Daftar Blog Saya

Minggu, 07 Mei 2017

Perasaan



Masih kurahasiakan sebuah perasaan
Sebuah rasa yg hanya aku dan Rabbku yg tahu
Diam diam aku mengadu padaNya di tiap doaku

Andai dapat kuputar waktu dimana aku bisa lebih dulu mengenalmu
Ataukan dapat kumajukan waktu dimana aku bisa melihat masa depanku bersamamu

Semua kuserahkan padaNya
Aku senantiasa menanti waktu
Aku bahkan takkan pernah tahu siapa yang duluan menjemput
Akankah maut ataukah jodoh

Kupersiapkan diriku
Memperbaiki diri, menjaga hati, menjaga diri tuk segala kemungkinan yang terjadi

Masih kutanamkan doaku untuk dipertemukan belahan jiwa
Semoga jiwa kelam ini bisa tergantikan oleh ketentraman dan warna cerita cinta

Jika jodoh yg menjemput aku berharap dia yang selalu aku doakan
Seseorang yang juga mendoakanku untuk segera dipertemukan
Doa doaku tetap terpatri
Tapi usahaku untuk dapatkanmu adalah dengan sebaris puisi yang kuuntaikan kepadaNya

Mungkin tak dapat kau dengar dan rasakan
Biarlah..
Aku percaya takdir Tuhan itu yang terbaik
Hanya saja perlu kau tahu
Aku tetap menuggumu.. 

 “Ya Allah, jika dia tidak dikehendaki untukku, ku mohon hapuskanlah segala rasaku”

Terkadang, kalimat itulah yg ku pinta dalam sebagian do'a
Allah pasti mendengarnya, hanya saja Allah tentu punya rencana yang indah

Jujur saja, aku merasa sangat lelah
Aku terlalu dipermainkan oleh perasaanku sendiri
Kadang ingin tetap bertahan, kadang juga ingin berhenti
Kadang ingin menjauh pergi, tapi naluri meminta berjuang lagi
Padahal nyatanya, aku kembali berhenti di dalam duka seperti ini
Untuk kesekian kali, lagi, dan lagi

Aku tidak ingin mencintainya, jika pada akhirnya aku harus terluka
Aku tidak ingin mencintainya, jika pada akhirnya aku tidak bersamanya
Meski terkadang orang bilang, cinta yang tulus tak perlu balasan
Tapi rasanya itu semua hanyalah kebohongan
Siapapun, pasti ingin cintanya terbalaskan
Meski hanya sekedar mendapat pengakuan tanpa mampu digenggam

Kenapa aku harus mencintainya?
Kenapa aku harus menyayanginya?
Kenapa aku harus menginginkannya?
Kenapa aku harus selalu memikirkannya?
Kenapa rasa itu harus ada untuknya?
Sementara dia? Sama sekali tidak turut merasakannya

Aku bosan berteman dengan duka
Aku lelah menangis dalam asa
Aku ingin bahagia, sama seperti yang lainnya
Aku ingin cintaku utuh hanya untuk Allah semata
Sampai kapan aku harus berada dalam titik ujian?
Sampai berapa lama lagi aku hidup dengan penderitaan?
Tak pantaskah aku merasakan ketenangan?

Pertanyaan itulah yang selalu bergelut dalam fikiran kala hati mulai dipenuhi rasa sesak dan luka yang cukup menyayat
Aku terlalu banyak dikelilingi pertanyaan yg sebenarnya tidak pantas ku pertanyakan
Aku cukup sadar setelah aku merasa tenang, bahwa semua itu hanya sekedar emosi sesaat,
Sedikit luapan atas setumpuk beban yg tak sanggup lagi ku tahan

Seketika nuraniku mengatakan bahwa aku harus banyak belajar
Entah itu belajar menerimima kenyataan,
Atau bersabar dalam menjadi pemeran skenario Tuhan
Untuk apapun itu, kelak pasti akan ku temukan jalan
Entah akan berujung kepadanya, atau seseorang yg lebih baik darinya

Meski hati menginginkan dia untuk melabuhkan rasa
Tetapi jika Allah tidak menghendaki, aku bisa apa?

Dulu, aku memang memiliki rasa padamu
Rindu juga cemburu menjadi satu karenamu
Senyum juga tatapanmu membuatku luluh
Bahkan, hatiku tak pernah berdetak sewajarnya saat didekatmu

Dulu, aku merasa dihantui dengan rasa yang ada
Rindu seketika menjadi pilu saat dipendam
Cemburu menjadi api yang membakar
Semua berkolaborasi menghancurkan

Dulu, ada dua hal yang harus ku pilih
Aku yang terus menerus merasa sakit karena bahagiamu bukanlah aku
Ataukah mencoba kau mengerti akan rasaku

Kau tau apa yang ku pilih?
Pilihanku selalu sama dengan mengikhlasi
Tak memaksa perasaanmu untuk memahami
Aku tak egois hanya memikirkan diri sendiri
Karena, bahagiamu berada diatas rasa ini

Aku selalu membunuh rasa itu dengan sengaja
Bahkan dengan cara memaksa
Namun semuanya sia"
Aku malah terluka

Aku tak berputus asa
Ku coba membunuhnya dengan perlahan
Hingga rasaku padamu sekarang hilang
Walau berbekas kenangan

Aku merelakanmu pada sang waktu
Dan, berdo'a pada Rabb-ku
Semoga kau bahagia selalu
Walau alasannya bukanlah aku

Aku melupakanmu karena ini semua tak baik bagiku
Dan, juga kau bahagia tanpaku
Aku takut terbuai hingga jauh dari Rabb-ku
Ku pilih melupakan dengan mengikhlasimu
 

"Memang, melupakan bukanlah hal yang mudah
Namun, pasti bisa dilakukan walau perlahan
Dekatkanlah diri pada-Nya
Agar dipermudah kejalan-Nya
Yang tak terus-menerus berharap pada ciptaan-Nya"


 


 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar