Kebahagiaan baru berakhir kalau hidup juga sudah berakhir. (hlm. 201)
“Dan, ini dia. Matahari terbit yang tidak pernah dilihat, simfoni kesepuluh yang tak pernah diselesaikan. Kehidupan yang tak pernah dijalani.” (hlm. 168)
Beberapa kalimat favorit dalam buku ini:
- Cara terbaik untuk merayakan keberhasilan dalam bermusik, ya dengan bermusik. (hlm. 139)
- Kalau bisa buat sendiri kan tidak perlu repot-repot mempertimbangkan perlu beli atau tidak. (hlm. 146)
- Yang penting dari suatu negara bukan alamnya, tapi manusianya, kan? (hlm. 147)
- Kalau kau ditakdirkan bersama, proses peleburannya tidak akan terlalu menyakitkan. (hlm. 183)
- Tidak semua orang harus menikahi orang yang dicintainya, tidak semua orang harus mendapat pekerjaan yang sesuatu untuknya, atau menjadi orang yang selalu dia inginkan. (hlm. 201)
- Senyum seperti mata uang yang bisa dipakai untuk membeli kebahagiaan. (hlm. 208)
- Kadang kita adalah bagian dari sebuah kisah, tapi kisah yang sebenarnya bukan tentang kita. (hlm. 213)
- Mungkin cowok memang menilai cewek sebagian besar dari penampilannya saja. (hlm. 11)
- Orang yang bisa main musik bisa dapat cewek mana pun. Tingal buat lagu untuk mereka, dan mereka merasa harus naksir padamu. (hlm. 19)
- Kenapa kau belum punya pacar? Mukamu tidak jelek-jelek amat. Kau sudah hampir 30 tahun. Itu berarti, kau sudah tua. (hlm. 21)
- Apa orang depresi tidak boleh bercanda? (hlm. 22)
- Kalau kau sukanya begitu, ya terserah dong. (hlm. 26)
- Urusan rumah tangga adalah urusan pribadi, tahu kan? (hlm. 31)
- Bukankah mereka tidak akan pernah sampai di surga, kalau membuang hidup mereka dengan sengaja? (hlm. 129)
- Gadis-gadis yang terlalu sering minum kopi tidak akan pernah bisa menikah. Soalnya mereka lebih suka kopi daripada lelaki. (hlm. 141)
- Berhentilah mencoba memperbaiki keadaan, dan jangan pernah mengusulkan kencan ganda lagi. (hlm. 152)
- Orang-orang yang sangat berbeda bisa saja tetap hidup bersama, tapi kalau mereka bertentangan dalam hal paling dasar, sepertinya sangat sulit dijalani. (hlm. 198)
- Jadi normal terlalu diremehkan. (hlm. 206)
- Jadi normal itu jauh lebih susah daripada jadi tidak normal. Soalnya, semua orang pada dasarnya abnormal; sebagian hanya lebih jago menyembunyikannya. (hlm. 207)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar