eberapa kalimat favorit dalam buku ini:
- Di balik laki-laki hebat, selalu ada perempuan-perempuan hebat. (hlm. 158)
- Sabar ya, rezeki mah nggak kemana. (hlm. 221)
- Cinta tidak bisa memilih. Kalau mau tahu, cinta itu bukan dilihat, tapi dirasakan. (hlm. 231)
- Kuliah semester akhir dan bergelut sama skripsi bikin stress. Dosen susah banget dimintain ACC, ada aja yang kurang. Tanda baca salah satu doang, langsung ngambek. Boro-boro dibaca selanjutnya. Padahal tinggal sedikit lagi, bisa langsung ke kesimpulan. (hlm. 15)
- Bandung yang dulu bukanlah yang sekarang. (hlm. 21)
- Namanya juga mahasiswa, yang gratisan selalu terasa istimewa. (hlm. 22)
- Udah lah, resign aja kalau memang enggak betah kerja di sana. (hlm. 26)
- Udah sayang-sayangnya, jalan ke mana-mana bareng, apa-apa saling bayarin, ujungnya putus. (hlm. 32)
- Barang kan bermanfaat kalau dipakai, kalau dipajang gini nggak ada manfaatnya. (hlm. 46)
- Dibandingin sama Kendall. Siapa pun kebanting, lah, kalau dibandingin sama dia mah. (hlm. 49)
- Mana ada laki-laki normal yang sama sekali enggak pernah pacaran dengan serius seumur hidupnya? (hlm. 51)
- Ngapain dipacarin kalau nggak suka? (hlm. 51)
- Penting mana kesehatan dan nyawa lo kalau dibandingin sama duit? (hlm. 53)
- Murah amat harga diri lo ya? Permen yupi gini udah bisa bikin lo senyum. (hlm. 63)
- Gue nggak bisa bohog, takut kualat. (hlm. 76)
- Dasar laki-laki! Enggak ada peka-pekanya! (hlm. 103)
- Gue beneran salut sama betis cewek yang kuat berdiri lama buat belanja. (hlm. 107)
- Mending diajak nikah muda. Biar nggak banyak dosa. (hlm. 141)
- Apa sedang banyak orang yang lagi cemburu hari ini sehingga mereka butuh jus untuk mendinginkan hati? (hlm. 154)
- Barang baru terasa berharga kalau udah hilang atau direbut orang. (hlm. 160)
- Orang marah rentan kehilangan akalnya, dan memungkinkan dia untuk melakukan hal-hal di luar batas. (hlm. 180)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar