Daftar Blog Saya

Minggu, 22 Oktober 2017

Kutipan Sophismata

Berapa harga yang harus dibayar demi sebuah cita-cita? (hlm. 7)

Banyak kalimat favorit dalam buku ini:
  1. Selalu menyenangkan bersama sosok yang familier. (hlm. 31)
  2. Membuat kue memang bikin senang, ya? Menghilangkan stress. (hlm. 81)
  3. Terkadang mungkin memang kita harus bekerja sampai busuk dulu untuk mencapai sesuatu. (hlm. 109)
  4. Mengenang masa lalu selalu menyenangkan. (hlm. 132)
  5. Kalau berhasil bikin wanita tertawa, berarti kamu berhasil membuat dia menyukaimu. (hlm. 161)
  6. Semua hal selalu berakhir baik-baik saja. Kalau belum baik, berarti itu belum akhirnya. (hlm. 166)
  7. Selalu kerjakan segala sesuatu sampai tuntas. (hlm. 167)
  8. Semua kerjaan, semenyenangkan apa pun, pasti ada satu titik akan melelahkan. (hlm. 201)
  9. Apa pun dan siapa pun yang berjodoh selalu bisa menemukan jalan menuju satu sama lain. (hlm. 217)
  10. Belajar bisa dari banyak orang. (hlm. 227)
  11. Kita semua punya peran dan kita boleh memilih. (hlm. 266)
Banyak juga selipan sindiran halus dalam buku ini:
  1. Politik adalah tempat kepentingan yang berbeda-beda diakomodir. Seperti memiliki satu pizza yang hendak dimakan banyak orang. Potongan-potongannya dibagikan ke sana-sini. (hlm. 10)
  2. Menciptakan perubahan jauh lebih mudah dilakukan buka ketika kita punya uang, melainkan ketika kita punya kekuatan. (hlm. 17)
  3. Nggak semua hal itu hitam dan putih lah. (hlm. 26)
  4. Kalau sudah kacau lebih baik dikacaukan sekalian. (hlm. 89)
  5. Perempuan kan bukan aksesori. Tapi kadang mereka sendiri sih yang membuat seolah-olah perempuan itu cuma aksesori. (hlm. 105)
  6. Gue lagi pusing mikirin Negara nih, lo masih aja mikirin ketoprak. (hlm. 121)
  7. Dasar manusia, semakin dilarang semakin ingin dilakukan. (hlm. 135)
  8. Katanya, orang yang jatuh cinta dan patah hati suka melakukan hal-hal yang tidak waras. (hlm. 150)
  9. Kita bisa mencapai apa yang kita mau tanpa kehilangan integritas, tapi butuh usaha yang lebih keras. (hlm. 180)
  10. Wajar kalau mengeluh. Kita manusia kan memang begitu. (hlm. 181)
  11. Kalau memilih benar-benar bisa membuat perubahan, mereka nggak akan membolehkan kita melakukannya. (hlm. 197)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar