Daftar Blog Saya

Selasa, 12 September 2017

Rindu yang Bertemu

Apa yang lebih indah dari rindu yang menuai temu?
Apa yang lebih membahagiakan dari harapan yang sejalan dengan realita?
Aku tak mengerti bagaimana cara kerja semesta dalam memberikan sebuah kejutan. Hari ini saat asaku hampir pudar tergerus waktu, ia datang. Seseorang yang selama ini aku perhatikan dalam diam, yang secara diam-diam menetap di hatiku, yang menjadi rahasia terbesarku dan yang hari ini aku rindukan, duduk di hadapanku.
Ini adalah jarak terdekat antara aku dengannya. Pakaiannya yang basah dan tangannya yang dingin tak mengubah tatapan matanya yang selalu berhasil mengurungku. Akhirnya, kami berkenalan secara resmi. Dia menyebutkan namanya dan aku menyebutkan namaku disertai dengan jabat tangan. Ya Tuhan, terima kasih sudah memberikan hujan hari ini.
Cukup lama, hanya suara hujan yang menemani kesunyian kami. Aku sibuk menyembunyikan wajahku yang memerah karena tatapannya yang menusukku tanpa ampun. Sampai akhirnya, aku pasrah dan memberanikan diri membuka pembicaraan “Basah semua ya?” Wajahku semakin memerah karena malu, ketika aku sadari itu adalah pertanyaan terbodoh yang ditanyakan oleh orang yang baru bertemu kembali.
Lalu, dia tersenyum. Ya Tuhan, aku memang merindukan senyum itu tetapi tolong jangan sekarang. Seketika semuanya hening bahkan aku tak mendengar apa yang dia katakan. Melihat isyaratku yang seperti tak mendengar, ia mengulangi ucapannya sekali lagi. “Kamu apa kabar?” masih dengan senyuman yang sama. Aku mengatur napasku sedemikian rupa agar tak lagi terdengar bodoh “Baik-baik saja, kamu bagaimana?” Kali ini aku sudah bisa tersenyum.
Dinginnya hujan dan pendingin ruangan tak membuatku menggigil seperti biasanya, malam ini ada kehangatan yang kembali aku rasakan lewat setiap kata yang diucapkannya. Perlahan, kecanggungan di antara kami menghilang. Tawanya, senyumnya bahkan setiap bahasa tubuhnya masih bisa aku kenali dengan baik. Semua masih sama seperti yang telah terekam dalam ingatanku.
Hingga hujan reda, masih belum ada di antara kami yang ingin menyudahi pertemuan ini. Malam yang semakin larut pun tak berhasil mengusir kami dari tempat ini. Dalam hati, aku khawatir jika setelah ini tak ada kesempatan bertemu lagi dengannya seperti hari-hari yang lalu.
Tak banyak yang kami bicarakan, entah karena waktu yang singkat atau hening yang berkali-kali menguasai. Pertemuan kami diakhiri setelah sama-sama menyadari bahwa besok masih ada tanggung jawab yang harus kami kerjakan. Kami keluar pintu restoran bersama-sama menuju kendaraan masing-masing. Dari dalam mobil, aku masih memperhatikan dia yang bersiap-siap pergi. Setelah menoleh dan melambai ke arahku dia pun melajukan sepeda motornya. Aku masih tertegun, tersenyum bahagia.
Malam ini, rinduku menuai temu.
Harapanku tak lagi angan-angan belaka.
Indahku telah menemui waktunya.
Sampai jumpa lagi, Arlan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar