Banyak kalimat favorit bertebaran dalam buku ini:
- Kesabaran bisa mengalahkan apa pun. (hlm. 111)
- Kita seharusnya lebih banyak bicara satu sama lain agar bisa melewati masa-masa sulit bersama. (hlm. 136)
- Aku ingin sekali punya hati sebaikmu. Tidak pernah punya prasangka walau sebesar debu. (hlm. 179)
- Saat kita sudah melakukan yang terbaik dan tetap gagal, apa lagi yang harus kita lakukan? (hlm. 209)
- Jika kita gagal 1000x, maka pastikan kita bangkit 1001x. (hlm. 210)
- Sejatinya, banyak momen berharga dalam hidup datang dari hal-hal kecil yang luput kita perhatikan, karena kita terlalu sibuk mengurus sebaliknya. (hlm. 257)
- Hantu masa lalu itu kapan pun bisa muncul lagi. Tidak ada yang benar-benar bisa kita lupakan, karena saat kita lupa, masih ada sisi-sisi yang mengingatnya. (hlm. 270)
- Dicintai begitu dalam oleh orang lain akan memberikan kita kekuatan, sementara mencintai orang lain dengan sungguh-sungguh akan memberikan kita keberanian. (hlm. 286)
- Sekarang bukan siapa-siapa, tapi besok lusa kita tidak tahu, kan? (hlm. 345)
- Daripada kita sibuk bertanya kapan seorang gadis menikah, hanya membuatnya sedih, lebih baik bantu dia agar segera mendapatkan jodohnya. Itu lebih bermanfaat. (hlm. 357)
- Biarkan semuanya mengalir seperti air. (hlm. 360)
- Jika memang berjodoh, maka berjodohlah. Tidak perlu terlalu berharap, tapi tidak juga sangat negatif menanggapinya. (hlm. 360)
- Apa yang membuat pernikahan orang tua dulu langgeng berpuluh-puluh tahun? Karena mereka jatuh cinta setiap hari pada orang yang sama. Itulah yang terjadi. Maka, kesedihan apa pun, ujian seberat apa pun bisa dilewati dengan baik. (hlm. 385)
- Hati manusia persis seperti lautan, penuh misteri. Kita tidak pernah tahu kejadian menyakitkan apa yang telah dilewati oleh seseorang. (hlm. 415)
Banyak juga selipan sindiran halus dalam buku ini:
- Apakah pengacara seperti kalian tidak mengenal hari libur? (hlm. 2)
- Perang memaksa tua-muda, kaya-miskin, siapa pun yang masih sehat dan kuat, pergi ke medan pertempuran. Itu masa-masa menyedihkan. (hlm. 19)
- Perang membawa implikasi panjang dalam hukum warisan. (hlm. 19)
- Istri-istri zaman sekarang, mereka kadang lebih sibuk dibanding suaminya. (hlm. 29)
- Apakah sabar memiliki batasan? (hlm. 48)
- Jangan cuma bengong seperti ikan buntal. (hlm. 75)
- Apakah sabar punya batasnya? (hlm. 108)
- Apa arti persahabatan? Apa pula arti persahabatan? Apakah sahabat baik akan mengkhianati sahabat sejatinya? (hlm. 141)
- Nasib, semakin tinggi bola itu terbang, saat jatuh akan semakin sakit rasanya. (hlm. 175)
- Ternyata tidak semua orang jakarta itu jahat. (hlm. 217)
- Ternyata mencari pekerjaan di Jakarta itu susah. (hlm. 219)
- Kenapa orang mudah sekali mengkhianati? Bukankah dalam hidup ini kejujuran adalah hal penting? (hlm. 239)
- Kerja keras tidak pernah mengkhianati. (hlm. 262)
- Setiap kali kita menunda melakukannya, semakin sedikit waktu yang kita punya. (hlm. 292)
- Semakin kamu bilang bukan siapa-siapa, itu justru berarti memang siapa-siapa. (hlm. 343)
- Apakah cinta memang begitu? Saat dia mulai menyemai bibit harapan, hanya untuk layu sebelum berkecambah? (hlm. 350)
- Tidak baik anak gadis berlama-lama punya hubungan yang tidak jelas. (hlm. 363)
- Jatuh cinta kadang membuat orang bisa melakukan hal bodoh. (hlm. 369)
- Kehidupan modern yang individualis membawa aspek negatif dalam hubungan keluarga, menghancurkan ikatan keluarga lebih masif dibanding peperangan. (hlm. 441)
- Kebencian memang bisa menjadi energi mengagumkan. (hlm. 503)
- Lihat! Baca! Biar kepalamu yang dipenuhi kebencian tercerahkan. (hlm. 505)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar