Daftar Blog Saya

Minggu, 11 Maret 2018

Kutipan Your Lies

Jangan fokus sama kerjaan melulu. Enjoy your life, cari pacar, jalan. (hlm. 32)

eberapa kalimat favorit dalam buku ini:
  1. Di balik laki-laki hebat, selalu ada perempuan-perempuan hebat. (hlm. 158)
  2. Sabar ya, rezeki mah nggak kemana. (hlm. 221)
  3. Cinta tidak bisa memilih. Kalau mau tahu, cinta itu bukan dilihat, tapi dirasakan. (hlm. 231)
Banyak selipan sindiran halus dalam buku ini:
  1. Kuliah semester akhir dan bergelut sama skripsi bikin stress. Dosen susah banget dimintain ACC, ada aja yang kurang. Tanda baca salah satu doang, langsung ngambek. Boro-boro dibaca selanjutnya. Padahal tinggal sedikit lagi, bisa langsung ke kesimpulan. (hlm. 15)
  2. Bandung yang dulu bukanlah yang sekarang. (hlm. 21)
  3. Namanya juga mahasiswa, yang gratisan selalu terasa istimewa. (hlm. 22)
  4. Udah lah, resign aja kalau memang enggak betah kerja di sana. (hlm. 26)
  5. Udah sayang-sayangnya, jalan ke mana-mana bareng, apa-apa saling bayarin, ujungnya putus. (hlm. 32)
  6. Barang kan bermanfaat kalau dipakai, kalau dipajang gini nggak ada manfaatnya. (hlm. 46)
  7. Dibandingin sama Kendall. Siapa pun kebanting, lah, kalau dibandingin sama dia mah. (hlm. 49)
  8. Mana ada laki-laki normal yang sama sekali enggak pernah pacaran dengan serius seumur hidupnya? (hlm. 51)
  9. Ngapain dipacarin kalau nggak suka? (hlm. 51)
  10. Penting mana kesehatan dan nyawa lo kalau dibandingin sama duit? (hlm. 53)
  11. Murah amat harga diri lo ya? Permen yupi gini udah bisa bikin lo senyum. (hlm. 63)
  12. Gue nggak bisa bohog, takut kualat. (hlm. 76)
  13. Dasar laki-laki! Enggak ada peka-pekanya! (hlm. 103)
  14. Gue beneran salut sama betis cewek yang kuat berdiri lama buat belanja. (hlm. 107)
  15. Mending diajak nikah muda. Biar nggak banyak dosa. (hlm. 141)
  16. Apa sedang banyak orang yang lagi cemburu hari ini sehingga mereka butuh jus untuk mendinginkan hati? (hlm. 154)
  17. Barang baru terasa berharga kalau udah hilang atau direbut orang. (hlm. 160)
  18. Orang marah rentan kehilangan akalnya, dan memungkinkan dia untuk melakukan hal-hal di luar batas. (hlm. 180)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar