Jatuh cinta kepada sesama pegawai bank? Siapa takut! (hlm. 67)
Beberapa kalimat favorit dalam buku ini:
- Hidup seperti air yang mengalir, dari hulu ke hilir. Kadang yang dilewatinya datar, kadang curam, kadang berbatu agar sampai ke tempat yang tenang. (hlm. 25)
- Cinta itu kadang bukan soal chemistry atau nggak. Bukan juga soal banyaknya kesamaan atau sedikitnya perbedaan. Pada akhirnya yang terpenting adalah selalu merasa nyaman berada di dekatnya. (hlm. 33)
- We have to realize that some people can stay in our heart but not in our life. (hlm. 37)
- Sepatah hatinya seorang wanita, nggak mungkin dia menolak pria yang bersungguh-sungguh mencintainya, berusaha untuk membuatnya bahagia. (hlm. 39)
- Kadang, kita harus mencoba mencari rasa manis dari rasa pahit itu sendiri. (hlm. 78)
- Jangan mempersulit diri sendiri. (hlm. 12)
- Butuh istirahat buat meredakan sakit kepala. (hlm. 26)
- Namanya juga pekerjaan, nggak ada yang enak kecuali pas bonus, gajian sama THR. (hlm. 30)
- Seharusnya pekerjaan cuma pengisi waktu di antara weekend. (hlm. 31)
- Lo yakin menjalin hubungan beda agama? (hlm. 33)
- Apakah bisa bertahan di tengah isu tentang perbedaan agama yang makin hari makin santer terdengar? (hlm. 33)
- Sejak kapan lo bisa seenak-enaknya menilai seseorang? (hlm. 36)
- Kalau lo kenal sama gue, lo nggak akan membiarkan diri lo menyimpan sedih sendiri. (hlm. 36)
- Buatnya cewek cantik nggak ada apa-apanya dibandingkan cewek yang pintar cari duit kayak lo. (hlm. 40)
- Kamu ini makannya banyak tapi tetap aja kurus. (hlm. 52)
- Jangan pernah berharap ada laki-laki yang akan jatuh cinta dan mau menikahi. (hlm. 57)
- Lebih dari setengah masyarakat di Indonesia ini sudah dilabeli sebagai pemilik jam karet. (hlm. 71)
- Kau mati karena asap rokok ini? (hlm. 98)
- Semoga saya tak menjadi orang jahat ketika Tuhan memanggil. (hlm. 111)
- Lo kan ganteng, pinter, kok bisa ngejomblo lama sih? lo yakin, lo nggak gay? (hlm. 113)
- Hari gini masih main comblang-comblangan. (hlm. 114)
- Untuk apa kami sekarang berpacaran kalau pada akhirnya nggak menikah? (hlm. 120)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar