Daftar Blog Saya

Senin, 17 Juli 2017

Kutipan Dear Me

Ketika kalian sukses, rasa cemas mengenai kehiupan kalian akan menguap dan mereka menerima pilihan kalian. Untuk sekarang, kalian turuti saja kemauan orang tua, jika mereka tetap ngotot pada rencana mereka. Melangkahlah selangkah demi selangkah menuju impian kalian sehingga saat dewasa dan mereka masih ada, kalian bisa menghadiahkan kebahagiaan pada mereka. (hlm. 17)

Beberapa kalimat favorit dalam buku ini:
  1. Tidak ada siapa pun yang bisa menebak hari esok. (hlm. 18)
  2. Temukan passion dan bersungguh-sungguhlah. Tak ada yang sia-sia untuk tidak menyerah. Tuhan selalu memberi hadiah untuk setiap usaha. (hlm. 18)
  3. Cinta itu diperjuangkan. (hlm. 32)
  4. Jika kau tidak fokus pada impian sejak dini, kau hanya akan menjadi bintang di masa depan dan orang-orang si sekitar akan menjauh sendiri. Tapi, ketika kau menjadi emas di masa depan, orang-orang dari masa lalu atau baru akan lengket bak ditarik magnet. (hlm. 38)
  5. Apa pun yang kalian cita-citakan, jika kalian yakin bisa berhasil di bidang itu, perjuangkan dan buktikan pada diri sendiri kalau kalian mampu. (hlm. 135)
  6. Tuhan selalu memberi hadiah untuk yang tidak pernah menyerah. Akan selalu ada penghargaan Tuhan bagi hamba-Nya yang sungguh-sungguh. (hlm. 135)
  7. Jaga diri, hati-hati dan selalu ingat Tuhan. (hlm. 156)
  8. Perjuangkan cintamu sebagaimana kau berjuang untuk hidup dan diri sendiri. (hlm. 174)
Beberapa kalimat sindiran halus dalam buku ini:
  1. Hidup tidak sejalan dengan rencana indah. (hlm. 6)
  2. Ketika sendirian dan memiliki waktu luang, otak selalu nyasar ke masa yang telah lewat dan mencuatkan kata seandainya. (hlm. 9)
  3. Rasa suka memang menimbulkan keberanian bahkan untuk hal yang tidak disukai atau mustahil. (hlm. 33)
  4. Orang dewasa butuh meluangkan pandangan, tidak selalu mereka yang benar, kan? Bahkan kalau pelajaran didapatkan dari anak kecil pun orang dewasa harus menerima. (hlm. 48)
  5. Tidak boleh ada penyesalan di masa depan. Karena itu, kita melaju dengan nekat, bukan? (hlm. 80)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar