“Kalau monster memang jahat, lalu kenapa kami yang dianggap monster ini malah jadi objek penindasan? Sebenarnya yang monster itu siapa?” (hlm. 33)
“Tidak ada buruknya menjadi monster. Monster bukan perkara ‘rupa’, bukan juga masalah terlahir ‘berbeda’. Tidak masalah menjadi monster atau pahlawan, itu hanyalah sebutan. Tapi yang penting adalah bagaimana menerima diri apa adanya. Menerima segala yang ada pada diri seutuhnya. Menjadikannya anugerah.” (hlm. 304)
Banyak kalimat favorit dalam buku ini:
- Hanya anak-anak yang punya tawa sejati. (hlm. 35)
- Jangan marah, jangan sedih, jangan emosi. (hlm. 64)
- Ketakutan dan penolakan adalah musuh terbesarmu. Bebaskan perasaan itu. (hlm. 211)
- Bukan berarti kita bisa lengah, selalu ada kemungkinan-kemunginan yang mengejutkan. (hlm. 249)
- Mungkin tidak ada kebetulan di dunia ini. Mungkin memang ada koneksi yang membuat kebetulan-kebetulan itu terjadi. (hlm. 267-268)
- Saat berada di ujung kematian, yang tertinggal hanya insting mempertahankan hidup. (hlm. 277)
- Hidup semua orang berbeda, semua orang berhak memilih meskipun pilihan itu melukai yang lainnya. (hlm. 294)
- Setiap orang punya jalan hidupnya sendiri. (hlm. 294)
- Kenangan membuat merinding. (hlm. 20)
- Kamu jangan buang-buang waktu. (hlm. 33)
- Mau difoto berapa kali juga mukamu nggak akan berubah. (hlm. 71)
- Jangan mudah percaya pada orang lain. (hlm. 127)
- Pria sejati harus kuat. Tidak boleh cengeng. (hlm. 225)
- Jangan berakting seakan kau patah hati. (hlm. 265)
- Beberapa orang punya sifat yang buruk. (hlm. 292)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar