Semoga kamu tau kenapa aku lebih suka menenggelamkan apa yang aku rasa,
kemudian aku layangkan setinggi-tingginya lewat doa. Hingga tak seorang
pun tau apa yang aku rasa, selain Sang Pemberi Rasa.
Menyulitkan memang harus menahan apa yang sangat ingin kita keluarkan.
Sakit memang harus membungkam apa yang seharusnya disampaikan.
Tapi mau bagaimana lagi, sungguh aku sangat takut jadi ceroboh.
Dengan mudah mengungkapkan apa yang aku rasa, kemudian kamu, dia, dan
mereka mengetahuinya.
Sedangkan untuk mengganti siang dan malam, mematikan dan menghidupkan
seisi dunia, memisahkan dan mempertemukan siapa saja Allah sangat mudah
melakukannya, apalagi sekedar mengubah rasa yang Dia titipkan.
Khawatir hari ini aku berbunga melihatmu, namun esok aku sudah tak ingin
mendengar namamu.
.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar