Daftar Blog Saya

Rabu, 29 November 2017

Diskriminasi, Ojo Dumeh, Hukum Alam, dan Lainnya

Puisi-puisi Thoha Muntaha (Republika, 26 November 2017)
Diskriminasi, Ojo Dumeh, Hukum Alam, dan Lainnya ilustrasi Google.jpg
Diskriminasi, Ojo Dumeh, Hukum Alam, dan Lainnya ilustrasi Google

“DISKRIMINASI”


Marginalisasi wong cilik sering hadir menyertai libido kekuasaan
Ruang kreasinya ditekan
Pasar bebas adalah firman
Pemodal menjelma sebagai tuhan
Penguasa sekedar jongos suruhan

Hedonisme dipaksa menjadi gaya hidup
Keadilan hanya terdengar sayupsayup
Partai politik kerap menjadi mantel orang korup
Cahaya hukum makin meredup
Sementara wong cilik tetap basah kuyup.

“OJO DUMEH”


Katakan “Akulah Rupiah”
Kepada Ku kalian menyembah

Sejurus kemudian jidat menghitam bersujud pada Rupiah kuasa Alam

“Mobilku mewah, rumahku megah
Sekali lirik semua menyerah” ujar jamaah Rupiah

Namun saat terengah karena malnutrisi
Rupiah yang dipuji tak bertaji

Mereka berteriak “Mana kuasamu hai Rupiah”
Semua terlambat saat jasad berkalang tanah

“Sangkan paraning dumadi”
Bermula dari kesetiaan zat padat, cair dan urai untuk saling menyatu
Lalu bertarung, menang kemudian berenang menggapai telur bulu perindu
Sejengkal kemudian bertiup ruh kehidupan dalam mahkota hulu
Dendang mijil, kinanti, sinom, asmaradhana, hingga megatruh saling memandu

Demikianlah narasi tiap diri
Kepada Nya diri kembali
Kasih Sayang Nya senantiasa menyertai
Ilahi, Engkaulah tujuan abadi, Ridlo-Mu selalu dinanti

“HUKUM ALAM”


Sabda Alam telah sepakat
Bahwa siapa berbuat, siap pula akibat
Kreativitas dan improvisasi adalah modal
Keberanian mengeksekusi laku profesional
Melayani sepenuh hati
Adalah semangat dan ekspresi sehari-hari
Ingat…alam senantiasa tersenyum
Jika manusia santun dan taat hukum

“EKSPRESI”


Hadir menyertai manusia organ lihat, dengar dan rasa
Setia menerima lalu mengelola dan mengekspresikan ragam berita
Jadilah ia mahluk mulia
Berkomunikasi dengan banyak bahasa
Gerak tubuh dan mimik wajah
Bisa dipindai arah dlolalah atau hidayah
Mendidiknya untuk jujur
Berbuah hidup makmur
Membimbingnya untuk Taat
Menuai banyak manfaat
Wajah nan teduh
Lapang rasa tanpa keluh

Membiarkannya bergerak liar
Membuat rasa senantiasa dikejarkejar
Membalutnya dengan laku maksiat
Menuai banyak madlorot
Wajah keruh nan lusuh
Beban berat tubuh berpeluh

THOHA MUNTAHA, Pesantren Minhajut Thullab Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar