Daftar Blog Saya

Kamis, 25 Mei 2017

Kutipan Among the Pink Poppies

Sekolah, kerja, menikah, punya anak, jadi tua, meninggal. Sudah. Hanya itukah arti hidupmu? (hlm. 5)

Apa pun alasannya, jangan pernah mendustai anak kecil. Mereka jauh lebih pintar daripada yang kamu bayangkan. Mereka tahu kalau dibohongi. Kamu bisa merusak kepercayaan anak itu, seumur hidupnya. (hlm. 44)

Beberapa kalimat favorit dalam buku ini:
  1. Kamu tidak harus melakukan jika enggan. (hlm. 78)
  2. Orang yang banyak didera kesedihan justru adalah orang yang selalu berusaha keras membuat orang lain bahagia. Karena mereka tahu, apa artinya hancur dan mereka tidak mau orang lain merasakan hal yang sama. Mereka tahu, marah, menangis bukan solusi. (hlm. 290)
  3. Jangan takut keluar dari dunia kita, yang penting kita tahu siapa yang kita hadapi. (hlm. 331)
  4. Pada akhirnya, yang paling dikenang dari hidup seseorang bukan penampilannya, bukan barang apa yang ia punyai, bukan juga kalimat-kalimat yang ia ucapkan. Tapi bagaimana mereka membuat kita merasa nyaman atau tidak dengan mereka. (hlm. 341-342)
  5. Jangan terlalu keras kepada dirimu sendiri. Berduka itu perlu waktu. Tidak bisa dipaksa. (hlm. 345)
  6. Kita tidak bisa mengotrol rasa. Dan tidak ada yang bisa menghakimi, bentuk berduka seperti apa yang paling baik bagi kita. (hlm. 345)
  7. Bukan ikatan darah yang dapat menjadikan sekelompok orang menjadi keluarga. Bukan di mana atau bangunan tertentu yang dapat disebut rumah. Tapi renjana yang ada ketika sekelompok orang bersama. Rasa saling memiliki, rasa saling berbagi, rasa saling ada. (hlm. 379)
  8. Sesuatu yang indah butuh proses, tapi itu tugas kita, membuat proses itu, sehingga yang indah menjadi kenyataan. Hidup kita tidak selalu mudah. (hlm. 520)
Banyak selipan sindiran halus dalam buku ini:
  1. Enggak pernah jadian, gimana bisa bubar? (hlm. 30)
  2. Kamu tuh ya, jomblo sok jual mahal. (hlm. 31)
  3. Jadi cewek tuh jangan sok milih-milih. Inget umur, nanti yang beres disamber cewek lain. (hlm. 31)
  4. Lebih baik sedini mereka tahu kenyataan hidup. Bukan hidup di dalam gelembung busa sabun yang setiap saat bisa pecah. (hlm. 65)
  5. Orang-orang zaman sekarang makin malas. (hlm. 88)
  6. Banyak anak-anak yang jadi ketergantungan ponsel dan melupakan hal-hal lain. (hlm. 125)
  7. Barangkali, namanya juga barang di dalam kali, siapa tahu cocok. Kalau kamu masih enggak suka, ya jangan dipaksa, anggap aja ketemu teman lama. Sekarang ketemu, besok udah lupa. (hlm. 133)
  8. Berteman aja nggak bisa dipaksa, apalagi jodoh. (hlm. 204)
  9. Tidak ada yang lebih brutal daripada antrean orang lapar. (hlm. 277)
  10. Orang dewasa harus belajar dari mereka, mendukung mereka meraih mimpi, bukannya memberi batasan. (hlm. 281)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar