Daftar Blog Saya

Minggu, 14 Mei 2017

Kutipan Jakarta Sebelum Pagi

Yang lebih menakutkan dari pada apa pun yang kita takutkan adalah kalau kita terus-terusan merasa takut. (hlm. 136)
“Buku bekas punya lebih dari sekadar cerita yang tertulis di kertas-kertas di dalamnya. Ada cerita dalam dirinya. Kadang-kadang, ada tulisan pemilik sebelumnya di halaman-halaman; pesan atau ucapan dari pemberi buku, nama dan kota tinggal pemilik buku, tanda bintang di kutipan-kutipan favorit.” (hlm. 147)

Beberapa kalimat favorit dalam buku ini:
  1. Kamu harus punya sesuatu yang membuat orang melirik, dan mengingat kamu. (hlm. 41)
  2. Kesedihan nggak bisa dibandingkan. (hlm. 82)
  3. Memikirkan penghasilan nggak salah, kok. Itu contributing factor setiap pekerjaan. Tapi, kamu nggak perlu memikirkannya dalam satu hari, kan? (hlm. 122)
  4. Orang punya cara menghadapi kesedihannya masing-masing. (hlm. 148)
  5. Banyak hal yang membuat kita waspada. (hlm. 151)
  6. Semua orang mengalami tragedi dalam hidupnya. Nggak semuanya besar menurut orang, tapi semuanya besar bagi yang mengalami. (hlm. 152)
  7. Kamu hanya perlu mendengarkan dengan lebih baik. (hlm. 177)
  8. Ketika seorang lelaki tidak dikenal memegang tanganmu dan mengajakmu berlari, berlarilah dan jangan pernah lepaskan dia. (hlm. 178)
  9. Luka dari masa kecil itu lebih sulit disembuhkan daripada yang kamu dapat setelah dewasa. (hlm. 200)
  10. Kamu yang menentukan apa yang mau kamu lakukan. (hlm. 201)
  11. Kamu harus tahu kalau nggak ada orang lain yang bisa menanggung risiko dari perbuatan yang kamu pilih. (hlm. 201)
  12. Kehidupan cinta, dan kematian ada di satu teko teh. Kamu nggak bisa menghentikan percampurannya. Jangan merasa kasihan pada orang yang meminumnya. (hlm. 208)
  13. Mungkin cara hidup manusia tidak tergantung pada waktu. Mungkin yang memengaruhi cara hidup mereka adalah diri mereka sendiri. (hlm. 213)
  14. Kita semua merasa sedih, kadang-kadang. Buka n karena terjebak masa lalu, tapi karena kita perlu merasa sedih, kadang-kadang. (hlm. 245)
  15. Ketika dua orang dinasibkan untuk berjodoh berhasil saling menemukan, tetapi juga ditakdirkan untuk berpisah. (hlm. 248)
  16. Kadang-kadang, kamu mengingat sesuatu yang terjadi jauh di masa lalu, lebih baik daripada apa yang terjadi kemarin. (hlm. 261)
Beberapa selipan sindiran halus dalam buku ini:
  1. Katanya, orang-orang, kalau sudah dewasa, biasanya mau coba hidup mandiri. (hlm. 39)
  2. Tumbuh dewasa rasanya seperti itu. Waktu masih kecil, semua orang perhatian. Tapi, begitu dewasa, sedikit demi sedikit, kamu hilang dari pandangan. (hlm. 40)
  3. Anak kecil punya cara untuk membuat orang dewasa memenuhi keinginannya. Ada yang menjerit-jerit. Ada yang ngambek. (hlm. 40)
  4. Bukannya menemukan orang yang bersedia menghabiskan waktu untuk mendengarkan kamu itu lebih penting daripada memaksakan diri untuk dilihat orang yang bahkan nggak peduli? (hlm. 43)
  5. Kalau kita berhenti bersikap paranoid, sekali aja, dan memberi kesempatam agar hal aneh terjadi dalam hidup kita. (hlm. 47)
  6. Kalau kamu terlalu lama tinggal sendiri dan hampir nggak pernah ketemu orang, pola pikir kamu jadi jauh dari pola pikir kebanyakan orang. (hlm. 69)
  7. Jangan pernah membaca karena ingin dianggap pintar, bacalah karena kamu mau membaca, dan dengan sendirinya kamu akan jadi pintar. (hlm. 72)
  8. Rasanya bego kalau terus-terusan sedih, padahal ada banyak yang harus dilakukan dan ada banyak makanan enak. (hlm. 90)
  9. Jangan berkecil hati begitu. (hlm. 122)
  10. Jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan besar. (hlm. 123)
  11. Buku membuat mereka merasa pintar dan kaya. Bahkan, meskipun mereka tidak membacanya. (hlm. 146)
  12. Waktu ketemu orang baru, selalu ada hal-hal yang nggak kita tahu soal dia, kan? Banyak hal yang membuat kita waspada. (hlm. 151)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar