“Ya. Aku lebih memilih menjadi single flower. Menjadi bunga yang mekar sendiri itu jauh lebih cantik ketimbang menjadi bunga bergerombol. Single flower punya kesan mahal dan elegan ketimbang saat digabung dengan bunga lain dalam rangkaian bouquet.” (hlm. 54)
Beberapa kalimat favorit dalam buku ini:
- Ketekunan itu tidak sia-sia. (hlm. 26)
- Perempuan sesungguhnya bisa sepenuhnya mandiri. Tidak harus melulu bergantung pada orang lain. (hlm. 52)
- Berprasangka itu yang baik. Ngomong juga tentang hal yang baik-baik saja. (hlm. 59)
- Cinta tumbuh karena alasan rasional. Kesepakatan dan komitmen. Bila ke depannya masalah, yang tidak beres adalah manusianya. (hlm. 86)
- Keberhasilan atau kesulitan dalam kehidupan adalah hasil dari segala upaya yang kita lakukan sendiri. (hlm. 104)
- Kedewasaan kadang diukur dari kemapuan menahan diri untuk tidak mengeluarkan kalimat-kalimat berpotensi menyakiti orang lain. (hlm. 110)
- Setiap manusia, punya jatah untuk melakukan banyak-banyak salah sewaktu masih muda, mengambil banyak-banyak keputusan keliru, dan banyak hal buruk lainnya. (hlm. 169)
- Pertama-tama, yang harus kamu lakuin adalah membuka diri. (hlm. 182)
Beberapa selipan sindiran halus dalam buku ini:
- Cinta hanyalah ilusi. Dan pesta pernikahan adalah tindakan sia-sia, mengambur-hamburkan uang belaka. (hlm. 2)
- Pada sebuah hal yang tak kamu sukai, tetap bersikaplah biasa. Tak hanya senyum yang kamu sunggingkan di bibir, tapi hatimu pun harus turut kamu paksa tersenyum. (hlm. 5)
- Hidup kadang butuh hal-hal ringan dan bahkan remeh-temeh seperti halnya kopi instan. (hlm. 7)
- Kehidupan manusia itu ya begitu; ada saat-saat bahagia, ada masa-masa pahit. Dalam pernikahan, fase pahit bila dihadapi dan dijalani berdua sih nggak apa-apa, tapi kenyataannya kan nggak. (hlm. 9)
- Barangkali wanita memang diciptaan dengan blue-print pola pikir sulit dimengerti, suka memaksakan kehendak, dan ujung-ujungnya selalu merasa paling benar. Bila tidak dituruti keinginannya, dia akan merajuk, la ngamuk dan ujung-ujungnya menangis. (hlm. 21)
- Kenapa perempuan senang sekali main kode-kodean? (hlm. 23)
- Jangan terlalu banyak pertanyaan. Laki-laki itu tak perlu banyak cakap – yang terpenting adalah tindakan. (hlm. 26)
- Laki-laki itu manusia yang sulit dipercaya. Seluruh perkataannya, kalau bukan gombal, ya omong kosong belaka. Perhatiin, berapa banyak perempuan digantung, dipacarin lama tapi nggak segera dilamar dan dinikahi? (hlm. 40)
- Cinta itu nggak melulu tentang laki-laki dan perempuan. (hlm. 40)
- Jangan banyak membuang waktu. (hlm. 70)
- Hidup memang tak pernah lepas dari masalah. (hlm. 77)
- Semua kisah cinta dengan jurang pembatas yang tajam menuai banyak masalah. (hlm. 77)
- Cinta itu menyatukan; tak memandang strata, tak memandang tingkat akademik, tak memandang status social. (hlm. 77)
- Sesungguhnya kebahagiaan itu tak abadi. Di balik gelak tawa, tak terhitung berapa kali pertengkaran dijalani, rasa cemburu yang membakar, posesif begitu meningkat, kecurigaan menjadikan hari-hari seperti penuh kerikil tajam untuk dilewati dan sebagainya. (hlm. 99)
- Apalah arti doa bila kamu tak melakukan apa-apa? (hlm. 105)
- Tindakan orang yang sedang jatuh cinta kadang tidak masuk akal, karena cinta sendiri adalah perihal di luar nalar. (hlm. 180)
- Cinta memang rumit. Bila sudah kadung datang, nggak bisa dihindari. Padahal waktunya kurang tepat, orangnya juga sangat salah. (hlm. 186)
- Diabaikan oleh orang yang disukai itu berat rasanya. (hlm. 227)
- Betapa mencintai seseorang bisa sedemikian menyakitkan. (hl. 231)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar