. Kadang kau sengsara, kadang kau bahagia. (hlm. 35)
- Kejujuran itu kadang menyenangkan, bukan? (hlm. 93)
- Kehidupan sarat oleh pelajaran. Kadang kita harus gagal untuk menjadi lebih bijaksana. (hlm. 113)
- Tidak semua tahu pertarungan yang kau hadapi dan pergulatan yang kaualami. Semua orang berjuang dengan caranya masing-masing. (hlm. 135)
- Selama masih bernapas, perjuangan masih belum usai. Kadang pertempuran terbesar ada di dalam diri. Bersiaplah. Jangan sampai kalah. (hlm. 151)
- Dalam hidup, segalanya berlangsung begitu singkat. Segala peristiwa berkelabat dengan cepat. Apa pun yang terjadi, kita sebaiknya siap menghadapi. (hlm. 189)
- Tanpa kenangan, kita mungkin akan tumbuh menjadi pribadi yang berbeda. (hlm. 203)
- Orang akan berharap kamu melakukan sesuatu, yang barangkali nggak yakin bisa kamu lakukan. (hlm. 215)
- Ketika kita tiada, apakah kesadaran kita akan tetap ada? (hlm. 272)
- Ini belum usai. Selagi masih hidup, setiap harinya akan penuh oleh perjuangan. (hlm. 277)
- Hidup kita mungkin hanya sebentar, aku ingin menjalaninya bersamamu. (hlm. 282)
- Kalau dia sebegitu hebatnya dalam berbahasa, kenapa sampai sekarang belum ada cewek yang jatuh cinta karena rayuannya? (hlm. 28)
- Sebisa mungkin, pikirkan efek dari perbuatanmu. Gelenyar serapuh kepakan sayap kupu-kupu bisa saja berdampak dahsyat bagi Semesta. (hlm. 47)
- Kadang kita harus berpura-pura bahwa segalanya baik-baik saja. (hlm. 61)
- Ketika benak sedang kusut, kalut, dan semrawut, ingatlah bahwa doa dan ikhtiar jangan sampai susut. (hlm. 71)
- Uang bisa membeli banyak hal. Tapi mungkin ketentra man dan kebahagiaan yang didapatkan dengan membeli tidak akan bertahan selamanya. (hlm. 95)
- Kalau naksir, langsung ngomong aja! Nggak usah melirik sampai sebegitunya, ngilernya kelihatan tuh! (hlm. 126)
- Dunia sungguh singkat. Tapi kalau terlalu cepat mungkin bahagia yang didapat akan cacat. (hlm. 175)
- Yang instan semu, pasti aka nada imbalannya. (hlm. 210)
- Kadang tamparan bisa lebih menyadarkan daripada kata-kata manis penuh pujian. (hlm. 217)
- Berkorbankah namanya, kalau dilakukan dengan senang hati demi mereka yang kita sayangi? (hlm. 243)
- Ketika akhir menjelang, wajah orang-orang tersayang akan membayang seiring nyawamu melayang. (hlm. 251)
- Kadang kebenaran di hadapan tak terlihat. Kita sering menyangkal hal yang jelas. Karena kenyataan bisa jadi terlalu menyakitkan untuk diterima. (hlm. 259)
- Ketika kita tiada, apakah kesadaran kita akan tetap ada? (hlm. 273)