Beberapa kalimat favorit dalam buku ini:
- Kalau kamu merasa bodoh, berarti kamu sedang melakukan hal yang benar. (hlm. 88)
- Kadang, lebih susah mencari tahu apa yang sebenarnya diri kita inginkan, daripada mencari tahu apa yang orang lain inginkan dari kita. (hlm. 91)
- Semua manusia memiliki potensi masing-masing dan kamu nggak bisa memaksakan seseorang untuk harus mengikuti standar tertentu yang sudah dibuat orang lain. (hlm. 118)
- Kita tidak akan pernah tahu ke mana hidup membawa kita. (hlm. 159)
Beberapa selipan sindiran halus dalam buku ini:
- Kamu itu cuma bijak –atau sok bijak- kalau ada maunya. (hlm. 17)
- Siapa suruh bikin seragam ketat kayak di anime-anime gitu? Bikin cowok jadi ketar-ketir. (hlm. 17)
- Hampir semua pecandu berawal dari coba-coba. (hlm. 33)
- Ada banyak kerugian dalam mencoba hal baru; karena itu kita mencobakan obat-obatan dan kosmetik pada kelinci. (hlm. 33)
- Orang paling masokastik di dunia adalah orang yang masih berani mencintai walaupun hatinya tergores-gore. (hlm. 37)
- Semua anak baru ingin pacaran dengan senior. (hlm. 41)
- Kita harus mengakui bahwa kita hanya kebetulan saja berjalan tegak dengan dua kaki, namun kita selalu punya sifat kehewanan dalam otak kita yang (katanya) besar. (hlm. 46)
- Batas antara naksir dan jijik tipis adanya. (hlm. 48)
- Kita hidup di masa ketika batasan benar dan salah dikaburkan oleh perasaan dan hormon. (hlm. 74)
- Jadi manusia bebas itu adalah menjadi diri sendiri dan tidak terbebani standar orang lain, sekaligus menghormati mahluk lain dalam upaya mereka untuk jadi diri mereka sendiri. Tidak mengusik, tidak diusik. Tak ada yang dirugikan. (hlm. 89)
- Semua manusia akan bertemu jodohnya, yang akan hidup bersama mereka seumur hidup. Tapi memiliki cinta sejati berupa hobi itu berbeda. Hal-hal seperti itu membuatmu merasa hidup sepenuh-penuhnya. Kamu jadi punya harapan dan pegangan yang tak bisa mematahkan hatimu atau berselingkuh darimu. (hlm. 93)
- Bakso kaki lima biasa memang merupakan makanan terenak di dunia kalau kamu sudah kelaparan seminggu. (hlm. 95)
- Kalau sesuatu sifatnya merusak, maka tidak seharusnya kamu menganggapnya penting. Kamu semakin nggak waras sejak jatuh cinta sama dia. Lepaskan saja. (hlm. 162)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar