Daftar Blog Saya

Sabtu, 12 Agustus 2017

Time Will Tell

“Hidup itu tentang belajar menari di tengah badai.” (hlm. 173)

Beberapa kalimat favorit dalam buku ini:
  1. Ikutin perasaan lo, kalo lo ngerasa khawatir, ya pulang. (hlm. 72)
  2. Tidak ada salahnya dicoba. (hlm. 120)
  3. Cinta memang perlu diperjuangkan. Kalau memang itu adalah cinta. (hlm. 174)
  4. Kita nggak pernah tahu itu apa sampai kita ketemu orang yang tepat untuk memberi tahu kita apa itu cinta. (hlm. 174)
  5. Jangan ngaku jatuh cinta kalau nggak mau terdengar bodoh. (hlm. 189)
Beberapa selipan sindiran halus dalam buku ini:

  1. Ketika seorang perempuan jatuh cinta, ia akan menjadi pemaaf. Bukan begitu? (hlm. 39)
  2. Kalau pertanyaan ‘kapan kawin’ emang pertanyaan standar, cuekin aja. Nggak usah dipikir. (hlm. 66)
  3. Reuni keluarga itu nggak baik untuk kesehatan mental bagi para lajang. (hlm. 83)
  4. Perempuan, kalian sekolah tinggi hanya untuk menjadi istri seseorang. (hlm. 108)
  5. Nggak ada orang yang bisa mencintai apa adanya. (hlm. 109)
  6. Dasar laki-laki. Kalian adalah buaya darat berbulu domba. (hlm. 114)
  7. Ada kode etik di antara sahabat untuk tidak saling jatuh cinta. (hlm. 116)
  8. Nggak ada gunanya terlihat berbakat tapi jomblo. (hlm. 120)
  9. Patah hati adalah hal biasa. Karma buruk baru luar biasa. (hlm. 125)
  10. Pacaran dengan sahabat adalah hal yang mungkin. Tapi, bersahabat dengan mantan pacar, itu baru tantangannya. (hlm. 133)
  11. Pria memang brengsek, itu karena mereka kurang pintar untuk melakukan hal yang benar. (hlm. 137)
  12. Cinta memang membuat orang menjadi bodoh. (hlm. 148)
  13. Lebih baik patah hati daripada menikah dengan pria yang salah. (hlm. 149)
  14. Nggak semua laki-laki suka dengan perempuan yang hanya memiliki sedikit lemak. (hlm. 169)
  15. Urusan cinta memang tidak terlepas dari gengsi. (hlm. 211)
  16. Cinta bukan ilusi. Cinta hanya membutuhkan orang yang tepat. (hlm. 236)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar