POLA REJEKI
Ada seseorang yg berusaha untuk hidup ngirit. Dia sedang berusaha
menabung, dan mengurangi pengeluaran termasuk menunda zakat dan sedekah !
Dia sering cek saldo, dan punya target angka khusus dg saldonya, setiap
pengeluarannya dipantau & hitung sebagai beban, pendeknya dia
berusaha untuk KIKIR.
Duarr... Beberapa bulan ini justru ujian finansial datang bertubi, diuji
dgn cobaan finansial, Allah "merampas"nya dgn cara yg sungguh diluar
dugaan.
Mulai dari harus betulkan rumah, yg nilai perbaikannya bagi dirinya
lumayan besar, bolak balik servis kendaraan, baik mobil/motor hingga
pengeluaran-pengeluaran kecil yg inensitasnya super-duper & diluar
nalar.
Disadarinyalah bahwa ini kejadian bukan sekali tetapi berkali kali, dan
polanya selalu sama: ketika berusaha untik "ngirit" termasuk menunda
kebiasaan berbagi.
Well..harta itu unik, justru berkembang ketika dia dialirkan, semakin
deras aliran keran dibawahnya maka semakin deras pula aliran diatasnya.
Adapun mengenai besarnya harta yg dimiliki, bukan dari seberapa besar
kita disiplin dalam mengatur pengeluarannya, tetapi dari seberapa besar
wadahnya, seberapa pantas kita mendapatkannya.
Ketika diri kita menjadi perantara atas rejeki orang lain salahsatunya,
dgn memberi baik kepada karyawan ataupun kepada yg membutuhkan, karena
ada hak mereka dalam harta kita, sebetulnya kita sudah memantaskan diri
untuk menerima lebih.
Boleh percaya atau tidak, saya simpulkan ada 2 pola terkait dgn REJEKI:
(1) bahwa jika kita tidak mengeluarkannya, maka Allah-lah yg dgn paksa
akan mengeluarkannya, hanya nilainya berbeda, yg pertama bernilai
pahala.
(2) harta tidak akan menumpuk ketika kita menimbunnya, tapi harta akan
semakin banyak ketika kita mengalirkannya & pantas untuk
memperolehnya,
Boleh percaya atau tidak,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar