Banyak kalimat favorit dalam buku ini:
- Teruslah jadi yang terbaik. Apa pun hasil kalian terima hari ini,
teruslah berjuang dan jadi bintang yang paling terang digelapnya malam.
(hlm. 7)
- Hari ini bukanlah akhir dari perjuangan kalian. Ini adalah awal perjuangan untuk sesuatu yang lebih besar. (hlm. 7)
- Pedang menjadi tajam dan mampu membelah batang pohon karena ditempa
terus-terusan dalam panas. Begi pula kalian. Hasil apa pun yang akan
kalian terima hari ini, adalah dari tempaan yang akan kalian lalui
sebelum menjadi pedang dan mampu membelah ujian apa pun yang Tuhan
berikan. (hlm. 7)
- Angkat dagumu, katakan pada dunia bahwa kamu benar, kalau tidak orang jahat akan senang menunjukkan kalau kita kalah. (hlm. 51)
- Kadang-kadang, kebenaran itu relatif. Pada suatu titik, kamu mungkin
mendapati sesuatu yang lebih tepat lagi untuk dipertimbangkan. (hlm.
51)
- Dengan bekerja keras siang dan malam, kamu akan memecahkan masalah,
dan pemecahannya bisa membawa kebaikan bagi kekhidupan orang lain. (hlm.
51)
- Upaya apa pun yang telah kita lakukan dan pencapaian apa pun yang
kita peroleh, itu seharusnya membawa kebaikan sepanjang hidup, maupun
setelah kematian. (hlm. 52)
- Orang paling cerdas adalah dia yang paling sering mengingat kematian. (hlm. 54)
- Dengan mengingat kematian, tentunya kita akan melakukan apa pun untuk mempersiapkannya. (hlm. 54)
- Segala macam usaha yang baik akan kita lakukan demi jaminan di akhirat kelak. (hlm. 54)
- Jadilan kegagalan sahabat setiamu. Bukan berarti kamu harus selalu
gagal, namun ketika kegagalan datang, sambutlah ia sebagai sahabat.
Mengapa? Karena kegagalan adalah cermin yang mengingatkan kita untuk
berusaha lebih baik. Tanpa cermin itu kita tidak bisa melihat diri
sendiri, tidak bisa mengevaluasi diri. (hlm. 66)
- Kegagalan adalah sebuah kepastian sebelum kesuksesan. Bahwa
kegagalan seharusnya disambut sebagai sahabat dan bukan sesuatu yang
menakutkan, apalagi akhir dari sebuah petualangan. (hlm. 67)
- Di balik kesulitan yang terbatas, ada banyak kemudahan dari Tuhan. (hlm. 67)
- Sebuah pertandingan adalah replika kerja keras pantang menyerah demi
tercapai puncak idaman. Ia adalah proses, memenangkan proses itu
sendiri lebih dahsyat daripada memenangkan skor pertandingan. (hlm. 98)
- Hidup bentuknya seperti jalanan lurus, naik dan turun, berbelok ke
kanan kemudian sedikit ke kiri, atau barangkali harus sebentar berhenti
untuk rehat sekejap. Hidup tidak selalu penuh kembang berwarna, juga
tidak selalu tertawa bahagia. Hidup adalah kumpulan episode, rangkaian
cerita tentang perjalanan kita yang penuh suka dan cita. Kadang tangis
dan sedih melanda untuk membuatmu lebih kuat dari yang sebelumnya.
Lihat, hari yang telah lalu, lambaikan dan katakan salam perpisahan.
(hlm. 99)
- Pelajaran hidup yang tak ternilai, hadiah bagi para pejuang yang yang pantang kembali sebelum mencapai puncak idaman. (hlm. 135)
- Nalar manusia terkadang takkan mampu menguraikan rasionalitas di
balik takdir yang Tuhan tetapkan. Kadang kita hanya perlu rela tanpa
banyak tanya. (hlm. 139)
- Selalu masih ada kesempatan untuk orang-orang yang mengikuti kata hatinya. (hlm. 177)
- Manusia yang beranjak dewasa, suatu saat punya rasa kepada orang lain. (hlm. 187)
Beberapa selipan sindiran halus dalam buku ini:
- Di mana keadilan? Bukankah belajar adalah proses panjang, bukan
sesuatu yang dinilai dari satu atau dua jam ujian saja? (hlm. 10)
- Pencopet jelas melakukan hal yang salah, mengambil paksa apa yang
bukan miliknya. Namun memukulinya tanpa ampun karena perbuatannya itu,
juga tidak benar. (hlm. 21)
- Jangan berkawan dengan prasangka burukmu. (hlm. 30)
- Jangan takut gagal, kecuali kalau kamu takut sukses. Apalagi hanya
soal ujian. Sejarah mengatakan, orang-orang sukses selalu jatuh bangun
dahulu sebelum mencapai puncak idaman. Itu seperti dari rumus
Tuhan.(hlm. 66)
- Kegagalanmu dalam ujian adalah satu kegagalan saja. Di baliknya, Tuhan sudah menyiapkan kemudahan-kemudahan. (hlm. 66)
- Hidup adalah proses, bukan sekedar sepintas kejadian! (hlm. 207)
- Kesepian adalah kutukan bagi seorang petualang. Kesendirian adalah hantu bagi seorang asing. (hlm. 213)
- Perempuan bukanlah mahluk lemah, sebaliknya, ia kuat dan mampu bertahan bagai karang di tengah ombak kehidupan. (hlm. 243)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar